Mobil Listrik: Hybrid, PHEV, dan BEV serta Perbedaannya

Konten dari Pengguna
20 Mei 2021 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. (Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. (Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Industri kendaraan elektrifikasi saat ini mulai berkembang, termasuk di Indonesia. Beberapa pabrikan-pabrikan otomotif mulai gencar memproduksi kendaraan elektrifikasi seperti mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Ini imbas dari visi pemerintah yang berupaya mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca.
Salah satunya adalah meningkatkan jumlah kendaraan listrik, di mana tahun 2025 diharapkan 20 persen populasi kendaraan di Indonesia sudah berbasis listrik.

Jenis Mobil Listrik

Berbicara kendaraan listrik, ada 3 jenis mobil listrik yang perlu Anda ketahui sebelum mulai meliriknya. Ketiga jenis mobil tersebut adalah Hybrid, Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV)
Jika Anda penasaran dengan maksud ketiga jenis mobil listrik itu, berikut ini adalah penjelasannya dikutip dari kumparanOTO.
1. Mobil Hybrid
Toyota C-HR, salah satu contoh mobil hybrid. (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
Jenis pertama adalah mobil listrik yang disebut dengan mobil hybrid. Jenis mobil ini mengedepankan sistem kerja yang menggabungkan motor listrik dan mesin pembakaran internal.
ADVERTISEMENT
Keduanya bekerja secara paralel, memungkinkan kombinasinya beroperasi secara berdampingan.
Pada mesin mobil hybrid, tenaga yang dihasilkan berperan untuk memberikan tambahan daya ke motor listrik.
Secara paralel, mesin ini berfungsi sebagai generator dan mengubah tenaganya menjadi energi listrik yang tersimpan di baterai.
Ketika memasuki akselerasi awal atau melaju konstan, di sinilah motor listrik akan bekerja.
Mode listrik penuh akan diaktifkan untuk mengeluarkan akselerasi yang halus serta hening. Ini juga yang membuat konsumsi BBM menjadi lebih efisien.
Ketika didorong untuk melakukan percepatan, mesin ikut bekerja untuk memberikan tenaga dan daya tambahan kepada motor listrik dan baterai. Mode hybrid pun bekerja pada saat ini terjadi.
Jika daya baterai sedang dalam kondisi kurang, mesin akan tetap bekerja. Saat ini terjadi, mode mesin yang akan bekerja sehingga mesin dapat menyala sendiri secara tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil riset dari Kementerian Perindustrian dan sejumlah universitas, mobil hybrid memiliki keunggulan dari sisi efisiensi. Mobil listrik disebutkan mampu meningkatkan efisiensi hingga 49 persen.
2. Plug-in Hybrid Vehicle (PHEV)
Toyota Prius merupakan salah satu kendaraan listrik jenis PHEV. (Foto: dok. Toyota Astra Motor)
Selanjutnya, ada mobil listrik berjenis Plug-in Hybrid Vehicle (PHEV). Jenis ini merupakan turunan dari mobil hybrid yang cara kerjanya sebenarnya sama. Perbedaan antara keduanya terletak pada kapasitas baterainya.
Pada mobil hybrid, tenaga tambahan dapat diberikan oleh mesin maupun energi kinetik. Sedangkan PHEV, tenaga tambahan dipasok dengan mencolokkannya ke sumber listrik.
Melalui sistem plug-in, jenis PHEV memungkinkan pengurangan ketergantungan terhadap bahan bakar. Pengguna mobil listrik jenis ini dapat bergantung pada daya listrik saja.
Menyoal kapasitas baterai, PHEV memiliki ruang penyimpanan daya yang lebih besar dari hybrid yaitu 8 hingga 13 kWh. Mobil PHEV bisa melaju sejauh 55 kilometer dengan mengandalkan mode EV.
ADVERTISEMENT
Jika baterai habis, listrik dapat diisi lagi dengan perangkat pengisian daya atau charger. Mesin juga dapat memutar generatornya sehingga menghasilkan listrik yang disimpan di baterai.
Berdasarkan hasil riset, konsumsi bahan bakar mobil PHEV tercatat lebih efisien hingga 74 persen.
3. Battery Electric Vehicle (BEV)
Salah satu mobil listrik murni atau BEV, Lexus UX 300e. (Foto: Muhammad Ikbal/kumparan)
Jenis terakhir yaitu Battery Electric Vehicle (BEV). Mobil listrik pada jenis ini merupakan kendaraan listrik murni tanpa adanya mesin pembakaran internal.
Untuk menggerakkan mesinnya, BEV hanya bergantung pada mobil listrik dan baterai yang dayanya diisi dengan cara plug-in. Artinya, mobil ini benar-benar tidak menggunakan bahan bakar.
Dengan bergantung hanya kepada listrik, tentu ini masih menjadi kelemahan bila digunakan di Indonesia.
Sebab Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) masih sangat terbatas dibanding Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dapat dijumpai di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ketika membeli mobil listrik BEV Anda sudah difasilitasi perangkat pengisian daya. Namun, proses pengisian daya baterai mobil di rumah akan memakan daya listrik yang cukup besar.
Jika dikalkulasikan, untuk mencapai daya jelajah 250 km, baterai mobil harus mencapai kapasitas besar yang mencapai 42,2 kWh. Pengisian daya baterai secara cepat tentu akan sangat menguras daya listrik rumah Anda.
Oleh karenanya, pengisian daya listrik mobil BEV idealnya dilakukan di stasiun pengisian umum berdaya listrik besar seperti yang tersedia di mal, dealer, atau gedung kantor.
Itulah penjelasan mengenai 3 jenis mobil listrik. Bila berniat membeli mobil listrik, penting untuk Anda mempertimbangkan jenis mana yang hendak Anda pilih. (RAS)