Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Ciri-Ciri Lingkungan Toxic di Kampus yang Perlu Dipahami Mahasiswa
3 Januari 2025 16:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri lingkungan toxic di kampus bisa sangat memengaruhi pengalaman belajar dan kehidupan sosial mahasiswa. Terkadang, banyak orang tidak sadar bahwa lingkungan sekitar bisa memberikan dampak buruk terhadap kesehatan mental dan emosional.
ADVERTISEMENT
Lingkungan yang toxic biasanya ditandai dengan beberapa hal. Misalnya adanya perundungan, persaingan yang tidak sehat, atau bahkan tekanan sosial yang berlebihan.
Ciri-Ciri Lingkungan Toxic di Kampus yang Perlu Diketahui
Lingkungan toxic di kampus adalah suasana atau budaya yang tidak sehat, yang dapat memengaruhi kesejahteraan emosional, mental, dan sosial mahasiswa. Lingkungan seperti ini seringkali ditandai dengan adanya berbagai perilaku negatif yang menciptakan rasa tidak aman, stres, atau cemas bagi mahasiswa.
Berdasarkan buku DILEMA BANGKU KULIAH (Sebuah Bacaan untuk Menapaki Kehidupan Kampus), Azri Yusra, (2020), lingkungan toxic dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan akademis mahasiswa. Itulah sebabnya mereka sebaiknya mengetahui apa saja ciri-ciri lingkungan toxic di kampus, seperti:
1. Banyaknya Gosip dan Perundungan
Mahasiswa sering membicarakan orang lain secara negatif atau menyebarkan rumor tanpa bukti. Selain itu sda tindakan perundungan (bullying) baik secara verbal, fisik, maupun melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
2. Kompetisi yang Tidak Sehat
3. Eksistensi Kelompok Eksklusif
Terdapat kelompok-kelompok yang hanya menerima anggota tertentu dan mengucilkan mahasiswa lain. Kelompok ini sering memandang rendah orang di luar lingkarannya.
4. Kurangnya Dukungan Antara Sesama Mahasiswa
Mahasiswa lebih cenderung bersikap individualis atau tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain. Tidak ada budaya saling membantu, bahkan dalam situasi sulit seperti tugas kelompok atau permasalahan pribadi.
5. Dosen atau Staf yang Tidak Profesional
Dosen atau staf kampus bersikap pilih kasih, tidak adil, atau memberikan komentar yang merendahkan mahasiswa. Tidak ada transparansi dalam sistem penilaian atau kebijakan kampus.
6. Toleransi Rendah terhadap Perbedaan
Mahasiswa yang memiliki latar belakang, keyakinan, atau pandangan berbeda sering dikucilkan atau dihina. Tidak ada ruang aman untuk berdiskusi atau mengekspresikan diri secara bebas tanpa takut dihakimi.
ADVERTISEMENT
7. Kurangnya Rasa Aman
Mahasiswa merasa tidak aman secara fisik atau emosional di lingkungan kampus. Terjadi pelecehan seksual, ancaman, atau kekerasan tanpa tindakan tegas dari pihak kampus.
8. Tekanan Akademik yang Berlebihan
Lingkungan yang menuntut mahasiswa untuk selalu sempurna tanpa memperhatikan keseimbangan antara akademik dan kesehatan mental. Tidak adanya dukungan dari kampus untuk menangani stres atau masalah mental.
9. Sulitnya Mengakses Bantuan
Fasilitas konseling atau dukungan mahasiswa tidak tersedia atau tidak efektif. Mahasiswa yang mengalami masalah merasa sendirian tanpa dukungan dari pihak kampus atau teman-teman.
10. Diskriminasi Gender atau Identitas
Mahasiswa dengan identitas tertentu, seperti gender minoritas, sering mendapatkan perlakuan tidak adil atau komentar negatif. Tidak ada kesetaraan dalam peluang, seperti akses ke organisasi atau beasiswa.
Ciri-ciri lingkungan toxic di kampus dapat menghambat pertumbuhan intelektual dan emosional mahasiswa. Untuk mengatasinya, diperlukan langkah-langkah seperti meningkatkan kesadaran dan mendorong pihak kampus untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, aman, dan sehat bagi semua mahasiswa. (DNR)
ADVERTISEMENT