Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Bagaimana Terjadinya Offside? Ini Penjelasannya
13 Desember 2022 18:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jelaskan bagaimana terjadinya offside dalam sepak bola menjadi salah satu informasi yang dicari belakangan ini. Bagi yang sedang mencari jawabannya, berikut informasi yang perlu Anda ketahui.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman olympics, peraturan offside dalam permainan sepak bola memang menjadi salah satu peraturan olahraga yang cukup sulit dimengerti oleh orang awam. Sebab, offside bukan hanya sebuah peraturan, melainkan bisa menjadi salah satu strategi.
Sekadar informasi, peraturan offside sudah ada sejak pertama kali peraturan sepak bola dicetuskan pada tahun 1883 oleh Football Association (FA). Peraturan ini secara umum diciptakan agar para pemain tidak “ngendok” di area pertahanan lawan untuk menunggu bola.
Bagi yang penasaran bagaimana terjadinya offside dalam pertandingan sepak bola, berikut penjelasannya.
Bagaimana Terjadinya Offside dalam Permainan Sepak Bola
Guna memahami peraturan offside lebih lanjut, Anda perlu mengetahui dulu apa itu “posisi” offside. Dikutip dari laman FA, posisi offside adalah ketika pemain penyerang berada di belakang pemain bertahan lawan paling terakhir (selain kiper), baik itu bagian kaki, kepala, maupun tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, posisi offside berada di antara kiper dan pemain belakang/bek yang paling dekat posisinya dengan kiper. Apabila kedudukan bola dikuasai oleh pemain penyerang dan sudah melewati pemain bek terakhir, maka posisi offside ditetapkan pada posisi bola tersebut.
Untuk menggambarkannya, Anda bisa melihat sebuah garis vertikal yang selalu mengikuti pergerakan pemain bertahan terakhir. Apabila pemain penyerang melewati garis vertikal tersebut, maka ia sudah ada pada posisi offside.
Namun, pemain yang berada di posisi offside bukanlah sebuah pelanggaran, bahkan bisa menjadi “mind games”. Lantas, bagaimana terjadinya offside dalam permainan sepak bola?
Offside akan terjadi apabila pemain penyerang mengoper bola ke rekan satu timnya yang berada di posisi offside yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pelanggaran offside sendiri akan dinilai oleh hakim garis (asisten wasit) yang selalu mengikuti arah bola atau pergerakan pemain bertahan terakhir dari sisi lapangan.
ADVERTISEMENT
Agar bisa memahaminya lebih rinci, pelanggaran offside akan dinilai ketika bola hendak ditendang mengarah ke pemain yang berada di posisi offside. Anggap saja sang wasit mampu menghentikan waktu ketika bola hendak ditendang untuk melihat garis vertikal yang sudah disebutkan sebelumnya.
Apabila pemain yang hendak dioper berada di posisi offside, maka pelanggaran akan diumumkan. Begitupun sebaliknya. Apabila pemain yang hendak dioper tidak berada di posisi offside, maka tidak ada pelanggaran.
Peraturan offside ini tidak hanya berlaku untuk operan bola saja, melainkan bisa juga dari tepisan kiper, bola terkena tiang, hingga tolakan dari pemain bertahan maupun penyerang.
Perlu digarisbawahi, wasit tidak akan memberikan pelanggaran offside apabila pemain yang berada di posisi offside menerima bola dari tendangan gawang (goal kick), lemparan pinggir (throw-in), dan tendangan sudut (corner kick).
ADVERTISEMENT
Demikianlah informasi seputar bagaimana terjadinya offside dalam pertandingan sepak bola. Semoga bermanfaat.
(AA)