Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Helicopter Parenting dan Ciri-Cirinya
8 Agustus 2023 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Helicopter parenting, adalah gaya pengasuhan orang tua yang terlalu berlebihan dalam memantau dan melibatkan diri di setiap kegiatan anak. Sepert helikopter yang melayang di atas untuk memantau.
ADVERTISEMENT
Berikut ini uraian tentang gaya pengasuhan helicopter parenting.
Karakteristik Utama dari Helicopter Parenting
Dalam buku Mengenali Pribadi dan Potensi Anak yang ditulis oleh Aam Nurhasana, S.Pd, helicopter parenting, pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Dr. Haim G. Ginott pada 1969. Gaya pengasuhan ini melibatkan orang tua yang terlalu protektif dan membuat keputusan untuk anak-anak tanpa memberi mereka kesempatan untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Orang tua yang menerapkan helicopter parenting sebenarnya memiliki niat baik, dengan tujuan melindungi anak-anak mereka dari bahaya dan kegagalan.
Berikut karakteristik orang tua dengan pengasuhan helicopter parenting:
1. Keterlibatan Berlebihan
Orang tua dengan pola asuh helicopter parenting terlalu terlibat dalam kehidupan anak mereka, sering kali ikut campur tangan untuk memecahkan masalah atau membuat keputusan atas nama mereka.
ADVERTISEMENT
2. Sifat Kepemilikan
Orang tua merasa sangat sayang hingga muncul sikap terlalu memilik anak-anaknya. Orangtua tidak membiarkan anak menjelajahi kemandiriannya dan membuat pilihan sendiri.
3. Pembuatan Keputusan
Orang tua helikopter cenderung membuat keputusan untuk anak-anak mereka, bahkan dalam situasi di mana anak seharusnya memiliki otonomi untuk memilih sendiri.
Dampak dari Helicopter Parenting
Berikut beberapa dampak helicopter parenting:
1. Stres dan Depresi yang Meningkat
Pemantauan dan intervensi yang konstan dapat membuat anak-anak merasa stres dan terbebani, yang seiring waktu dapat menimbulkan kecemasan bahkan depresi pada anak.
2. Rendahnya Kepercayaan Diri
Anak-anak yang dibesarkan di bawah asuhan helicopter parenting mungkin mengalami kesulitan dengan kepercayaan diri. Karena mereka terbiasa mengandalkan orang tua untuk petunjuk dan pengambilan keputusan.
3. Perilaku Agresif
Kurangnya kemandirian dan paparan terhadap tantangan dapat menyebabkan frustrasi. Membuat anak-anak lebih rentan menampilkan perilaku agresif, terutama saat berinteraksi dengan teman sebaya.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa cara untuk mengatasi helicopter parenting:
1. Mendorong Diskusi
Alih-alih membuat keputusan untuk anak, sebaiknya libatkan anak dalam diskusi terbuka di mana anak dapat mengungkapkan pemikiran dan perasaannya.
Hal ini dapat melatih keterampilan anak dalam pemecahan masalah dan ekspresi diri.
2. Berikan Otonomi
Berikan ruang kepada anak untuk membuat pilihannya sendiri. Meskipun kadang-kadang anak membuat kesalahan.
Hal ini membantu anak mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan dan kepercayaan diri.
Pada kesimpulannya helicopter parenting adalah salah satu pola asuh orang tua yang terlalu berlebihan dalam memantau anak. (DAI)