Konten dari Pengguna

4 Contoh Perkembangan Emosi Anak Usia Dini yang Wajib Diketahui Orang Tua

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
1 November 2023 23:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perkembangan emosi anak usia dini, sumber foto: unsplash.com/Mick Haupt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perkembangan emosi anak usia dini, sumber foto: unsplash.com/Mick Haupt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emosi merupakan perasaan yang dialami oleh seseorang sebagai respons terhadap situasi atau kondisi tertentu yang telah dimiliki sejak kecil. Terdapat beragam emosi yang dimiliki oleh anak sejak usia dini, mulai dari marah hingga bahagia.
ADVERTISEMENT
Contoh perkembangan emosi anak usia dini di antaranya adalah ketika anak menangis karena orang tuanya pergi. Perkembangan ini perlu diperhatikan oleh para orang tua agar dapat menerapkan pola asuh yang sesuai dengan kondisi emosi anak.
Untuk lebih jelasnya, mari simak beberapa contoh perkembangan emosi anak usia dini lainnya di sini.

4 Contoh Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

Ilustrasi perkembangan emosi anak usia dini, sumber foto: unsplash.com/Ryan Franco
Dikutip dari buku Cerdas Emosi Emosi dapat berupa positif, seperti bahagia, senang, Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya karya Seto Mulyadi dkk. (2004), emosi adalah perasaan yang muncul sebagai respons dari situasi tertentu.
Perkembangan emosi seseorang perlu diperhatikan sejak usia dini. Pasalnya, emosi yang terdapat pada anak usia dini akan terus terbawa hingga dewasa nanti.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah beberapa contoh perkembangan emosi anak usia dini yang perlu diketahui orang tua agar bisa menentukan teknik parenting yang sesuai.

1. Bayi (0-12 bulan)

Pada tahap ini, anak mulai mengenali emosi dasar, seperti senang, sedih, takut, dan marah.
Anak akan mengekspresikan emosinya melalui ekspresi wajah, suara, dan gerakan tubuh. Ia juga mulai mengenali emosi orang lain, terutama orang tuanya.

2. Balita (1-3 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan emosi yang lebih kompleks, seperti malu, cemas, bersalah, bangga, atau cinta. Ia juga mulai menyadari dirinya sebagai individu yang berbeda dari orang lain.
Umumnya, anak usia balita mulai belajar mengendalikan dan mengelola emosinya dengan bantuan orang tua atau pengasuhnya.

3. Anak prasekolah (4-6 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai memahami penyebab dan akibat dari emosinya. Ia juga mulai mengenal emosi orang lain dengan lebih baik dan menunjukkan rasa empati.
ADVERTISEMENT
Anak prasekolah mulai belajar mengungkapkan emosinya dengan kata-kata dan tindakan yang sesuai.

4. Anak sekolah dasar (7-8 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai mengalami emosi yang lebih rumit, seperti iri, dengki, sombong, atau rendah diri. Ia juga mulai sering membandingkan dirinya dengan orang lain dan memperhatikan norma dan nilai sosial.
Anak usia sekolah dasar mulai belajar mengatur emosinya dengan lebih mandiri dan bertanggung jawab.
Perkembangan emosi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, terutama orang tua. Oleh sebab itu ,orang tua harus bisa menerapkan strategi belajar yang baik dan benar.
Itulah informasi mengenai beberapa contoh perkembangan anak usia dini yang wajib diketahui oleh orang tua. (WWN)