Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Contoh Validasi Dalam Hubungan dan Cara Melakukannya
2 Juli 2023 23:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Validasi dalam hubungan merupakan elemen untama dalam meningkatkan hubungan dengan pasangan atau antar individu.
ADVERTISEMENT
Saat menghadapi situasi di mana pendapat dan emosi berbeda, kemampuan menggunakan validasi dengan tepat dapat membantu untuk menjaga saling penghargaan dan memperkuat hubungan.
Artikel ini akan membahas konsep validasi dalam hubungan, strategi penerapannya, serta memberikan contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari simak pembahasannya berikut ini.
Apa itu Validasi dalam Hubungan?
Dikutip dalam buku Seni Mengubah Pola Pikir Anda: Mencapai Keseimbangan Batin dan Unggul dalam Bisnis dan Kehidupan karya Eagle Oseven, hubungan yang bermakna dapat membuat seseorang bahagia.
Sederhananya, membentuk hubungan yang baik merupakan salah satu hal yang sangat penting dan diperlukan.
Lantas apa pengertian Validasi dalam hubungan? Hal itu mengacu pada upaya untuk mengomunikasikan penerimaan terhadap perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain sebagai sesuatu yang bisa dipahami.
ADVERTISEMENT
Validasi ini tidak berarti kita harus setuju atau menyetujui. Tetapi lebih pada memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap nilai dan pentingnya perasaan serta sudut pandang mereka.
Contoh Validasi yang Efektif dalam Hubungan
Penerapan validasi yang efektif dalam hubungan memerlukan latihan dan pemahaman terhadap enam level validasi yang dikemukakan oleh Marsha Linehan, Ph.D. Berikut adalah contoh dan cara validasi dengan efektif.
1. Level Pertama: Kehadiran
Hadir berarti memberikan perhatian sepenuh hati saat berkomunikasi dengan orang lain.
Berikan perhatian penuh dan dengarkan dengan tanpa interupsi. Menjadikan diri sebagai sumber dukungan bagi mereka dalam momen-momen penting.
Contoh:
- Mendengarkan dengan penuh perhatian ketika teman kita berbagi pengalaman emosional .
- Memberikan dukungan dan pelukan kepada seseorang yang sedang menghadapi kesulitan.
ADVERTISEMENT
2. Level Kedua: Refleksi Akurat
Refleksi akurat adalah meringkas apa yang kita dengar dari orang lain atau merangkum perasaan kita sendiri dengan tepat.
Jika dilakukan dengan niat memahami daripada menghakimi, refleksi ini akan memvalidasi perasaan mereka.
Contoh:
- "Saya mengerti, kamu merasa kesal karena merasa diabaikan oleh pasanganmu."
- "Sepertinya kamu merasa cemas karena ada presentasi penting yang akan datang."
3. Level Ketiga: Membaca Pikiran
Level ketiga dari validasi hubungan ialah mencoba menebak apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh orang lain berdasarkan situasi atau ekspresi mereka.
Tetapi, perlu diingat bahwa hal ini berisiko jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
Contoh:
- "kamu merasa sedih karena tidak bisa menghadiri acara keluarga itu kan?."
4. Level Keempat: Memahami Perilaku dalam Konteks Sejarah dan Biologi
Memahami bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan faktor biologis.
ADVERTISEMENT
Pertimbangkan bagaimana pengalaman mereka dapat memengaruhi reaksi emosional mereka saat ini.
Contoh:
- "Berdasarkan pengalaman kamu yang pernah mengalami kecelakaan mobil, tidak mengherankan jika kamu merasa cemas saat berkendara lagi."
5. Level Kelima: Menormalkan atau Mengenali Reaksi Emosional yang Wajar
Mengakui bahwa reaksi emosional seseorang adalah respons yang wajar dalam situasi tertentu.
Hal ini membantu menghilangkan rasa malu atau bersalah yang mungkin dirasakan oleh individu.
Contoh:
- "Sangat wajar merasa marah setelah mengalami perlakuan yang tidak adil seperti itu."
6. Level Keenam: Validasi yang Radikal
Validasi yang radikal melibatkan penerimaan sepenuhnya terhadap orang lain, termasuk perasaan, pikiran, dan pengalaman mereka, tanpa menghakimi atau mencoba mengubah mereka.
Hal ini membutuhkan kehadiran penuh dan menghargai hak setiap individu untuk memiliki perasaan dan pandangan mereka sendiri.
Contoh:
- "Saya menerima perasaanmu sepenuhnya, dan saya tidak akan mencoba merubahnya. Apa yang kamu rasakan itu penting."
ADVERTISEMENT
Menggunakan validasi dalam hubungan adalah kunci untuk memperkuat ikatan antarindividu.
Dengan menggunakan strategi validasi dalam hubungan yang efektif, kita dapat membangun lingkungan komunikasi yang lebih saling pengertian dan mendukung. Selamat mencoba! (DAI)