Sejarah Tol MBZ dan Alasan di Balik Penggantian Nama Tol Japek II Elevated

Konten dari Pengguna
8 Juli 2022 12:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejumlah kendaraan memadati ruas jalan tol Jakarta-Cikampek kilometer 47 dan Jalan Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) di Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan memadati ruas jalan tol Jakarta-Cikampek kilometer 47 dan Jalan Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) di Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Mungkin, Anda memiliki pertanyaan bagaimana sejarah Tol MBZ. Tol layang MBZ merupakan salah satu bagian jalan tol yang berada di lintas Tol Jakarta Cikampek. Sebelumnya, nama tol ini adalah Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman kumparanBISNIS,jalan Tol Layang Japek atau Jalan Tol MBZ merupakan yang terpanjang di Indonesia. Tol ini memiliki panjang 36,4 kilometer dan telah beroperasi sejak akhir 2019 lalu. Tol yang menelan dana hingga Rp 16,233 triliun ini membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat.
Tol ini memiliki 9.000 tiang penyangga yang menopang strukturnya. Meskipun mampu menopang berat kendaraan Golongan V, Tol Japek II Elevated atau Tol MBZ hanya diperuntukkan bagi kendaraan golongan I dan II. Menurut Basuki Hadimuljono kepada kumparanBISNIS, Jalan Tol MBZ memiliki akses yang menanjak sehingga kendaraan besar akan melambat dan menimbulkan antrean.
Menurut BPJT, pembangunan tol ini bertujuan untuk memisahkan pergerakan komuter jarak pendek (Jakarta-Bekasi-Cikarang) di jalur eksisting dengan pergerakan jarak jauh (Cirebon, Bandung, Surabaya) di jalur layang khususnya Golongan I non-bus.
ADVERTISEMENT
Pembangunan jalan tol ini dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk untuk kerja sama operasi. Tol ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 16,2 triliun.
Dikutip dari kumparanBISNIS, Jalan Tol Layang Japek II resmi berganti nama pada hari Senin, 12 April 2021 lalu. Lalu, bagaimana sejarah penamaan Tol MBZ? Berikut ini adalah ulasannya.

Sejarah Tol MBZ dan Alasan Penggantian Nama Tol Japek II Elevated

Foto udara kondisi arus lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek, Minggu (1/5). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Menurut laman Kedutaan Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), peresmian Jalan Layang MBZ (Sheikh Mohamed Bin Zayed) merupakan bentuk penghargaan terhadap Sheikh Mohamed Bin Zayed yang memiliki peran dalam mendekatkan hubungan antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (UEA). Hal ini juga menandakan bukti kuatnya persaudaraan antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (UEA).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Pemerintah Persatuan Emirat Arab (UEA) memberikan penamaan Jalan Presiden Joko Widodo di Embassy Area, Abu Dhabi pada 19 Oktober 2020 lalu. Selain itu, ada pula Gedung KBRI Abu Dhabi yang baru (termasuk Rumah Duta Besar) dan Masjid Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi.
Berdasarkan sumber kumparan di Istana Kepresidenan, penggantian nama tol ini atas permintaan Sekretariat Presiden. Salah satu alasannya memang untuk balas budi dikarenakan nama Jokowi lebih dulu menjadi nama jalan di UEA.
Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang dikutip oleh kumparanBISNIS, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (UEA) sudah berlangsung lebih dari 45 tahun. Hubungan diplomatik ini telah berlangsung sejak tahun 1976. Menurutnya, hubungan kedua negara semakin lama semakin akrab di bidang sosial dan ekonomi. Pada bidang ekonomi, UEA banyak memberikan dukungan pada pembangunan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman BPJT PUPR, peresmian ini ditandai dengan penekanan tombol sirine yang dilakukan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang mewakili Presiden Joko Widodo. Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis, Duta Besar Persatuan Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia Abdullah Salem Obaid Al Dhaheri, dan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Subakti Syukur turut hadir dalam acara peresmian tersebut.
Mengutip dari laman BPJT PUPR, Duta Besar Persatuan Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia Abdulla Salem Obaid Aldaheri menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Indonesia. Kerja sama antara Indonesia dan UEA mulai menuju arah perubahan dari kerja sama konvensional di bidang minyak, gas, dan pelabuhan menuju kerja sama di bidang baru seperti pendidikan, kesehatan, investasi, agrikultur, ritel, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
(RFN)