5 Tahap Berduka yang Dirasakan Setelah Mengalami Musibah

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
19 Januari 2024 23:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tahap berduka. Sumber Foto: Unsplash.com/Claudia Wolff
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tahap berduka. Sumber Foto: Unsplash.com/Claudia Wolff
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musibah adalah sesuatu yang tidak pernah diinginkan, tetapi bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa pun. Setiap musibah yang terjadi kerap kali menimbulkan rasa duka mendalam bagi yang mengalaminya.
ADVERTISEMENT
Tahapan duka ini harus diketahui agar bisa memanajemen rasa sedih dengan baik sehingga tidak memberikan dampak buruk pada kehidupan. Untuk lebih jelasnya, simak dalam pembahasan berikut ini.

5 Tahap Berduka yang Dirasakan Seseorang

Ilustrasi Tahap Berduka. Sumber Foto: Unsplash.com/Christian Erfurt
Dikutip dari buku Sembuh dari Depresi karya Tim Menulis Indonesia, (2021) ada beberapa tahapan duka yang akan dialami seseorang setelah mendapatkan musibah atau kehilangan orang yang penting di dalam hidupnya.
Berikut adalah lima tahap berduka yang umum dialami oleh orang-orang ketika mengalami musibah menurut psikolog Elisabeth Kubler-Ross,

1. Penolakan (Denial)

Tahap ini ditandai dengan ketidakpercayaan atau penyangkalan akan kenyataan yang terjadi. Penolakan tersebut merupakan mekanisme pertahanan diri untuk melindungi diri dari rasa sakit yang terlalu besar.
Orang yang berada di tahap penyangkalan biasanya mengatakan "Ini tidak mungkin terjadi", "Ini pasti mimpi buruk", atau "Ini pasti salah informasi".
ADVERTISEMENT

2. Kemarahan (Ager)

Tahap ini merupakan cara untuk mengekspresikan emosi yang tertahan. Kemarahan ini ditandai dengan perasaan marah, kesal, atau benci terhadap diri sendiri, orang lain, Tuhan, atau nasib.
Orang yang berada di tahap kemarahan biasanya mengatakan "Mengapa ini harus terjadi padaku?", "Siapa yang harus kubersalahkan?", atau "Tuhan tidak adil".

3. Tawar-menawar (Bargaining)

Tahap ini merupakan cara untuk mencari jalan keluar dari situasi yang sulit. Tawar-menawar di sini ditandai dengan harapan atau usaha untuk mengubah kenyataan yang terjadi.
Orang yang berada di tahap ini biasanya mengatakan "Aku akan melakukan apa saja asalkan ini tidak terjadi", "Aku akan menjadi orang yang lebih baik jika ini bisa dibatalkan", atau "Aku akan berdoa lebih rajin jika ini bisa diubah".
ADVERTISEMENT

4. Depresi (Depression)

Tahap ini merupakan cara untuk menghadapi realitas yang tidak bisa diubah. Rasa depresi ini ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, atau tidak berdaya.
Orang yang berada di tahap ini biasanya mengatakan "Aku tidak peduli lagi", "Aku tidak punya harapan lagi", atau "Aku tidak bisa hidup tanpa dia".

5. Penerimaan (Acceptance)

Tahap ini ditandai dengan penerimaan atau pengakuan akan kenyataan yang terjadi.
Orang yang berada di tahap penerimaan biasanya mengatakan "Ini memang sudah takdir", "Ini adalah bagian dari rencana Tuhan", atau "Aku harus melanjutkan hidupku".
Tahap ini merupakan cara untuk melepaskan diri dari masa lalu dan bersiap untuk masa depan.
ADVERTISEMENT
Itulah berbagai tahap berduka yang kerap dirasakan seseorang ketika megnalami musibah.
Tahap berduka ini tidak selalu berurutan atau sama untuk setiap orang. Setiap orang memiliki cara dan waktu yang berbeda-beda untuk melewati tahap-tahap tersebut.
Jika merasa kesulitan mengatasi rasa duka yang melanda, carilah dukungan dari keluarga, teman, atau profesional. Selain itu, tanamkan juga kepercayaan bahwa setiap musibah pasti ada hikmahnya dan yakinkan diri agar bisa bangkit dari keterpurukan. (WWN)