Konten dari Pengguna

5 Penyebab Impulsive Buying dan Cara Mengatasinya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
12 September 2023 21:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Penyebab Impulsive Buying. Sumber: Pexels.com/Leeloo Thefirst
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penyebab Impulsive Buying. Sumber: Pexels.com/Leeloo Thefirst
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebab impulsive buying adalah FOMO, yakni fear of missing out. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, fear of missing out memiliki arti sebagai takut ketinggalan atau kehilangan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Perilaku FOMO biasanya membuat seseorang merasa takut ketinggalan zaman sehingga menimbulkan tindakan impulsive. Salah satu contoh adalah khawatir ketinggalan tren skincare, seseorang membeli produk skincare secara masif tanpa berpikir terlebih dahulu.

5 Penyebab Impulsive Buying

Ilustrasi Penyebab Impulsive Buying. Sumber: Pexels.com/Karolina Grabowska
Mengutip dari buku Measurement of Effects of Visual Merchandising on Consumer Impulse Buying Behavior karya Randhawa (2022: 9), impulsive buying adalah pembelian yang tiba-tiba dan segera tanpa adanya niat sebelum berbelanja.
Layaknya suatu tindakan atau perilaku, impulsive buying juga mempunyai latar belakang atau penyebab. Berikut adalah lima contoh penyebab impulsive buying:

1. FOMO

FOMO merupakan singkatan dari fear of missing out, yakni takut ketinggalan. Keadaan FOMO dapat membuat seseorang melakukan impulsive buying karena khawatir tertinggal oleh tren yang sedang terjadi, baik itu di dunia nyata maupun maya.
ADVERTISEMENT

2. Suka Belanja

Mengutip dari laman Psychology Today (Graves, 2013), salah satu alasan impulse buy adalah suka berbelanja. Rasa suka itu membuat seseorang memperoleh kesenangan yang sangat besar dengan membeli (mendapatkan) sesuatu yang baru.

3. Rentan terhadap Diskon

Rentan terhadap diskon juga dapat menyebabkan impulsive buying. Pasalnya, seseorang bisa saja merasa khawatir akan kehabisan diskon sehingga membuat diri merasa harus membeli secara cepat dan/atau banyak saat periode diskon berlangsung.

4. Mudah Tergoda

Mudah tergoda dengan iklan, pajangan, diskon, dan penarik perhatian lainnya juga dapat membuat tindakan impulsive buying. Pasalnya, seseorang bisa saja merasa sangat menginginkan produk tersebut sehingga melakukan pembelian tanpa berpikir panjang.

5. Keinginan untuk Bahagia

Beberapa orang kerap merasa sangat bahagia ketika mendapatkan sesuatu yang baru. Oleh karena itu, keinginan untuk merasa bahagia pun dapat mendorong pembelian secara impulsif terhadap suatu produk.
ADVERTISEMENT

Cara untuk Mengatasi Impulsive Buying

Ilustrasi Penyebab Impulsive Buying. Sumber: Pexels.com/Tim Douglas
Selama produk yang dibeli itu dipakai dan sesuai kebutuhan, tidak ada yang salah dengan kegiatan membeli. Namun, jika perilaku impulsive buying terjadi secara terus-menerus dan produk tidak terpakai, hal itu perlu diatasi.
Tujuan mengatasi impulsive buying adalah agar dapat melakukan pembelian secara bijak, baik itu dalam segi kuantitas, kualitas, kebutuhan, maupun keinginan. Beberapa cara untuk mengatasi impulsive buying, antara lain:
ADVERTISEMENT
Demikian dapat dipahami bahwa ada banyak penyebab impulsive buying. Setiap orang memang berhak untuk melakukan pembelian, tetapi seseorang perlu belajar bijak agar keuangan tetap stabil dan produk yang dibeli sesuai dengan kebutuhan. (AA)