Konten dari Pengguna

Mengenal Arti Feeling dalam MBTI dan Perbedaannya dengan Thinking

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
23 September 2023 21:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi arti feeling dalam MBTI. Sumber foto: pexels/Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi arti feeling dalam MBTI. Sumber foto: pexels/Pixabay.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek penting dalam MBTI adalah mengenal arti feeling dalam MBTI dan perbedaanya dengan thinking. Sebab dimensi "Thinking" (T) dan "Feeling" (F), digunakan untuk mengukur bagaimana seseorang mengambil keputusan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan keduanya, simak penjelasan di bawah ini.

Mengenal arti Feeling dalam MBTI

Ilustrasi arti feeling dalam MBTI. Sumber foto: pexels/Joshua Abner.
Dalam buku Toxic Relationship yang ditulis oleh Christy MS menjelaskan, dalam MBTI, "feeling" adalah salah satu dari empat fungsi kepribadian utama, yang lainnya adalah "thinking," "sensing," dan "intuition."
Orang yang memiliki preferensi "feeling" cenderung membuat keputusan berdasarkan emosi, nilai-nilai, dan pertimbangan sosial.
Mereka mendekati kehidupan dengan perasaan, empati, dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Ini berarti mereka sering memprioritaskan hubungan interpersonal dan kesejahteraan orang lain di sekitar mereka.

Perbedaan "Thinking" (T) dan "Feeling" (F)

Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara "Thinking" (T) dan "Feeling" (F), di dalam tes MBTI. Di antaranya:

Thinking

"Thinking" (T) dalam MBTI mengacu pada individu yang lebih cenderung menggunakan logika, analisis objektif, dan pertimbangan rasional saat mengambil keputusan.
ADVERTISEMENT
Mereka berusaha memisahkan emosi dari proses pengambilan keputusan dan fokus pada faktor-faktor yang dapat diukur dan dianalisis secara obyektif.
Orang dengan preferensi "Thinking" sering kali terlihat sebagai objektif, analitis, dan cenderung membuat keputusan berdasarkan fakta dan data yang tersedia.

Feeling

Di sisi lain, "Feeling" (F) dalam MBTI menggambarkan individu yang lebih menekankan pada nilai-nilai personal, empati, dan pertimbangan sosial dalam pengambilan keputusan.
Mereka cenderung mempertimbangkan bagaimana keputusan mereka akan memengaruhi perasaan orang lain, serta memprioritaskan hubungan interpersonal.
Orang dengan preferensi "Feeling" sering dianggap sebagai pemaham, peka terhadap perasaan orang lain, dan cenderung membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai pribadi dan perasaan.
Hal yang penting untuk diingat bahwa dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada yang benar atau salah dalam memiliki preferensi "Thinking" atau "Feeling."
ADVERTISEMENT

Kekuatan dan Kelemahan "Thinking" (T) dan "Feeling" (F)

Setiap preferensi memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Individu dengan preferensi "Thinking" dapat menjadi analitis yang hebat, tetapi mungkin kurang peka terhadap aspek emosional.
Di sisi lain, mereka dengan preferensi "Feeling" dapat sangat baik dalam memahami perasaan orang lain, tetapi mungkin lebih sulit dalam membuat keputusan yang dingin dan objektif.
Dalam konteks hubungan dan lingkungan kerja, pemahaman preferensi "Thinking" dan "Feeling" dapat sangat berguna. Hal tersebut dapat membantu individu dan tim bekerja sama dengan lebih efektif, menghargai perbedaan dalam pendekatan pengambilan keputusan, dan meminimalkan konflik yang mungkin timbul.
Kesadaran akan preferensi ini juga dapat membantu individu mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih seimbang.
ADVERTISEMENT
Dalam kesimpulan, "Thinking" dan "Feeling" dalam tes MBTI adalah dua dimensi penting yang menggambarkan cara seseorang mengambil keputusan.
Memahami perbedaan antara keduanya dapat membantu kita menghargai keberagaman dalam pendekatan pengambilan keputusan dan meningkatkan interaksi sosial serta kerjasama di berbagai aspek kehidupan. (DAI)