Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Misophonia: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya
28 Januari 2024 23:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Misophonia adalah sebuah istilah dalam dunia medis dan juga psikologi yang merujuk pada perasaan terganggu seseorang akan suara-suara tertentu. Gangguan ini tentunya bisa mengganggu kualitas hidup seseorang.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh ketika mendengar suara bising tidak bisa tidur maka akan mengganggu kualitas tidurnya. Hingga pada akhirnya, hal ini bisa mengganggu kesehatan tubuhnya.
Untuk lebih memahami tentang pengertian, gejala, dan cara menangani misophonia, simak ulasan berikut ini.
Pengertian Misophonia
Dikutip dari Harvard Health, pengertian misophonia adalah sebuah kondisi yang membuat seseorang merasa sangat terganggu, marah, atau jijik dengan suara-suara tertentu.
Beberapa suara yang kerap mengganggu tersebut antara lain suara orang mengunyah, menyeruput, bernapas, atau mengetik.
Misophonia juga disebut sebagai sindrom sensitivitas suara selektif (selective sound sensitivity syndrome) atau hyperacusis.
Penyebab misophonia belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berkaitan dengan proses otak dalam memilah suara tertentu.
Pada orang normal, suara akan ditangkap oleh telinga dan dikirim ke otak. Di bagian otak tertentu, suara ini diproses sehingga otak dapat membagi fokus terhadap suara tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara pada misophonia, bagian otak yang berfungsi untuk memproses suara mengalami hipersensitivitas.
Gejala Misophonia
Misophonia lebih rentan terjadi pada orang yang memiliki gangguan mental lain, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD), sindrom Tourette, atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Selain itu, misophonia juga bisa diturunkan dalam keluarga.
Gejala utama gangguan ini adalah munculnya respons negatif yang ekstrem terhadap suara pemicu. Respons negatif ini bisa berupa rasa marah, kesal, jijik, cemas, panik, atau takut.
Beberapa penderita gangguan ini bahkan bisa menjadi agresif secara verbal atau fisik terhadap orang yang mengeluarkan suara pemicu.
Selain itu, penderita juga bisa mengalami gejala fisik, seperti tubuh terasa kaku, otot tegang, tekanan darah meningkat, detak jantung lebih cepat, sakit perut, atau rasa tertekan di dada.
ADVERTISEMENT
Gangguan ini bisa mengganggu kualitas hidup dan hubungan sosial penderitanya. Oleh karena itu, penting untuk mencari bantuan profesional jika merasa sangat terganggu oleh suara-suara tertentu.
Cara Menangani Misophonia
Cara menangani misophonia bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan. Beberapa pilihan terapi yang mungkin diberikan adalah sebagai berikut.
1. Terapi Perilaku Kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT)
Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku negatif terhadap suara pemicu. Dengan bantuan psikolog, pengidap misophonia akan belajar untuk mengenali dan mengelola emosinya dengan cara yang lebih sehat.
2. Terapi Bunyi (Sound Therapy)
Terapi ini menggunakan bunyi-bunyi yang menenangkan untuk membantu dalam meredakan stres dan rasa tidak nyaman akibat suara pemicu.
Pengidap misophonia bisa mendengarkan bunyi-bunyi alam, musik instrumental, atau bunyi putih (white noise) melalui headphone atau speaker.
ADVERTISEMENT
3. Hipnoterapi (Hypnotherapy)
Terapi ini menggunakan teknik relaksasi dan sugesti untuk membantu pengidap misophonia dalam mengurangi sensitivitas terhadap suara pemicu.
Hipnoterapi juga bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri dan kesejahteraan mentalnya.
Misophonia adalah kondisi yang bisa mengganggu kesehatan mental dan fisik.
Jika sering merasa sangat terganggu oleh suara-suara tertentu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Karena misophonia dapat memengaruhi kehidupan seseorang. (WWN)