Sejarah Vespa Super dari Masa ke Masa

Konten dari Pengguna
3 Agustus 2021 20:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warna baru GTS 300 Super Tech. Foto: Piaggio Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Warna baru GTS 300 Super Tech. Foto: Piaggio Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tidak mengenal motor legenda yang satu ini. Skuter lahiran Italia ini adalah salah satu motor paling legendaris di Indonesia bahkan di dunia.
ADVERTISEMENT
Masih banyak masyarakat di Tanah Air yang memiliki Vespa 2-tak atau bisa kita bilang Vespa jadul. Lalu bagaimana sih sejarah dari vespa ini dari masa ke masa? Berikut sejarahnya dari masa ke masa yang penulis kutip dari halaman zigwheels.

1. Vespa 150 VL & VB1 (1954-1958)

Ilustrasi Vespa (Foto: zigwheels)
Untuk seri pertama ini bisa dibilang sebagai nenek moyang Vespa Super. Tak lain, karena memiliki bodi bongsor dan mesin 150cc.
VL lahir di 1954, dengan bahasa desain baru saat itu. Lampu utama sudah dipindahkan menyatu dengan setang. Berubah dari yang sebelumnya berada di atas spatbor.
Mesin satu silinder dua tak 145,6cc, jadi sumber tenaganya. Jenis square engine ini memasok tenaga 5,4HP/5.000 rpm yang disalurkan oleh transmisi tiga percepatan.
ADVERTISEMENT
Belum begitu impresif, karena top speednya pun hanya sanggup hingga 69 kpj. Seri VB merupakan lanjutan langsungnya. Ia diluncurkan pada 1957, dengan beberapa update.
Lampu depan memiliki diameter yang membesar. Lantas jenis karburator juga ikut dibarukan, serta kapasitas tangki yang membesar. Walaupun spesifikasi mesinnya masih sama, kecepatan puncak melonjak ke angka 83 kpj.

2. Vespa 150 VBA (1958-1960)

Vespa 150 VBA (Foto: Flickr)
Selanjutnya inilah successor para wide frame. Seluruh desainnya berubah jadi lebih ramping, walaupun tetap saja tergolong besar.
Bodi motor benar-benar dibuat baru, tak membekas pendahulunya. Piaggio, saat itu, mengkategorikannya dengan sebutan large frame. Inilah yang menjadi basis Vespa bodi bongsor ke depan, dengan berbagai nama.
VBA hidup pada masa peralihan menuju era 60an. Alhasil desainnya beranjak modern (saat itu). Pada bagian speedometernya pun berubah menjadi model clamshell nan ikonik.
ADVERTISEMENT
Dan lampu indikator di atas speedometer, masih terpasang rapi bekas dari sang pendahulu. Lantas bagian yang berubah lagi yaitu pada mika lampu belakang.
Bentuknya melekuk-lekuk, tak lagi hanya persegi panjang yang mencuat. Pun panel di bawah jok yang cenderung rata.
Konstruksi mesin masih sama, begitu pula kubikasi. Namun karburator berpindah dari bawah jok, ke atas mesin. Jenisnya pun berbeda, menggunakan Dell’ Orto SI ukuran 10/17 type A/B.
Daya yang sanggup dikeluarkan ikut melonjak. Mesin ini memproduksi 5.5 HP dan topspeed 85 kpj. Selain itu, sistem kopling multi plate juga baru, tapi masih mempertahankan transmisi tiga percepatan.

3. Vespa 150 VBB (1960-1966)

Vespa 150 VBB (Foto: Flickr)
Selanjutnya muncullah versi facelift. Beberapa ornamen ditambahkan dan diubah. Misalnya, tepong yang dipahat sedikit berbeda. List chrome juga muncul mengikuti lekuk bodi samping dan kisi-kisi angin. Dan, lampu indikator di atas speedometer itu akhirnya menghilang.
ADVERTISEMENT
Secara teknis, hampir seluruhnya sama persis. Catatan output juga kurang lebih serupa dengan VBA. Namun, modernisasi terjadi pada transmisi.
Vespa 150 pertama kalinya mendapat transmisi empat percepatan. Jenis karburator pun ikut berubah, berukuran 20/17 type C. Keran bensin dan beberapa aksesori juga dibarukan. Plus, kecepatan puncak naik ke 87 kpj.

