Konten dari Pengguna

Regulasi Diri: Arti dan Tahapan Pelaksanaannya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
6 Februari 2024 23:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 14 Februari 2024 3:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi regulasi diri adalah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi regulasi diri adalah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Regulasi diri adalah sebuah konsep yang pertama kali dipopulerkan oleh Bandura dalam teori belajar sosial pada tahun 1986 terkait kemampuan seseorang untuk mengontrol diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Regulasi diri memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pengertian regulasi diri dan tahapan pelaksanaannya.

Pengertian Regulasi Diri

Ilustrasi regulasi diri adalah. Foto: Pixabay
Bandura menyatakan bahwa individu memiliki kemampuan untuk mengontrol cara belajarnya dengan mengembangkan langkah observasi diri, menilai diri, dan memberi respon pada diri sendiri.
Sementara itu, Markus dan Wuft mendefinisikan regulasi diri sebagai cara-cara yang digunakan individu untuk mengontrol dan mengarahkan tindakannya sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa regulasi diri adalah proses belajar dalam mengaktifkan pikiran, perasaan, dan perilaku secara sistematis untuk mencapai tujuan, seperti yang dijelaskan dalam buku Intervensi Kemampuan Regulasi Diri karya Fransisca Iriana.
Regulasi diri bisa dilakukan oleh semua orang dari semua lapisan dengan berbagai latar belakang masalah, seperti anak sekolah, pasien kanker, pekerja, orang tua, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT

Tahapan Pelaksanaan Regulasi Diri

Ilustrasi regulasi diri adalah. Foto: Pixabay
Regulasi diri terdiri dari tiga fase, yaitu forethought phase, performance phase, dan self-reflective phase menurut Schunk dan Zimmerman.
Fase pertama, yaitu analisis masalah dan pembuatan tujuan secara spesifik untuk menyelesaikan masalah. Fase ini memiliki dua subproses, yaitu task analysis dan self-motivation beliefs.
Dalam task analysis, perlu membuat goal setting dan strategic planning, yang dilanjutkan dengan self-efficacy, outcome expectancies, task interest/value, dan goal orientation.
Fase kedua, terdiri dari dua sub proses, yaitu self-control dan self-observation. Self-control memiliki beberapa strategi, yaitu task strategies, volition strategies, self-instruction, imagery, time management, environmental structuring, help seeking, interest enhancement, dan self-consequences. Sedangkan dalam self-observation, terdapat dua metode, yaitu metacognitive monitoring dan self-recording.
ADVERTISEMENT
Sementara fase ketiga, terdiri dari self-judgement dan self-reaction, di mana self-reaction terdiri dari self-satisfaction dan adaptive. Di fase ketiga ini, seseorang bisa melakukan evaluasi diri dan atribusi kasual.
Setiap fase tersebut memiliki peran dalam proses pembentukan kemampuan regulasi diri. Proses belajar regulasi diri ini dipengaruhi oleh efikasi diri, motivasi, dan tujuan.
Demikian pembahasan mengenai pengertian regulasi diri dan tahapan pelaksanaannya yang perlu diketahui. (SP)