Sejarah Tol Cikampek dan Perkembangannya

Konten dari Pengguna
7 Juli 2022 12:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kendaraan pemudik terjebak macet di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Minggu (9/6) malam. Foto: ANTARA FOTO/AGUS
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan pemudik terjebak macet di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Minggu (9/6) malam. Foto: ANTARA FOTO/AGUS
ADVERTISEMENT
Sejarah Tol Cikampek memiliki perjalanan yang cukup panjang. Tol yang menghubungkan kawasan Jakarta dan Cikampek ini menjadi salah satu infrastruktur penopang perekonomian khususnya kawasan Jakarta dan Pantura.
ADVERTISEMENT
Tol Cikampek merupakan bagian dari Tol Trans Jawa. Dikutip dari laman kumparanNEWS, Tol Trans Jawa dapat dikatakan sebagai tol terpanjang di Indonesia. Tol ini memiliki panjang lebih dari 1.000 kilometer membentang dari Merak hingga Probolinggo. Tol Trans Jawa diresmikan pada tahun 2018 lalu.
Bagi beberapa pengguna, tol ini membawa manfaat yang cukup besar. Salah satunya adalah para pelancong dapat menghemat waktu perjalanan hingga 50% dari waktu biasanya.
Lalu, bagaimana sejarah Tol Cikampek dan perkembangannya? Berikut ini adalah ulasannya.

Perkembangan dan Sejarah Tol Cikampek

Ilustrasi Tol Jakarta-Cikampek. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Mengutip laman Jasamarga, Tol Jakarta Cikampek memiliki panjang 83 kilometer. Tol ini telah dioperasionalkan sejak tahun 1988. Tol Jakarta Cikampek menjadi salah satu infrastruktur penting nasional yang menjadi urat nadi transportasi yang menghubungkan Jakarta dan Bekasi dengan kota-kota lain di kawasan Pantura (Pantai Utara Jawa).
ADVERTISEMENT
Saat ini, Tol Cikampek memiliki 4 lajur untuk 2 Jalur, ditambah 10 interchange (simpang susun) 27 perlintasan kendaraan, 16 jembatan penyeberangan, dan 18 gerbang tol. Jalan tol ini terhubung dan terintegrasi dengan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) serta Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi). Tol Cikampek juga menjadi salah satu tol yang memiliki tempat istirahat atau rest area terbanyak dan paling modern di antara ruas jalan tol lainnya.
Tol ini memiliki dua sistem transaksi yakni sistem terbuka dan tertutup. Sistem terbuka dimulai dari ruas Jakarta IC hingga Cikarang Barat. Sistem ini bekerja dengan cara pengguna jalan langsung hanya membayar di gerbang tol masuk.
Sedangkan, sistem tertutup dimulai dari Cikarang Timur hingga Cikampek. Sistem ini bekerja dengan cara pengguna jalan mengambil tiket di gerbang tol masuk dan membayar di gerbang keluar.
ADVERTISEMENT
Selain tol eksisting, Tol Cikampek juga memiliki Tol Layang. Mengutip dari laman kumparanBISNIS, Jalan Tol Layang Japek atau Jalan Tol MBZ merupakan yang terpanjang di Indonesia. Tol ini memiliki panjang 36,4 kilometer dan telah beroperasi sejak akhir 2019 lalu. Tol yang menelan dana hingga Rp 16,233 triliun ini membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat.
Tol ini memiliki 9.000 tiang penyangga yang menopang strukturnya. Meskipun mampu menopang berat kendaraan Golongan V, Tol Japek II Elevated atau Tol MBZ hanya diperuntukkan bagi kendaraan golongan I dan II. Menurut Basuki Hadimuljono kepada kumparanBISNIS, Jalan Tol MBZ memiliki akses yang menanjak sehingga kendaraan besar akan melambat dan menimbulkan antrean.
Menurut BPJT, pembangunan tol ini bertujuan untuk memisahkan pergerakan komuter jarak pendek (Jakarta-Bekasi-Cikarang) di jalur eksisting dengan pergerakan jarak jauh (Cirebon, Bandung, Surabaya) di jalur layang khususnya Golongan I non-bus.
ADVERTISEMENT
(RFN)