Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Cara Mengatasi Anak Pemarah Menurut Psikologi
30 Oktober 2023 22:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara mengatasi anak pemarah menurut psikologi merupakan salah satu hal yang penting untuk diketahui para orang tua.
ADVERTISEMENT
Dalam buku 77 Permasalahan Anak dan Cara Mengatasinya yang ditulis oleh Ana Widyastuti, beberapa cara mengatasi anak pemarah menurut psikologi diantaranya dengan validasi emosi, teknik relaksasi, dan banyak lagi.
Cara Mengatasi Anak Pemarah
Untuk membantu anak pemarah mengelola emosi mereka dengan lebih baik, diperlukan pendekatan yang bijaksana berdasarkan prinsip-prinsip psikologi . Berikut ini adalah lima cara mengatasi anak pemarah menurut psikologi:
1. Validasi Emosi
Validasi emosi merupakan hal penting untuk membantu anak memahami bahwa perasaan mereka diakui dan diterima. Hal ini melibatkan pengajaran anak tentang pengenalan emosi.
Caranya dengan meminta anak untuk mengidentifikasi dan menyebutkan emosi yang sedang mereka rasakan. Misalnya, "Sepertinya kamu sedang marah, ya?"
Dengan validasi emosional dapat membantu anak merasa lebih terhubung dengan perasaan mereka dan mengurangi rasa frustrasi.
ADVERTISEMENT
2. Teknik Relaksasi
Anak pemarah sering kesulitan menenangkan diri. Orang tua dapat mengajarkan mereka teknik-teknik relaksasi seperti pernapasan dalam-dalam atau berjalan-jalan.
Dalam situasi yang menegangkan, ajak anak untuk mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan pikiran dan tubuh mereka. Hal ini adalah keterampilan yang akan membantu mereka menghadapi stres di masa depan.
3. Konsistensi dalam Penerapan Disiplin
Penting untuk menetapkan aturan yang jelas dan konsisten dalam rumah tangga. Jika anak melanggar aturan, orang tua harus memberikan konsekuensi yang sesuai.
Konsistensi dalam penerapan disiplin membantu anak memahami batasan perilaku yang diterima. Dengan begitu, mereka akan belajar bahwa tantrum atau ledakan kemarahan bukanlah cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
4. Pendidikan Non-Kekerasan
Dalam dunia yang seringkali dipenuhi dengan media kekerasan, penting untuk membatasi paparan anak pada konten yang dapat memperburuk masalah perilaku agresif.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, cobalah untuk mengenalkan mereka pada buku, permainan, dan pertunjukan yang menunjukkan cara-cara sehat untuk menyelesaikan konflik.
Ini akan membantu anak memahami bahwa tindakan kekerasan tidak selalu menjadi solusi.
5. Komunikasi Terbuka
Membangun lingkungan komunikasi yang terbuka dan aman sangat penting. Anak pemarah harus merasa bahwa mereka dapat mengungkapkan perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau dihukum.
Dengan berbicara secara terbuka dengan anak, orang tua dapat membantu mereka memahami dan mengungkapkan perasaan mereka dengan lebih baik.
6. Mencari Penyebabnya
Mencari tahu penyebab anak marah merupakan langkah awal yang harus dipahami orang tua. Dengan mengetahui penyebabnya, orang tua dapat lebih mudah mencari solusi untuk meminimalisir frekuensi kemarahan anak.
Perlu untuk diingat bahwa perkembangan anak adalah proses yang memerlukan waktu. Dukungan dari orang tua sangat diperlukan untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih baik. (DAI)
ADVERTISEMENT