Konten dari Pengguna

Fakta Psikologi Tentang Cinta yang Mengejutkan

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
1 Agustus 2023 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi fakta psikologi tentang cinta. Sumber foto: pexels/Criativithy.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fakta psikologi tentang cinta. Sumber foto: pexels/Criativithy.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa fakta Psikologi tentang cinta yang mengejutkan, misalnya adalah cinta sebagai ketergantungan kimia.
ADVERTISEMENT
Menurut A. Setiyawan dalam buku Cara Menguji Ketulusan Cinta, cinta merupakan perasaan yang mendalam dan kompleks yang telah memikat manusia selama berabad-abad.
Seiring perkembangan Psikologi, banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami dasar-dasar cinta dan bagaimana perasaan ini memengaruhi manusia secara psikologis.

Fakta Psikologi Tentang Cinta

Ilustrasi fakta psikologi tentang cinta. Sumber foto: pexels/Clara.
Dalam artikel ini, akan mengeksplorasi tujuh fakta Psikologi tentang cinta yang mengejutkan.

1. Cinta sebagai Ketergantungan Kimia

Penelitian menunjukkan bahwa jatuh cinta dapat menyebabkan pelepasan zat kimia dalam otak seperti dopamin, oksitosin, dan serotonin.
Perasaan ini menciptakan efek euforia dan perasaan bahagia, yang sering kali membuat orang merasa seperti bergantung pada pasangan mereka.

2. Cinta Romantis vs. Cinta Pengasuhan

Psikolog Robert Sternberg mengidentifikasi tiga komponen cinta, yakni komitmen, kedekatan intim, dan gairah.
ADVERTISEMENT
Namun, teori ini juga mengakui bahwa cinta bisa bervariasi dalam berbagai bentuk, termasuk cinta romantis dan cinta pengasuhan yang mengarah pada hubungan yang berbeda secara emosional.

3. Cinta Buta

Istilah "cinta buta" ada dengan alasan yang kuat. Ketika orang jatuh cinta, mereka cenderung melihat pasangan dengan sudut pandang yang sangat positif dan mengabaikan kelemahan atau kekurangan orang yang dicintai.
Hal tersebut terjadi karena otak mengalami "penyempitan kognitif," di mana hanya fokus pada hal-hal yang menyenangkan.

4. Perbedaan Reaksi Gender Terhadap Cinta

Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan gender dapat memengaruhi cara orang merespons cinta.
Perempuan cenderung lebih berfokus pada keintiman dan komunikasi, sementara laki-laki lebih sering mengungkapkan perasaan melalui tindakan atau keamanan.

5. Durasi Efek Dopamin dalam Cinta

Pada tahap awal cinta, ada pelepasan dopamin yang tinggi di otak yang memberi kita perasaan euforia.
ADVERTISEMENT
Namun, efek ini tidak bertahan selamanya. Penelitian menunjukkan bahwa perasaan jatuh cinta yang intens hanya bertahan sekitar satu hingga tiga tahun.

6. Keterhubungan Fisik dan Psikologis dalam Cinta

Sentuhan fisik dengan pasangan dapat memengaruhi otak secara positif.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sentuhan seperti pelukan dan ciuman dapat mengurangi stres, meningkatkan kebahagiaan, dan meningkatkan ikatan emosional antara dua orang.

7. Tidak Ada yang Namanya Friend Zona

Fakta Psikologi tentang cinta yang selanjutnya yaitu tidak ada yang namanya friend zone. Pertemanan yang terlalu dekat antara laki-laki dan perempuan selalu menimbulkan cinta dari salah satu atau keduanya.
Cinta adalah perasaan psikologis yang kompleks, dan penelitian terus mengungkapkan lebih banyak tentang bagaimana hal itu mempengaruhi pikiran dan perilaku kita.
Dengan pemahaman lebih dalam tentang Psikologi cinta, maka dapat lebih menghargai perasaan ini dan membangun hubungan yang lebih bahagia dan sehat. (DAI)
ADVERTISEMENT