Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Fakta Psikologi Tentang Cinta yang Mengejutkan
1 Agustus 2023 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ada beberapa fakta Psikologi tentang cinta yang mengejutkan, misalnya adalah cinta sebagai ketergantungan kimia.
ADVERTISEMENT
Menurut A. Setiyawan dalam buku Cara Menguji Ketulusan Cinta, cinta merupakan perasaan yang mendalam dan kompleks yang telah memikat manusia selama berabad-abad.
Seiring perkembangan Psikologi, banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami dasar-dasar cinta dan bagaimana perasaan ini memengaruhi manusia secara psikologis.
Fakta Psikologi Tentang Cinta
Dalam artikel ini, akan mengeksplorasi tujuh fakta Psikologi tentang cinta yang mengejutkan.
1. Cinta sebagai Ketergantungan Kimia
Penelitian menunjukkan bahwa jatuh cinta dapat menyebabkan pelepasan zat kimia dalam otak seperti dopamin, oksitosin, dan serotonin.
Perasaan ini menciptakan efek euforia dan perasaan bahagia, yang sering kali membuat orang merasa seperti bergantung pada pasangan mereka.
2. Cinta Romantis vs. Cinta Pengasuhan
Psikolog Robert Sternberg mengidentifikasi tiga komponen cinta, yakni komitmen, kedekatan intim, dan gairah.
ADVERTISEMENT
Namun, teori ini juga mengakui bahwa cinta bisa bervariasi dalam berbagai bentuk, termasuk cinta romantis dan cinta pengasuhan yang mengarah pada hubungan yang berbeda secara emosional.
3. Cinta Buta
Istilah "cinta buta" ada dengan alasan yang kuat. Ketika orang jatuh cinta, mereka cenderung melihat pasangan dengan sudut pandang yang sangat positif dan mengabaikan kelemahan atau kekurangan orang yang dicintai.
Hal tersebut terjadi karena otak mengalami "penyempitan kognitif," di mana hanya fokus pada hal-hal yang menyenangkan.
4. Perbedaan Reaksi Gender Terhadap Cinta
Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan gender dapat memengaruhi cara orang merespons cinta.
Perempuan cenderung lebih berfokus pada keintiman dan komunikasi, sementara laki-laki lebih sering mengungkapkan perasaan melalui tindakan atau keamanan.
5. Durasi Efek Dopamin dalam Cinta
Pada tahap awal cinta, ada pelepasan dopamin yang tinggi di otak yang memberi kita perasaan euforia.
ADVERTISEMENT
Namun, efek ini tidak bertahan selamanya. Penelitian menunjukkan bahwa perasaan jatuh cinta yang intens hanya bertahan sekitar satu hingga tiga tahun.
6. Keterhubungan Fisik dan Psikologis dalam Cinta
Sentuhan fisik dengan pasangan dapat memengaruhi otak secara positif.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sentuhan seperti pelukan dan ciuman dapat mengurangi stres, meningkatkan kebahagiaan, dan meningkatkan ikatan emosional antara dua orang.
7. Tidak Ada yang Namanya Friend Zona
Fakta Psikologi tentang cinta yang selanjutnya yaitu tidak ada yang namanya friend zone. Pertemanan yang terlalu dekat antara laki-laki dan perempuan selalu menimbulkan cinta dari salah satu atau keduanya.
Cinta adalah perasaan psikologis yang kompleks, dan penelitian terus mengungkapkan lebih banyak tentang bagaimana hal itu mempengaruhi pikiran dan perilaku kita.
Dengan pemahaman lebih dalam tentang Psikologi cinta, maka dapat lebih menghargai perasaan ini dan membangun hubungan yang lebih bahagia dan sehat. (DAI)
ADVERTISEMENT