Mengenal Toxic Environment dan Cara Menghadapinya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
18 Mei 2023 20:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ilustrasi: toxic environment, sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi: toxic environment, sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
Toxic environment adalah lingkungan beracun yang bisa membawa pengaruh buruk di kehidupan seseorang. Lingkungan ini biasanya diisi oleh orang-orang toksik yang suka menyakiti orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
ADVERTISEMENT
Toxic environment bisa ditemui di lingkungan sosial mana saja, seperti lingkungan perumahan, pergaulan, sekolah, atau kantor. Namun, lingkungan yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi toxic environment adalah lingkungan kantor, seperti dikutip dari buku The Little Handbook for Big Carrer.
Berada di toxic environment secara terus-menerus bisa mengganggu ketenangan batin atau bahkan bisa menjerumuskan kita masuk ke dalam circle orang-orang toksik.

Ciri-ciri Toxic Environment

Foto ilustrasi: toxic environment, sumber: Pexels
Berikut ini beberapa ciri-ciri toxic environment yang perlu diwaspadai:

Cara Menghadapi Toxic Environment

Foto ilustrasi: toxic environment, sumber: Pexels
Menghadapi toxic environment memang bisa menguras pikiran dan tenaga. Kita dituntut untuk sabar, terutama jika termasuk minoritas di lingkungan toxic tersebut. Berikut ini penjelasan cara menghadapi toxic environment:
ADVERTISEMENT

1. Buat Batasan

Ketika berada di toxic environment, sebaiknya tidak perlu berinteraksi terlalu dalam dengan orang-orang toksik yang ada di dalamnya. Cukup berinteraksi sewajarnya saja, seperti menyapa dan mengucapkan salam.

2. Hindari Hal Negatif

Jika melihat orang-orang toksik sedang melakukan hal negatif, seperti menggosipkan orang lain, mabuk-mabukan, berjudi, dan sebagainya, sebaiknya kita pergi menjauhi mereka.

3. Cari Orang yang Sefrekuensi

Dari sekian banyak orang yang ada di lingkungan tersebut, kemungkinan masih ada orang-orang yang sefrekuensi dengan kita. Mulailah menjalin hubungan dengan mereka agar tidak merasa sendirian.

4. Teguh pada Pendirian

Godaan untuk menjadi seperti mereka pasti ada. Meski begitu, tetaplah teguh pada pendirian dan nilai-nilai yang diyakini selama ini.

5. Minta Bantuan kepada Pihak Berwenang

Jika perilaku mereka sudah tidak bisa dikontrol, ada baiknya minta bantuan pihak berwenang yang ada di lingkungan tersebut, seperti HRD, ketua RT/RW, guru, atau polisi. (Tp)
ADVERTISEMENT