Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Perbedaan Halusinasi dan Delusi
11 Maret 2023 16:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perbedaan halusinasi dan delusi bisa dijabarkan karena gejalanya berbeda. Menurut psikolog bernama Aubrey Moe, halusinasi adalah pengalaman sensoris yang terjadi tanpa stimulus eksternal. Hal itu berdampak pada kinerja indra seseorang.
ADVERTISEMENT
Sementara delusi menurut psikiater dr. Philip R mengatakan delusi adalah pemikiran atau kepercayaan yang tak diyakini oleh konsensus. Secara ringkas, delusi adalah gangguan mental yang membuat penderita meyakini hal yang sebenarnya tidak terjadi.
Perbedaan Halusinasi dan Delusi beserta Jabarannya
Dikutip dari website hallosehat.com ada beberapa penyebab halusinasi dan delusi yang sering dialami penderita. Jika Anda mengalami antara halusinasi maupun delusi lebih baik konsultasikan dengan psikolog maupun orang terdekat.
Penyebab halusinasi meliputi gangguan mental, penyalahgunaan obat-obatan, kondisi kesehatan dan waktu tidur tidak optimal.
Sementara penyebab delusi karena beberapa hal, yakni genetik yang memungkinkan anggota keluarga mengalami delusi seperti yang anggota keluarga lainnya alami, faktor biologis dan lingkungan atau psikologis.
Cara Mengatasi Gangguan Halusinasi dan Delusi
Dilansir dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Kemenkes RI tahun 1990 sampai 2017 mengatakan penyakit kardiovaskular menjadi penyumbang tertinggi yang memicu kematian penduduk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Walaupun perbedaan halusinasi dan delusi ada, Anda bisa menghadapi gangguan tersebut dengan menerapkan berbagai cara. Berikut ada cara yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Tetap Tenang
Saat mengalami halusinasi maupun delusi, Anda harus tetap tenang sehingga tak merespon secara langsung kejadian yang dialami.
Agar bisa tenang menghadapi gangguan tersebut, Anda bisa berlatih meditasi maupun mendekatkan diri pada Tuhan.
2. Salurkan Emosi dengan Tepat
Saat marah dan takut, kebanyakan orang memilih menekan emosi agar tak diketahui orang lain. Bahkan, Anda bisa menjadi pribadi berbeda karena menyembunyikan ketakutan. Jika hal itu berkepanjangan bisa memicu gejala psikosis.
Tak perlu malu menyalurkan emosi dan gelisah yang Anda alami. Anda bisa menangis, menulis permasalah yang membuat Anda mengalaminya di kertas maupun konsultasi dengan orang terdekat.
ADVERTISEMENT
3. Minimalkan Ekspektasi Berlebihan
Perbedaan halusinasi dan delusi sering membuat banyak orang bingung mengartikannya. Apalagi ada Penyebabnya tersendiri, walaupun begitu Anda bisa mengatasi gangguan dengan meminimalkan ekspektasi berlebih.
Anda harus memahami perbedaan halusinasi dan delusi agar bisa mengatasi gangguan tersebut. Untuk itulah pembahasan diatas bisa dijadikan wawasan mengatasinya. (ASP)