Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Arti Narsis dan Contoh Perilakunya yang Perlu Dihindari
18 Juli 2023 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Narsis adalah kondisi seseorang yang menganggap dirinya sendiri sebagai sosok paling hebat. Sebenarnya, narsis bukan kata baku dalam bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kata narsis yang kerap muncul dalam percakapan atau pembahasan sehari-hari merupakan salah satu kosakata dalam bahasa populer. Munculnya kata narsis itu berasal dari kata narsistik.
Arti Narsis
Narsis merupakan salah satu kosakata dalam bahasa populer yang berasal dari kata narsistik. Oleh sebab itu, jika ingin mengetahui maksud atau arti narsis secara jelas, seseorang perlu memahami arti dari kata asalnya terlebih dahulu.
Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring Kemdikbud, narsistik adalah kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri yang ditandai dengan adanya sikap arogan, percaya diri, dan egois.
Selain dalam KBBI, ada pula penjelasan lain tentang arti narsistik. Mengutip dari buku berjudul The Danish Way of Parenting karya Alexander dan Iben (2018: 75), narsistik adalah pandangan yang melambung tentang diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa narsis merupakan bahasa populer yang merujuk pada perilaku seseorang yang melambungkan dirinya sendiri atau menganggap dirinya lebih sebagai sosok yang paling hebat (arogan).
Contoh Perilaku Narsis yang Perlu Dihindari
Setelah menyimak definisi narsistik, setiap orang dapat memahami bahwa narsis bukan sikap yang baik sebab memiliki sisi arogan serta egois. Oleh sebab itu, seseorang perlu belajar menata diri agar tidak berperilaku narsis.
Berikut beberapa contoh perilaku narsis yang perlu dihindari:
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, setiap manusia bisa saja memiliki sisi narsis dalam dirinya dan setiap manusia memiliki hak untuk melakukan kontrol atas dirinya sendiri. Namun, jika narsistik cenderung mengganggu, seseorang dapat mencoba konsultasi dengan psikolog. (AA)