Konten dari Pengguna

ADAB MENUNUTUT ILMU MENURUT IMAM SYAFI'I

PPI Turki
PPI Turki adalah organisasi pelajar yang berbentuk perhimpunan yang mewadahi seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia yang ada di Turki. PPI Turki berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
12 April 2022 22:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PPI Turki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADAB MENUNUTUT ILMU MENURUT IMAM SYAFI'I
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sebagai Mahasiswa atau pelajar tentunya kita selalu menginginkan hasil yang terbaik dalam pendidikan kita. Namun dalam mencapai hal tersebut, pastinya memiliki syarat dan ketentuan yang berlaku. Mulai dari lingkungan pendidikan yang baik, rasa semangat tinggi, dan dukungan dari keluarga yang memadai.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menjadi fokus penting dalam tulisan ini adalah, sebuah etika yang mesti hadir dalam sebuah alur pendidikan. Baik etika dari seorang murid, guru atau pengajar, sampai keluarga pun harus juga mempunyai etika dalam alur pendidikan tersebut.
Sebelumnya apa maksud dari etika itu sendiri? Etika (ethos) bisa berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang habitat, kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, dan cara berpikir. Sementara dalam bentuk berbunyi ta- etha yang berarti adat kebiasaan. Arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika“ yang oleh filsuf yunani besar Aristoteles (384-322 SM) sudah dipakai untuk menujukkan filsafat moral.
Dari arti di atas kita bisa melihat bahwa etika adalah sebuah adat kebiasan yang biasa dilakukan oleh orang-orang. Maka etika dalam alur sebuah pendidikan melingkupi hal-hal yang menjadi adat kebiasan yang seharusnya dimiliki oleh para pelaku di dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam sendiri, ada beberapa etika berpendidikan yang sudah diajarkan, baik oleh Nabi Muhammad, Para Sahabat, dan juga ulama - ulama yang tentunya mempunyai hasil pendidikan yang luar biasa. Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Aku menjadi hamba bagi orang yang mengajariku satu huruf ilmu. Terserah orang yang mengajariku. Ia mau menjualku, memerdekakanku, atau tetap menjadikan aku sebagai hamba sahayanya.”
Cara Ali bin Abi Thalib dalam memuliakan gurunya, senada dengan sabda Nabi SAW, “Barangsipa yang mengajarkan satu ayat dari Kitab Allah kepada seseorang, maka orang itu menjadi hamba baginya.” (HR. Thabrani). Hamba yang dimaksud dalam konteks ini bukanlah hamba sahaya atau budak, tapi orang yang harus mengabdi sepenuh hati dalam hal kebaikan kepada guru.
ADVERTISEMENT
Salah satu ulama besar umat muslim, Imam Syafi’i menyampaikan tentang adab menuntut ilmu. Beberapa poin penting tentang etika menuntut Ilmu menurut Imam Syafi’i yang diringkas dari pendapat ulama tersebut. Dalam bait sya’ir dari Imam Syafi’i disebutkan sebagai berikut:
أَخي لَن تَنالَ العِلمَ إِلّا بِسِتَّةٍ
سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ
ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌ
وَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ
“Saudaraku, tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya yaitu kecerdasan, semangat, sungguh-sungguh, berkecukupan, guru yang ahli, dan membutuhkan waktu yang lama.”
Yang disebutkan oleh Imam Syafi’i adalah beberapa etika yang mesti dimiliki oleh seorang murid atau pelajar. Dimana beliau menspesifikasikan 6 etika yang bisa membuat para pelajar mendapatkan hasil dalam jalan pendidikannya.
ADVERTISEMENT
1. Kecerdasan
Hal ini sebenarnya menjadi sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan. Sebab dalam berpendidikan kita harus cerdas dalam berbagai hal, baik cerdas dalam memilih guru, cerdas dalam berkawan, sampai cerdas dalam menjalani proses pembelajaran. Yang mana poin ini tentunya menjadi sesuatu yang masih dilupakan oleh sebagian dari kita.
2. Semangat dan Sungguh-sungguh
Bagi para pelajar khususnya di Turki sendiri, kita sering mendengar ada beberapa kawan yang sebab semangatnya telah hilang, maka ia balik ke Indonesia dengan menyelesaikan pendidikannya. Ataupun masih berada dalam jalur pendidikan, namun fokusnya sudah terpecah ke beragam hal seperti bekerja, jalan-jalan, dll. Yang disebabkan oleh kesungguh-sungguhan yang telah memudar. Maka dari itu semangat dan bersungguh-sungguh menjadi etika penting dalam mengarungi dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
3. Bekal Yang Memadai
Poin ini termasuk yang ada keterlibatannya pihak keluarga atau orang tua dari pelajar itu sendiri. Sebab bekal di sini mencakupi bekal tekad yang dimiliki oleh pelajar itu sendiri, atau bekal biaya yang diberikan oleh keluarga. Bahkan zaman dahulu para ulama rela mengorbankan harta benda dalam mencari ilmu. Ada yang menjual bajunya. Bahkan Imam Malik menjual atap rumahnya yang dari kayu.
4. Guru yang ahli
Zaman sekarang mungkin banyak orang-orang yang bisa mengetahui fan ilmu apapun cuma dengan modal internet saja. Atau yang biasa disebut otodidak. Namun yang tak bisa didapatkan dari hal tersebut adalah arahan dari seorang guru tatkala kita menemui kesuliatan ataupun nasehat dari mereka tatkala kita melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
5. Waktu yang lama
Tak ada yang instan di dunia ini. Begitu pula dalam dunia pendidikan, kita tak bisa pandai hanya dengan satu malam saja. Bahkan beberapa cendekiawan ataupun ilmuwan tersohor seperti Albert Einsten pun, memiliki waktu yang panjang sehingga ia menemui formula-formula penemuan yang ada di bidangnya. Jadi kita sebagai pelajar yang mungkin masih bisa di hitung berapa tahun kita andil dalam dunia pendidikan ini, seyogyanya sabar dan tetap tekun dalam proses. Karena seperti yang diungkapkan oleh Bung Fiersa Besari, seorang penulis dan penyanyi di Indonesia, “Semua pasti menjadi pemula dulu, sebelum menjadi ahli. Jadi kurangi protes, perbanyak proses”.
Dari beberapa etika yang disebutkan oleh Imam Syafii di atas, masih banya lagi etika yang perlu dimiliki oleh pelaku dunia pendidikan. Sebab berpendidikan adalah sebuah proses panjang yang mesti memiliki jalur yang mungkin saja bisa melandai ataupun terjal. Terus semangat para pejuang pendidikan, hasil yang besar didapatkan setelah berlelah-lelah pula. (Rangga)
ADVERTISEMENT