Psikolog atau Psikiater: Lebih Baik ke Mana?

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
4 Desember 2023 23:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lebih baik ke psikolog atau psikiater. Foto: Humberto Chave/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lebih baik ke psikolog atau psikiater. Foto: Humberto Chave/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada dasarnya, baik psikiater maupun psikolog sama-sama merupakan praktisi kesehatan yang terlatih dan terbiasa membantu menangani masalah kesehatan mental. Keduanya memiliki tujuan untuk memfasilitasi pasien dalam mengelola masalah mental yang dialami dalam keseharian.
ADVERTISEMENT
Jadi, bila mengalami gangguan kesehatan mental, lebih baik ke psikolog atau psikiater? Berikut penjelasannya.

Lebih Baik ke Psikolog atau Psikiater? Ini Jawabannya

Ilustrasi lebih baik ke psikolog atau psikiater. Foto: Patty Brito/Unsplash
Meski terkesan sama, psikolog dan psikiater sebenarnya merupakan dua profesi yang berbeda.
Mengutip laman Ciputra Medical Center, ciputramedicalcenter.com, banyak orang masih merasa kebingungan untuk menentukan hendak berkonsultasi dengan psikolog atau langsung ke psikiater.
Untuk mengetahui seperti apa perbedaan psikolog dan psikiater, simak penjelasan berikut.

1. Pendidikan

Psikolog bukanlah dokter medis. Karena mereka menempuh pendidikan Strata 1 psikologi.
Untuk membuka konseling mandiri dan praktik, mereka wajib mengambil program magister psikologi profesi. Psikolog bisa mempunyai gelar PhD dalam bidang filsafat dan PsyD dalam konseling atau psikologi klinis.
Sementara itu, orang yang ingin menjadi psikiater harus merampungkan pendidikan kedokteran terlebih dahulu. Barulah mengambil spesialisasi kejiwaan.
ADVERTISEMENT
Bila sudah menyandang gelar dokter umum, masih ada waktu empat tahun yang harus ditempuh untuk menjalani residensi psikiatri. Setelah itu, barulah psikiater akan memiliki gelar dokter dan spesialis kesehatan jiwa.

2. Masalah Mental yang Didiagnosis

Psikolog tidak dapat melakukan diagnosis gangguan mental, tetapi bisa membantu menurunkan intensitas gejala yang dialami pasien.
Di sisi lain, psikiater dapat mengidentifikasi gangguan mental lebih kompleks seperti gangguan kecemasan, bipolar, depresi, sampai skizofrenia.

3. Pendekatan

Psikolog dan psikiater akan dilatih psikoterapi atau berbicara dengan pasien mengenai keluhan yang dirasakan.
Psikolog cenderung melihat perilaku dari dekat serta melacak pola makan, pola tidur, atau pikiran negatif yang mungkin mempunyai kontribusi pada masalah pasien.
Sementara psikiater mempunyai insting neurokimia dan biologi yang lebih kuat sehingga sebelum mendiagnosa pasien mengalami tekanan atau depresi, psikiater akan memastikan bahwa mereka tak mempunyai masalah tiroid maupun kekurangan vitamin.
ADVERTISEMENT
Apabila merasa mempunyai gangguan kesehatan mental yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pasien dapat berkonsultasi dengan psikolog yang bisa membantu memberi kesimpulan lebih dulu.
Berbagai pendekatan pun dilakukan seperti mengubah pola hidup sampai teknik rileksasi agar kondisi membaik. Namun, bila tidak ada perubahan atau justru makin buruk hingga memicu gejala fisik, dapat mengunjungi psikiater.
Jadi, lebih baik ke psikolog atau psikiater? Jawabannya tergantung dari kondisi atau keadaan masing-masing pasien. Bila merasa mengalami masalah kesehatan mental, dapat mengawali dengan konsultasi pada psikolog lebih dulu. (DN)