Konten dari Pengguna

Pengertian Toxic Productivity, Bahaya, dan Cara Mengatasinya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
17 Mei 2023 20:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ilustrasi: toxic productivity, sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi: toxic productivity, sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toxic productivity adalah keinginan untuk terus bekerja tanpa mengenal waktu. Jika dibiarkan terus-menerus, toxic productivity bisa membahayakan kesehatan fisik dan mental pelakunya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs Universitas Ahmad Dahlan, toxic productivity adalah perilaku tidak sehat pada seseorang yang memiliki keinginan untuk terus bekerja atau produktif setiap saat.
Jika tidak produktif, pelaku kerap merasa bersalah. Sementara ketika pekerjaannya telah selesai, pelaku tidak akan pernah puas karena merasa hasilnya kurang maksimal.

Bahaya Toxic Productivity

Foto ilustrasi: toxic productivity, sumber: Unsplash
Menjalani pola kerja seperti ini dalam jangka panjang bisa berdampak buruk bagi pelaku, baik dari sisi kehidupan, kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Berikut adalah dampak dari toxic productivity bagi kesehatan.

1. Jauh dari Keluarga

Bekerja terlalu keras membuat pelaku kehilangan waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga. Apabila pelaku adalah seorang ayah, maka istri akan kehilangan sosok suami, sementara anak-anaknya akan merindukan figur ayahnya. Jika dibiarkan, kondisi keluarga lama-kelamaan akan berantakan.
ADVERTISEMENT

2. Mengalami Gangguan Kesehatan Fisik

Orang yang memiliki perilaku ini mempertaruhkan kesehatan fisiknya. Dengan bekerja tanpa waktu, pelaku tidak memiliki waktu cukup untuk beristirahat, makan, dan minum sehingga membahayakan kesehatan secara menyeluruh.

3. Gangguan Kesehatan Mental

Pelaku lebih rentan mengalami stres kerja karena selalu merasa tidak puas dengan pekerjaannya. Stres yang terjadi berkepanjangan dan tidak ditangani dengan baik bisa memicu gangguan kesehatan mental.

4. Burn Out

Burn out adalah kelelahan secara fisik dan mental. Kondisi ini membuat pelaku kehilangan passion pada kegiatan yang menjadi rutinitasnya sehingga mereka tidak mau lagi bekerja karena merasa sudah sangat jenuh.

Cara Mengatasinya

Perilaku toxic productivity bisa diatasi jika ada kemauan dari pelaku untuk mengubahnya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah tanamkan mindset bahwa hidup tak hanya diisi dengan bekerja.
ADVERTISEMENT
Jalani hidup sesuai porsinya agar lebih seimbang seperti punya waktu untuk bekerja, bersosialisasi, beribadah, healing, dan juga istirahat.
Setelah itu, sadari kemampuan diri sebagai manusia yang memiliki keterbatasan. Jangan paksakan diri untuk mengerjakan semuanya sendirian. Minta bantuan orang lain jika mengalami kendala dalam menyelesaikan pekerjaan.
Selanjutnya tentukan pencapaian dalam hidup yang realistis. Tujuannya agar tidak terlalu membebani diri sendiri dan tidak kecewa ketika hal itu tidak terwujud. (Tp)