Memahami Dampak Verbal Bullying pada Remaja

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
23 Maret 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dampak verbal bullying. Sumber foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dampak verbal bullying. Sumber foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dampak verbal bullying kerap dirasakan remaja yang masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Bullying verbal bisa menimbulkan rasa sakit hati yang cukup dalam terhadap korban karena dirinya merasa direndahkan.
ADVERTISEMENT
Biasanya, korban bullying akan terus mengingat perundungan yang dialaminya hingga ia dewasa. Alhasil, akan memengaruhi kesehatan fisik maupun mental korban.

Dampak Bullying Verbal pada Remaja

Ilustrasi dampak verbal bullying. Sumber foto: Pixabay
Dikutip dari buku yang berjudul Kesehatan Mental (Teori dan Penerapan) yang ditulis oleh Ns. Debby Sinthania, S.Kep, dkk mengatakan bahwa, bullying verbal adalah bullying yang menggunakan kalimat tidak menyenangkan sebagai bentuk intimidasi.
Bahkan, bullying verbal lebih berbahaya dari bullying fisik karena bisa terjadi lama dan menghancurkan citra diri maupun harga diri korban bullying.
Contoh bullying verbal juga beragam, seperti memberi nama panggilan yang mengejek, kata-kata kasar, menyebarkan berita bohong, dan memberi ucapan tak pantas lainnya.
Dampak bullying verbal pada remaja juga tak bisa dianggap remeh. Berikut ini dijelaskan 3 dampak yang dapat terjadi, diantaranya:
ADVERTISEMENT

1. Memicu Kecemasan sampai Depresi

Bullying verbal menjadi permasalahan remaja karena memicu kecemasan, stres, dan depresi pada remaja.
Korban bullying mengalami perubahan sikap dan perilaku yang bisa membuatnya stres. Mereka juga akan menutup diri dari interaksi sosial sehingga akan merasa kesepian.
Kebanyakan korban bullying verbal memilih berdiam diri di rumah maupun di kamar. Bahkan, memilih untuk berinteraksi secara online saja dibanding bertemu dengan teman sebayanya.
Tetapi, hal tersebut tak membuat korban merasa bahagia. Justru dengan adanya pemikiran negatif yang menghantui dan timbul rasa kesepian, akan lebih mudah mendorong mereka mengalami depresi.

2. Ide dan Upaya untuk Bunuh Diri

Dampak verbal bullying ini kerap terjadi di berbagai daerah dan kebanyakan dialami oleh remaja. Alasannya, karena korban tak mau menceritakan bullying yang dialaminya kepada keluarga maupun pihak sekolah.
ADVERTISEMENT
Hal ini disebabkan sang korban merasa malu dan terpukul. Alhasil, mereka memiliki ide untuk bunuh diri. Harapannya, agar tak dihina lagi oleh pelaku bullying.

3. Harga Diri Rendah

Korban bullying verbal abuse merasa dirinya rendah karena hinaan yang diterima. Alhasil, kepercayaan diri menurun dan enggan mengeksplorasi kemampuan diri.
Hal tersebut membuat prestasinya di sekolah menurun karena merasa dirinya lebih rendah dibanding temannya.
Mirisnya lagi, walaupun korban bullying sebenarnya remaja yang pintar dan cekatan bisa berubah pesimis jika mendapatkan bullying verbal. Secara otomatis, hal ini akan membuat prestasinya turun dan masa depannya terganggu.
Bullying menjadi momok menakutkan bagi semua orang, terutama remaja. Apalagi semua orang bisa mendapat perundungan tersebut jika tak bisa membela diri.
Sebagai orang tua, guru, dan orang terdekat harus memahami perubahan sikap dan perilaku korban bullying agar bisa diatasi segera sebelum terkena dampaknya. (ASP)
ADVERTISEMENT