Mengenal Shopaholic dan Cara Mengatasinya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
2 November 2023 22:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi shopaholic adalah. Foto: freestocks/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi shopaholic adalah. Foto: freestocks/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Shopaholic adalah kecanduan belanja yang disebabkan oleh hilangnya kemampuan diri dalam mengontrol keinginan membeli barang.
ADVERTISEMENT
Kendati kondisi ini umum terjadi, tetapi apabila tidak ditangani segera maka bisa menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan penderitanya, baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Berikut penjelasan tentang shopaholic beserta cara mengatasinya yang efektif.

Pengertian Shopaholic serta Cara Tepat Mengatasinya

Ilustrasi shopaholic adalah. Foto: Dollar Gill/Unsplash
Shopaholic berasal dari kata shop atau berbelanja dan aholic yang berarti suatu ketergantungan yang disadari maupun tidak.
Seorang shopaholic tidak bisa menahan keinginan untuk berbelanja dan rela menghabiskan uang serta waktunya untuk membeli bermacam barang, kendati tidak terlalu membutuhkannya. Demikian ulasan dalam situs elib.unikom.ac.id.
Pengertian shopaholic adalah sejenis gangguan kontrol impuls dalam membeli suatu barang atau benda. Hingga kini para penderita shopaholic terus meningkat. Lantas, apa yang dapat dilakukan guna mengatasinya? Ketahui dalam ulasan berikut.
ADVERTISEMENT

1. Meminta Bantuan Orang Terdekat

Bila kebiasaan belanja berlebihan terasa mengganggu, segera minta bantuan orang-orang terdekat. Para shopaholic harus membuka diri untuk menceritakan masalah dan apa yang menjadi pemicunya.
Jika diperlukan, beri akses keluarga atau orang yang dipercaya guna mengambil kendali atas pengeluaran dana.

2. Menumbuhkan Kesadaran Diri

Penderita shopaholic perlu menumbuhkan kesadaran diri terhadap kebiasaan buruknya. Akui bahwa perilaku tersebut memang merugikan dan memberi dampak negatif bagi kehidupan jika tidak segera ditangani.
Selanjutnya, bila merasa frustasi akibat keinginan belanja harus ditekan, cobalah lakukan rileksasi. Terus katakan pada diri sendiri mengenai dampak negatif perilaku shopaholic.

3. Mengalihkan Perhatian

Berusahalah untuk mengalihkan perhatian dari belanja. Isi waktu dengan aktivitas positif lainnya seperti membaca buku, berkebun, atau menbuat kerajinan tangan.

4. Menghindari Pemakaian Kartu Kredit

Kartu kredit menjadi masalah bagi orang-orang yang tidak dapat mengatur keuangan, termasuk para shopaholic. Oleh sebab itu, penting untuk menghindari penggunaan kartu kredit dan pastikan tidak menyimpan uang tunai dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT

5. Mengajak Teman

Setiap orang pasti akan pergi untuk berbelanja. Bila hal ini terjadi pada shopaholic, pastikan tidak belanja seorang diri, tetapi membawa teman atau saudara yang pintar mengontrol keuangan. Dengan demikian, dompet pun bisa selamat.
Shopaholic adalah sebutan bagi orang yang memiliki pola belanja eksesif dan dilakukan terus menerus, dengan menghabiskan banyak waktu, cara, hingga uang untuk membeli barang yang diinginkan (tidak terlalu diperlukan). Kebiasaan ini patut diwaspadai dan harus segera diatasi. (DN)