Konten dari Pengguna

Cara Mengatasi Anak Pemarah Menurut Psikologi

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
30 Oktober 2023 22:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cara mengatasi anak pemarah menurut Psikologi. Sumber foto: pexels/mohamed abdelghaffar.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara mengatasi anak pemarah menurut Psikologi. Sumber foto: pexels/mohamed abdelghaffar.
ADVERTISEMENT
Cara mengatasi anak pemarah menurut psikologi merupakan salah satu hal yang penting untuk diketahui para orang tua.
ADVERTISEMENT
Dalam buku 77 Permasalahan Anak dan Cara Mengatasinya yang ditulis oleh Ana Widyastuti, beberapa cara mengatasi anak pemarah menurut psikologi diantaranya dengan validasi emosi, teknik relaksasi, dan banyak lagi.

Cara Mengatasi Anak Pemarah

Ilustrasi cara mengatasi anak pemarah. Sumber foto: pexels/Stephen Andrews.
Untuk membantu anak pemarah mengelola emosi mereka dengan lebih baik, diperlukan pendekatan yang bijaksana berdasarkan prinsip-prinsip psikologi. Berikut ini adalah lima cara mengatasi anak pemarah menurut psikologi:

1. Validasi Emosi

Validasi emosi merupakan hal penting untuk membantu anak memahami bahwa perasaan mereka diakui dan diterima. Hal ini melibatkan pengajaran anak tentang pengenalan emosi.
Caranya dengan meminta anak untuk mengidentifikasi dan menyebutkan emosi yang sedang mereka rasakan. Misalnya, "Sepertinya kamu sedang marah, ya?"
Dengan validasi emosional dapat membantu anak merasa lebih terhubung dengan perasaan mereka dan mengurangi rasa frustrasi.
ADVERTISEMENT

2. Teknik Relaksasi

Anak pemarah sering kesulitan menenangkan diri. Orang tua dapat mengajarkan mereka teknik-teknik relaksasi seperti pernapasan dalam-dalam atau berjalan-jalan.
Dalam situasi yang menegangkan, ajak anak untuk mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan pikiran dan tubuh mereka. Hal ini adalah keterampilan yang akan membantu mereka menghadapi stres di masa depan.

3. Konsistensi dalam Penerapan Disiplin

Penting untuk menetapkan aturan yang jelas dan konsisten dalam rumah tangga. Jika anak melanggar aturan, orang tua harus memberikan konsekuensi yang sesuai.
Konsistensi dalam penerapan disiplin membantu anak memahami batasan perilaku yang diterima. Dengan begitu, mereka akan belajar bahwa tantrum atau ledakan kemarahan bukanlah cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

4. Pendidikan Non-Kekerasan

Dalam dunia yang seringkali dipenuhi dengan media kekerasan, penting untuk membatasi paparan anak pada konten yang dapat memperburuk masalah perilaku agresif.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, cobalah untuk mengenalkan mereka pada buku, permainan, dan pertunjukan yang menunjukkan cara-cara sehat untuk menyelesaikan konflik.
Ini akan membantu anak memahami bahwa tindakan kekerasan tidak selalu menjadi solusi.

5. Komunikasi Terbuka

Membangun lingkungan komunikasi yang terbuka dan aman sangat penting. Anak pemarah harus merasa bahwa mereka dapat mengungkapkan perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau dihukum.
Dengan berbicara secara terbuka dengan anak, orang tua dapat membantu mereka memahami dan mengungkapkan perasaan mereka dengan lebih baik.

6. Mencari Penyebabnya

Mencari tahu penyebab anak marah merupakan langkah awal yang harus dipahami orang tua. Dengan mengetahui penyebabnya, orang tua dapat lebih mudah mencari solusi untuk meminimalisir frekuensi kemarahan anak.
Perlu untuk diingat bahwa perkembangan anak adalah proses yang memerlukan waktu. Dukungan dari orang tua sangat diperlukan untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih baik. (DAI)
ADVERTISEMENT