Konten dari Pengguna

Memahami Perbedaan Guilt Tripping dan Gaslighting

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
19 Agustus 2023 19:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perbedaan guilt tripping dan gaslighting. Sumber foto: pexels/Anna Shvets.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbedaan guilt tripping dan gaslighting. Sumber foto: pexels/Anna Shvets.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital, sering kali menemui istilah-istilah atau pertanyaan seperti perbedaan guilt tripping dan gaslighting yang sering digunakan dalam berbagai konteks di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel kali ini akan membahas perbedaan dan karakteristik utama dari "guilt tripping" dan "gaslighting".

Pengertian Guilt Tripping

Ilustrasi perbedaan guilt tripping dan gaslighting. Sumber foto: pexels/Gustavo Fring.
Guilt tripping atau sering disebut sebagai "membuat merasa bersalah" adalah tindakan yang dilakukan untuk mengontrol seseorang dengan cara membuatnya merasa bersalah.
Tindakan ini dapat terjadi dalam berbagai situasi, baik dalam hubungan pribadi, keluarga, atau bahkan di lingkungan kerja.
Pada dasarnya, seseorang yang melakukan "guilt tripping" mencoba untuk memanipulasi emosi individu lain dengan cara membuat mereka merasa buruk atau bersalah.

Contoh-Contoh Tindakan Guilt Tripping

Tindakan yang termasuk guilt tripping ialah mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu, memberikan perasaan bahwa individu tersebut egois atau tidak peduli, bahkan mencoba menggambarkan diri mereka sebagai korban dalam situasi tertentu.
ADVERTISEMENT
Tindakan ini dapat merusak hubungan interpersonal dan memberikan tekanan psikologis yang signifikan pada individu yang menjadi target.

Pengertian Gaslighting

Gaslighting adalah tindakan yang lebih serius dan merusak secara psikologis. Tindakan ini melibatkan upaya sadar untuk membuat seseorang meragukan realitas dan kewarasannya sendiri.
Pelaku gaslighting cenderung mengubah fakta, memutarbalikkan situasi, dan mengatakan hal-hal yang membuat korban merasa gila atau tidak bisa dipercaya.

Contoh-contoh gaslighting

Contoh gaslighting misalnya, membantah pernyataan korban dengan berkata, "Kamu salah ingat," atau "Kamu hanya bercanda, tidak ada yang seperti itu terjadi.
Tindakan ini membuat korban meragukan ingatannya sendiri dan merasa tidak memiliki kewarasan.

Perbedaan Guilt Tripping dan Gaslighting

Perbedaan utama antara guilt tripping dan gaslighting adalah sifatnya.
ADVERTISEMENT
Guilt tripping berfokus pada membuat seseorang merasa bersalah, sedangkan gaslighting berusaha membuat seseorang merasa gila atau tidak bisa dipercaya.
Dampak gaslighting seringkali lebih mendalam dan dapat merusak kesejahteraan mental seseorang dengan serius.
Dalam kasus guilt tripping atau gaslighting, dukungan psikologis dan berbicara dengan seseorang yang dapat dipercaya adalah langkah penting untuk memulihkan diri.
Dikutip dalam buku Jejak Pemikirian Pemuda Indonesia Tentang Kesehatan Mental dan Covid 19 karya Nurul Husna Salahuddin, dkk, menjelaskan bahwa menjaga kesehatan mental dapat membuat seseorang menggali potensi dirinya serta mengatasi tekanan dalam hidup.
Untuk sebab itulah kewarasan psikologis seseorang perlu diperhatikan secara cermat. Diperlukan kesadaran tentang perbedaan antara kedua tindakan yang telah dijelaskan di atas agar bisa melindungi diri dari dampak negatif yang mungkin timbul. (DAI)
ADVERTISEMENT