Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
10 Pertanyaan tentang Kesehatan Mental pada Remaja untuk Ketahui Kondisi Anak
9 Maret 2023 20:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kesehatan remaja menjadi hal yang penting karena masa remaja menjadi masa-masa urgent dan perlu mendapatkan perhatian serius. Maka, cobalah mengetahui kondisi psikologis mereka dengan pertanyaan tentang kesehatan mental pada remaja.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs Universitas Gadjah Mada atau UGM ugm.ac.id, penelitian oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang mengukur angka kejadian gangguan mental remaja 10 – 17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia mempunyai masalah kesehatan mental.
Sedangkan 1 dari 20 remaja Indonesia mempunyai gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 15,5 juta atau 2,45 juta remaja.
Meski pemerintah telah meningkatkan akses ke berbagai fasilitas kesehatan, hanya sedikit remaja yang mau mencari bantuan profesional untuk menyelesaikan masalah kesehatan mental.
Bagi remaja yang tidak bisa bercerita tentang kondisinya, menjadi satu alasan “bunuh diri”. Terkadang orang sekitar yang seharusnya welcome dengan kondisi remaja tersebut.
ADVERTISEMENT
Malah berusaha tutup mata dan telinga, seolah itu kesalahan fatal dari orang tuanya. Padahal lingkungan juga punya pengaruh penting terhadap kesehatan mental para remaja.
Maka dari itu, selalu perhatikanlah dengan remaja sekitarmu. Ungkapkan pertanyaan kesehatan mental ini untuk mengecek kondisi mereka.
10 Pertanyaan tentang Kesehatan Mental pada Remaja untuk Mengetahui Kondisi Anak
ADVERTISEMENT
Demikianlah pertanyaan tentang kesehatan mental pada remaja. Silakan tanyakan kepada anak atau remaja sekitarmu. Ajak mereka selalu semangat agar menjadi manusia yang lebih baik.
Jangan biarkan para remaja melangkah sendirian. Sebisa mungkin orang tua dan lingkungan ikut andil dalam tumbuh kembang remaja yang positif. Semoga bermanfaat. (EKA)