Konten dari Pengguna

Apology Language: Mengenal Cara Tepat dalam Meminta Maaf

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
28 Desember 2023 23:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi apology language. Sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi apology language. Sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
Tidak berbeda dengan tipe kepribadian yang membahas love language atau ragam bentuk bahasa cinta, cara meminta maaf juga mempunyai beberapa tipe. Tipe cara memohon permintaan maaf ini disebut dengan apology language.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku The 5 Apology Languages The Secret to Healthy Relationships karya Gary Chapman, apology language merupakan adalah metode atau cara meminta maaf pada orang lain yang sesuai dengan kondisi, kepribadian, atau karakter masing-masing individu.
Pada artikel ini, akan dijelaskan tentang lima tipe apology language yang harus dikenali supaya proses meminta maaf dan memaafkan dapat dilakukan dengan tepat.

5 Tipe Apology Language

Ilustrasi apology language. Sumber: pexels
Berikut lima tipe apology language yang harus dikenali supaya proses meminta maaf dan memaafkan dapat dilakukan dengan efektif

1. Expressing Regret (Mengekspresikan Penyesalan)

Pribadi dengan tipe apology language expressing regret cenderung meminta maaf dengan mengekspresikan penyesalan dan menerima maaf ketika orang lain mengekspresikan penyesalannya.
Ia akan mengucapkan permintaan maaf dari hati yang terdalam dengan tulus dan menyertainya dengan mengutarakan kesalahan apa yang telah diperbuat.
ADVERTISEMENT

2. Requisting Forgiveness (Memohon Pengampunan)

Tipe kepribadian requisting forgiveness ini memahami bahwa tidaklah mudah untuk memaafkan sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memberikan maaf atas kesalahannya.
Oleh karena itu, pribadi ini tidak pernah memaksakan orang lain untuk memaafkannya sesegera mungkin tapi tetap mengharapkan pemaafan dari orang tersebut.

3. Genuinely Repenting (Tidak Mengulangi Kesalahan)

Pribadi dengan tipe genuinely repenting menganggap kata-kata permintaan maaf saja tidak cukup untuk membuktikan apakah orang tersebut benar-benar merasa bersalah, tetapi harus diikuti tekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.

4. Making Restitution (Memberi Ganti Rugi)

Tipe apology language making restitution ini meyakini bahwa ucapan permintaan maaf tidak dapat dijadikan satu-satunya standar kriteria kelayakan seseorang untuk dimaafkan.
Hal yang lebih penting baginya ialah orang tersebut memberi ganti rugi yang sesuai dengan kesalahan yang dilakukan, atau dengan kata lain menebus kesalahan.
ADVERTISEMENT

5. Accepting Responsibility (Menerima Tanggung Jawab)

Pribadi dengan tipe ini menginginkan pengakuan kesalahan sebenar-benarnya dengan menyertakan kalimat “Aku salah” yang menjadi penentu dalam pengakuan tersebut.
Dapat dikatakan, pribadi dengan tipe accepting responsibility menganggap orang lain benar-benar menyadari dan menyesali kesalahan apa yang telah diperbuat.
Demikian penjelasan mengenai lima tipe apology language yang harus dikenali supaya proses minta maaf dan memaafkan dapat dilakukan dengan tepat. (ARH)