Rapunzel Syndrome: Pengertian, Gejala, dan Pengobatan yang Wajib Diketahui

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
28 Januari 2024 23:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rapunzel syndrom. Sumber foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rapunzel syndrom. Sumber foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rapunzel syndrome adalah kelainan yang membuat penderitanya senang memakan rambut sehingga menimbulkan gumpalan di dalam perut.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat memicu berbagai penyakit, seperti penyumbatan pada usus dan lambung. Bahkan sindrom ini termasuk dalam gangguan kejiwaan langka yang bisa berpotensi menyebabkan kematian.
Untuk lebih memahami tentang rapunzel syndrome, simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Pengertian Rapunzel Syndrome dan Gejalanya

Ilustrasi rapunzel syndrome. Sumber foto: Unsplash
Dilansir dari situs WebMd, sindrom rapunzel merupakan gangguan kesehatan yang sangat langka, di mana hal ini ditandai dengan munculnya bola atau gumpalan rambut besar di dalam perut.
Seiring berjalannya waktu, gumpalan rambut tersebut bisa meluas ke usus kecil dan akhirnya memicu infeksi. Karena itu, kondisi ini dianggap sangat serius karena dapat memicu kompilasi mematikan.
Penyakit ini dinamai Rapunzel karena memiliki kaitan dengan rambut dan perempuan. Sebab, hampir semua pengidap gangguan ini adalah wanita, terutama mereka yang memiliki rambut panjang.
ADVERTISEMENT
Gejala yang muncul akibat sindrom rapunzel sendiri sebenarnya belum jelas dan tidak spesifik sehingga dapat membingungkan, terutama pada fase awal. Namun, gejala yang umum terjadi adalah sakit perut kronis, penurunan berat badan, dan gangguan pencernaan berulang.
Sindrom rapinzel ini dapat memicu komplikasi, di antaranya:

Pengobatan Sindrom Rapunzel

Untuk mendiagnosis adanya gumpalan rambut, dokter akan menanyakan riwayat kebiasaan pengidap rapunzel syndrome. Selain itu, dokter juga akan memeriksa adanya gejala fisik, seperti kerontokan rambut.
Diagnosis penyakit ini bisa dilakukan dengan beberapa tes, yakni Sinar X, USG, CT Scan, studi barium fluoroskopi, dan endoskopi. Dengan begitu, dokter bisa memberikan pengobatan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Jika gumpalan rambut terlalu besar, dokter akan melakukan laparotomi dan laparoskopi. Laparotomi adalah tindakan membuka dan memeriksa rongga perut, untuk mengeluarkan gumpalan.
Sementara laparoskopi adalah tindakan untuk membuat potongan seukuran lubang kunci di perut demi mengeluarkan rambut.
Demikian pembahasan mengenai pengertian, gejala, serta pengobatan rapunzel syndrome. (RN)