Konten dari Pengguna

Kondisi Psikologi Orang yang Sering Garuk Hidung Ketika Ngobrol

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
16 Desember 2024 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi psikologi orang yang sering garuk hidung ketika ngobrol. Sumber: pexels.com/Cottonbro.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi psikologi orang yang sering garuk hidung ketika ngobrol. Sumber: pexels.com/Cottonbro.
ADVERTISEMENT
Kondisi psikologi orang yang sering garuk hidung ketika ngobrol menarik untuk diketahui karena hidung mereka tak selalu sedang gatal. Gerakan seperti itu sering dihubungkan dengan reaksi di bawah sadar.
ADVERTISEMENT
Respons seseorang terhadap suatu keadaan sering kali masih terlihat meski berusaha dikontrol. Hal itu tercermin pada bahasa tubuh atau gesture orang tersebut.

Psikologi Orang yang Sering Garuk Hidung Ketika Ngobrol

Ilustrasi psikologi orang yang sering garuk hidung ketika ngobrol. Sumber: pexels.com/Carolina Grabowska.
Dikutip dari Psikologi Umum Lanjutan, Ahmad Saifuddin (2024:221), otak memerintahkan tubuh untuk merespons dengan tepat. Banyak respons yang disadari dan sengaja disembunyikan untuk menjaga hubungan dengan orang lain atau pergaulan sosial.
Namun, sesempurna apa pun seseorang menyembunyikannya, tetap ada bagian tubuh yang mencerminkan respons sebenarnya. Gerakan berulang dapat menjadi indikasi kondisi kejiwaan seseorang. Tapi jika berulang secara intens, maka perlu perhatian khusus. Misalnya, autis.
Salah satu gerakan berulang itu adalah menggaruk hidung. Berikut adalah beberapa kondisi psikologi orang yang sering garuk hidung ketika ngobrol yang mungkin dialami seseorang.
ADVERTISEMENT

1. Menutupi Kebenaran dan Berbohong.

Gerakan berulang menggaruk hidung ketika ngobrol sering dihubungkan dengan berbohong. Mirip dengan berbohong gerakan ini juga menunjukkan seseorang sedang menutupi suatu kebenaran.
Gerakan ini makin kentara pada orang yang tidak biasa berbohong atau justru sebaliknya, yaitu dia benar-benar bersalah. Semakin orang ini berusaha menunjukkan ekspresi wajah datar, semakin tidak sinkron dengan gerakan menggaruk hidungnya.

2. Cemas atau Gugup

Menggaruk hidup bisa juga merupakan ekspresi rasa cemas atau gugup. Misalnya, menghadapi ujian, istri mau melahirkan, hampir terlambat dan sebagainya. Gerakan menggaruk pada orang cemas merupakan sarana untuk menenangkan diri.

3. Tidak Yakin dengan Sesuatu

Kadang menggaruk hidung menjadi cara untuk memunculkan impuls pada otak sehingga membantu seseorang untuk berpikir. Gerakannya tidak intens meski beberapa kali terlihat. Hal itu diharapkan dapat membantunya memberi jawaban yang lebih baik ketika mengobrol.
ADVERTISEMENT

4. Stres

Ketika seseorang sedang stres, banyak gerakan yang tidak bisa dikontrolnya, termasuk gerakan menggaruk hidung. Gerakan-gerakannya terlihat intens, bahkan kadang menjurus ke kasar karena dia sedang berusaha keras mengendalikan diri.

5. Kebiasaan

Setiap orang punya kebiasaan yang tanpa sadar dilakukannya secara berulang. Kadang gerakan itu lantas menjadi ciri khas dirinya. Misalnya julukan si Ani yang sering menggaruk hidung.
Kondisi psikologi orang yang sering garuk hidung ketika ngobrol bermacam-macam. Gerakan tersebut dapat dijadikan sebagai tanda awal kondisi kejiwaaannya. Namun untuk kejelasannya perlu pendekatan lebih lanjut. (lus)