Tarif Tol Surabaya Kertosono 2024 untuk Semua Golongan Kendaraan

Foto udara kendaraan melintas di Tol Cikopo-Palimanan KM 182 arah Jakarta saat pemberlakuan sistem satu arah atau one way di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (13/4/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Pengendara yang ingin melakukan perjalanan dari Surabaya menuju Kertosono bisa melewati Tol Trans Jawa. Melalui tol, perjalanan dari Surabaya ke Kertosono dapat ditempuh dalam waktu yang singkat.

Terdapat setidaknya dua ruas Jalan Tol Trans Jawa yang bisa dilalui untuk perjalanan rute Surabaya-Kertosono, yaitu ruas Tol Surabaya-Mojokerto dan Tol Mojokerto-Kertosono.

Untuk dapat melintasi kedua ruas tol tersebut pengendara perlu membayar sejumlah tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di bawah ini akan dirincikan tarif tol Surabaya Kertosono 2024.

Tarif Tol Surabaya Kertosono 2024

Kendaraan melintas di Jalan Tol Semarang-Batang, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Merujuk informasi dalam laman resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), berikut tarif tol Surabaya Kertosono 2024 untuk semua golongan kendaraan.

Tol Surabaya-Mojokerto

Tol Mojokerto-Kertosono

Tarif di atas berlaku juga untuk rute sebaliknya, yaitu Mojokerto-Surabaya. Pembayarannya disarankan untuk menggunakan e-Toll atau e-money seperti Flazz, e-Money, Brizzi, dan lain sebagainya.

Baca juga: Tarif Tol Solo-Semarang Terbaru untuk Setiap Golongan Kendaraan

Sekilas tentang Tol Trans Jawa

Kendaraan melintas di Tol Palimanan-Kanci KM 191 arah Jakarta saat pemberlakuan sistem satu arah atau one way di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (13/4/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Jalan Tol Trans-Jawa adalah sebuah jaringan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di pulau Jawa, Indonesia. Jalan tol ini memiliki jarak sepanjang 1.056,38 km.

Tol Trans-Jawa kini memiliki 20 ruas tol yang terbentang dari Pelabuhan Merak, Cilegon, di Provinsi Banten hingga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, di Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan sejarahnya, Tol Trans Jawa dibangun secara estafet dalam beberapa periode, dimulai dari 1978 hingga 2018. Pembangunan tol pertama kali digagas oleh wali kota (setingkat gubernur) Jakarta periode 1953-1960, Raden Soediro.

Proyek tol pertama pun mulai digarap pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto di 1975. Lalu pada 1978, Soeharto meresmikan jalan tol pertama di Indonesia, yakni Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) sepanjang 59 km, sebagai bagian dari Tol Trans Jawa.

Sepanjang 1978-2004, tercatat ada 242 km jalan tol Trans Jawa yang dibuka. Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), tol-tol Trans Jawa yang diresmikan Suharto, di antaranya:

Periode pembangunan tol berikutnya dilakukan pada masa kepemimpinan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari 2004 sampai 2014 dengan total panjang jalan terbangun 75 km. Pada masa itu, pembangunan tol kembali memasuki masa percepatannya setelah sempat banyak proyek yang tertunda.

Adapun untuk ruas-ruas tol Trans Jawa selanjutnya baru mulai kembali dibangun ada pada 2010. Selama tahun 1998 sampai 2010, ruas-ruas tol baru yang dibuka lebih banyak di luar Jawa, Jabodetabek dan non Trans Jawa.

Ruas Trans Jawa baru yang dibuka di antaranya Kanci-Pejagan (35 km) pada Januari 2010, Surabaya-Mojokerto seksi 1A (1,89 km) Agustus 2011, Semarang-Solo seksi I (11 km) November 2011, Semarang-Solo seksi II (11,95 km) April 2014 dan Kertosono-Mojokerto seksi I (14,41 km) pada Oktober 2014.

Periode berikutnya ialah di tahun 2015 s.d 2018, saat masa kepemimpinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Pada periode tersebut, tol-tol pelengkap Trans Jawa mulai diselesaikan.

(NDA)