Cara Mengatasi Toxic Masculinity beserta Ciri-Cirinya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
7 Desember 2023 23:48 WIB
Β·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cara mengatasi toxic masculinity. Foto: Nik Shuliahin πŸ’›πŸ’™/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara mengatasi toxic masculinity. Foto: Nik Shuliahin πŸ’›πŸ’™/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toxic masculinity dapat dikatakan sebagai seperangkat aturan yang menentukan standar menjadi seorang pria atau bagaimana seharusnya para pria bersikap. Ada berbagai cara mengatasi toxic masculinity.
ADVERTISEMENT
Berikut penjelasan dan ciri-cirinya yang penting diketahui.

Pengertian dan Ciri-Ciri Toxic Masculinity

Ilustrasi cara mengatasi toxic masculinity. Foto: Karthikeyan Perumal/Unsplash
Melansir situs yankes.kemkes.go.id, toxic masculinity adalah tekanan budaya untuk pria supaya berperilaku dengan cara tertentu.
Beberapa contoh pandangan toxic masculinity, antara lain pria tak bisa mengekspresikan emosinya secara terbuka dan tak boleh bergantung pada orang lain sebab meminta bantuan dianggap kelemahan.
Selanjutnya, lelaki juga tidak boleh mencari kenyamanan dan kelembutan, harus tangguh setiap waktu, dominan dalam berbagai hal (pekerjaan, seks, olahraga, dan hubungan), serta melakukan tindakan berisiko, seperti balapan atau merokok yang dianggap keren.
Adapun ciri-ciri toxic masculinity, yaitu:
ADVERTISEMENT

Cara Mengatasi Toxic Masculinity

Toxic masculinity sangat berbahaya karena bisa meningkatkan risiko gangguan mental, kekerasan seksual, empati rendah, merasa sendirian, suka memendam emosi, sampai penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Lantas, bagaimana cara mengatasi toxic masculinity? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Mengubah Pola Pikir

Ubah pola pikir yang kurang tepat tentang lelaki. Beberapa di antaranya adalah pria tak boleh menangis atau harus selalu terlihat kuat meski tengah rapuh. Ketahuilah bahwa laki-laki juga manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan.

2. Percaya dan Mencintai Diri Sendiri

Percaya dan cintai diri sendiri kendati tak memenuhi tuntutan maskulinitas yang berkembang. Ingatlah bahwa standar maskulinitas yang ditetapkan lingkungan kadang tak cocok dengan kepribadian kita.
Self love menjadikan seseorang lebih percaya diri, mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan, memaafkan semua yang terjadi di masa lalu, serta berkomitmen untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT

3. Mencari Teman yang Positif

Pastikan memilih sosok teman yang mampu menjadi pendengar sekaligus memberi sudut pandang baru yang lebih positif dan sehat.

4. Hindari Perkataan yang Merendahkan Perempuan

Selain itu, hindari juga ucapan maupun perkataan yang merendahkan perempuan. Sebut saja, β€œCengeng sekali, jangan menangis seperti perempuan!”

5. Hindari Melakukan Pemaksaan

Tidak perlu memaksa semua laki-laki atau orang-orang di sekitar guna memenuhi tuntutan maskulinitas yang berkembang. Hal ini dikarenakan tiap orang memiliki karakter berbeda-beda yang unik dan tak harus terperangkap dalam toxic masculinity.
Itulah beberapa cara mengatasi toxic masculinity yang bisa membahayakan bila tidak segera mendapatkan penanganan. Tanamkan dalam diri bahwa pada dasarnya lelaki bukan makhluk sempurna. (DN)