4. Vespa 150 Super (VBC) (1966-1967)

Vespa 150 Super (VBC) (Foto: Flickr)
Selanjutnya lahirlah Vespa bertitel Super dengan kode bodi VBC. Namanya sekaligus menandai transformasi desain large frame. Siluet membulat yang ada di seri-seri sebelumnya, mulai mengalami modernisasi.
Spatbor dipahat kotak, begitupun bagian tepong. Pengaruh VBB yang cukup kental, ada pada lampu utama yang tetap bundar dan mika stoplamp yang senada. Walaupun setiap sisi ditekuk lebih tegas.
ADVERTISEMENT
Mesinnya kurang lebih tetap sama, 150 cc dua tak. Begitu juga sistem pengapian dan suplai bahan bakarnya. Tapi, kini mesinnya sanggup menyentuh 90 kpj.
Dari segi teknologi yang mulai diadaptasi adalah campuran oli dan bensin yang mulai terpisah, namun belum sempurna. Nantinya, teknologi ini disempurnakan pada seri PX.
Perubahan besar terjadi juga pada rodanya, terutama, model pelek dan teromol. Peleknya mirip dengan model 10 inci. Sementara teromolnya membesar, 125 mm di depan dan 127 mm belakang.
Rangkaian ini menghasilkan kualitas pengereman yang lebih baik. Super generasi ini masih diimpor, belum diproduksi dalam negeri seperti seri berikutnya.

5. Vespa 150 Super (1968-1979)

Vespa 150 Super (Foto: Flickr)
Pada awal 70an jadi momen penyegaran pada era ini dan dirakit dalam negeri. Hasilnya? Harga Vespa jauh lebih terjangkau. Karena kandungan komponen lokal pun mulai diberikan.
ADVERTISEMENT
Faceliftnya cukup kentara. Batok dan lampunya berubah jadi trapesium. Lantas mika lampu belakang juga ikut berubah, menjadi kotak saja.
Tidak lagi berlekuk ekstrem seperti pendahulunya. Plus lambang “P Coret” sudah tidak ada. Logo Piaggio berganti jadi seperti kartu sekop.
Tepong kanan Super memiliki lima garis ventilasi, sementara Sprint enam buah. Spatbor depan dan belakang juga lebih kecil. Tak lain, karena Super masih menggunakan ban 8 inci mengikuti leluhur, di saat Sprint sudah pakai ban 10 inci.
Setelah itu, Super tidak terdengar lagi. Namanya entah ke mana ditelan bumi. Large frame 150cc, kami rasa, dilanjutkan oleh seri PX. Ia menjadi jembatan ke Vespa modern selanjutnya.
PX pun bertransformasi layaknya motor 80an. Buritan, samping, hingga tampang serba kotak tertera di motor ini.
ADVERTISEMENT
Kala itu Vespa mulai melawan motor dari negara matahari terbit. Tapi Danmotor sanggup menjadikannya tameng untuk bertahan di Indonesia.

6. Vespa GTS 150 Super & 300 Super (2008-Sekarang)

Warna baru GTS 150 Super. Foto: Piaggio Indonesia
Dan yang terakhir pada 1996, ET datang menjadi Vespa paling modern yang pernah ada. Revolusi desain benar-benar dilakukan.
Transmisi otomatis CVT, mesin empat tak, dan tampangnya futuristik di masanya. Ialah empunya LX yang lahir di 2005, sekaligus jadi ikon Vespa baru hingga kini.
Pada 2005 itulah, bentuk bodi GTS yang Anda kenal sekarang, lahir. Dulu ia tak pakai mesin 150 atau 250cc. Melainkan berjantung pacu 250cc injeksi, dengan keluaran tenaga yang sangat impresif.
Bodinya bongsor, keren dan harganya relatif mahal. Namun untuk segi teknologinya cukup lengkap, dengan dua cakram di depan dan belakang. Ya, Dan motor saat itu sudah bangkrut. Titel importir berpindah ke tangan perusahaan lain.
ADVERTISEMENT
Pada 2008, embel-embel Super bangkit kembali. Kala itu hanya versi 300cc yang tersedia. Terbayang kan sudah berapa harga jualnya? hanya orang yang berkantong tebal saja yang dapat memilikinya.
Seiring berjalannya waktu, diciptakanlah versi kecil (150 cc) dan industri mereka telah pindah ke Vietnam. Alhasil, baik varian 150cc dan 300cc memiliki harga jual yang cukup masuk akal. Momen ini juga berbarengan dengan produksi LX yang banderolnya juga jadi terjangkau.
Itulah sejarah panjang Vespa Super. Semoga bermanfaat.
(HDZ)