Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kenali Perbedaan Cinta dan Obsesi dalam Hubungan Asmara
15 November 2024 16:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cinta dan obsesi adalah dua emosi yang mungkin tampak serupa dan dapat dirasakan oleh setiap orang. Namun tentu terdapat beberapa perbedaan cinta dan obsesi dalam sebuah hubungan yang penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, cinta dan obsesi adalah dua bentuk keterikatan emosional yang berbeda dalam sifat, intensitas, dan dampaknya pada hubungan. Membedakan cinta dan obsesi penting untuk memastikan hubungan yang sehat dan bahagia.
Perbedaan Cinta dan Obsesi dalam Hubungan Asmara
Mengutip buku 7 Hari Menggenggam Rasa karya Heri Sugianto (2020:124) cinta dan obsesi adalah kedua hal yang berbeda, meskipun bisa dikatakan bahwa keduanya merupakan bentuk dari sikap dalam psikologi. Perbedaan cinta dan obsesi dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti tujuan, perasaan, kedalaman emosional dan juga tindakan.
Perbedaan antara cinta dan obsesi bisa terlihat halus namun mendalam. Meski keduanya sering kali melibatkan perasaan yang intens, ada aspek penting yang membedakan cinta dari obsesi. Berikut beberapa perbedaan yang harus diketahui.
ADVERTISEMENT
1. Dasar Perasaan
Cinta berakar pada kasih sayang, empati, dan penghormatan terhadap pasangan sebagai individu. Cinta adalah tentang keinginan untuk melihat pasangan bahagia, bahkan jika itu berarti membuat pengorbanan.
Sedangkan obsesi berakar pada kebutuhan untuk memiliki atau mengontrol pasangan. Obsesi sering kali berfokus pada pemenuhan ego atau keinginan pribadi, bukan kesejahteraan pasangan.
2. Kedalaman Emosional
Cinta tumbuh dan berkembang seiring waktu, dengan dasar hubungan yang kuat. Ada keinginan untuk mendukung, mendengarkan, dan memberikan yang terbaik tanpa mengharapkan balasan yang berlebihan.
Sedangkan obsesi cenderung dangkal dan sering kali impulsif, berdasarkan keinginan sesaat atau ketertarikan fisik yang kuat tanpa pertimbangan emosional yang matang. Obsesi bisa menjadi destruktif dan menyakiti, baik diri sendiri maupun pasangan.
3. Emosi yang Dirasakan
Cinta akan memberikan perasaan damai, bahagia, dan rasa syukur. Meskipun ada tantangan, cinta sejati membawa kebahagiaan bagi kedua belah pihak. Sedangkan obsesi sering kali disertai dengan perasaan cemas, tidak aman, dan bahkan rasa takut kehilangan. Obsesi bisa menimbulkan stres atau konflik.
ADVERTISEMENT
4. Kontrol dan Kebebasan
Cinta akan mendorong kebebasan dan pertumbuhan pribadi masing-masing. Dalam cinta, kedua pihak didukung untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Sedangkan obsesi sering kali mencoba mengendalikan pasangan, membatasi kebebasan, atau menuntut perhatian penuh.
5. Perspektif terhadap Pasangan
Cinta menghormati pasangan sebagai individu yang memiliki keinginan, kebutuhan, dan kebebasan sendiri. Sedangkan obsesi melihat pasangan sebagai milik pribadi yang harus sesuai dengan harapan atau kebutuhan diri sendiri.
6. Dampak pada Hubungan
Cinta akan membawa hubungan yang sehat, mendukung, dan saling menguatkan. Kedua belah pihak tumbuh bersama. Sedangkan obsesi dapat merusak hubungan, menyebabkan ketidakseimbangan kekuasaan, dan membuat salah satu atau kedua pihak merasa terjebak.
7. Efek terhadap Kesehatan Mental
Cinta memberikan kebahagiaan, kedamaian, dan kepuasan. Hubungan yang didasari cinta cenderung menyehatkan secara emosional. Sedangkan obsesi bisa menguras emosi, menimbulkan stres, dan menyebabkan ketegangan dalam hubungan.
ADVERTISEMENT
Cinta adalah perasaan yang tulus dan sehat, sedangkan obsesi adalah bentuk keterikatan yang berlebihan dan tidak seimbang. Untuk membangun hubungan yang baik, penting untuk mengenali perbedaan cinta dan obsesi ini dan berusaha menciptakan cinta yang sehat, bukan obsesi. (BAI)