Konten dari Pengguna

7 Cara Menanggapi Curhatan Teman Tanpa Menghakimi

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
7 Januari 2025 14:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cara menanggapi curhatan teman. Sumber: www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara menanggapi curhatan teman. Sumber: www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Adakalanya seseorang merasa bingung saat seorang teman curhat, padahal ingin memberikan dukungan terbaik, tapi takut perkataan yang terlontar justru malah menyakiti atau membuatnya merasa tidak dimengerti. Memang, dibutuhkan cara menanggapi curhatan teman yang dapat disikapi dengan baik tanpa terkesan menghakimi.
ADVERTISEMENT
Menurut buku (Bukan) Instastory Receh, Nurul Khotimah (2018:62), sebagian orang mungkin menganggap kebiasaan curhat itu menandakan pribadi yang lemah dalam mengolah rasa, pikiran dan menyelesaikan masalah. Curhat atau curahat hati adalah aktivitas di mana ada dua orang, bersifat pribadi yang berdiskusi atau berdialog tentang suatu hal.

Cara Menanggapi Curhatan Teman dengan Baik dan Bijak

Ilustrasi cara menanggapi curhatan teman. Sumber: www.pexels.com
Masalah yang dihadapi umumnya setiap manusia adalah masalah yang bisa diselesaikan sendiri atau ada masalah yang tak bisa diselesaikan oleh diri sendiri.
Jadi, ketika seseorang memilih untuk curhat ke orang yang dia percaya, ada tujuan yang ingin didapatkan yaitu, hanya didengarkan, butuh solusi atau keduanya. Maka, belajarlah untuk mengetahui cara menanggapi curhatan teman seperti penjelasan di bawah ini.
ADVERTISEMENT

1. Dengarkan dengan Tulus

Hal pertama dan terpenting adalah mendengarkan dengan tulus. Berikan perhatian penuh pada temanmu saat dia sedang berbicara. Hindari memotong pembicaraannya atau sibuk dengan ponsel. Dengan mendengarkan dengan baik, menunjukkan bahwa ada rasa peduli dan ingin memahami masalahnya.

2. Tunjukkan Empati

Setelah mendengarkan, cobalah untuk memahami perasaan teman tersebut. Bayangkan jika berada di posisinya, apa yang dirasakan? Ungkapkan empati dengan kalimat seperti, "Aku bisa mengerti kenapa dirimu merasa seperti itu," atau "Pasti sulit bagimu untuk melewati ini."

3. Ajukan Pertanyaan Terbuka

Untuk menggali lebih dalam tentang masalahnya, ajukan pertanyaan terbuka. Untuk memahami perasaannya lebih dalam, ajukan pertanyaan yang mendorongnya untuk mengeksplorasi emosinya. Misalnya, "Apa yang membuat dirimu merasa paling tertekan saat ini?" atau "Bagaimana perasaanmu setelah kejadian itu?"
ADVERTISEMENT

4. Validasi Perasaannya

Validasi perasaan teman berarti mengakui bahwa perasaannya itu sah dan wajar. Jangan meremehkan perasaannya dengan mengatakan, "Ah, biasa saja itu," atau "Jangan terlalu dipikirkan." Sebaliknya, katakan, "Wajar jika merasa marah/sedih/kecewa," atau "Aku mengerti kalau ini situasi yang sulit."

5. Hindari Memberi Nasihat

Jika teman secara spesifik meminta nasihatmu, sebaiknya hindari memberikan solusi atau saran. Terkadang, orang hanya butuh didengarkan dan divalidasi, bukan dicari solusinya.

6. Berikan Ruang

Setiap orang membutuhkan waktu untuk memproses perasaannya. Jangan memaksanya untuk segera melupakan masalahnya. Berikan ruang dan waktu baginya untuk berpikir dan mencari jalan keluar sendiri.

7. Jaga Kerahasiaan

Apa yang diceritakan teman kepada orang yang dia percaya adalah sebuah kepercayaan. Jaga kerahasiaannya dengan baik. Jangan menceritakan masalahnya kepada orang lain tanpa izinnya.
Menjadi pendengar yang baik di momentum curhat adalah sebuah keterampilan yang bisa terus diasah. Dengan menerapkan cara menanggapi curhatan teman di atas, seseorang tidak hanya bisa membantu teman, tetapi juga memperkuat hubungan pertemanan yang lebih erat.(VAN)
ADVERTISEMENT