Eks NBA Ini Bangkrut, Kini Jadi Guru Privat Basket untuk Lunasi Utang

Konten dari Pengguna
6 Januari 2021 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Joe Smith. Foto: Bill Sikes/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Joe Smith. Foto: Bill Sikes/AP Photo
ADVERTISEMENT
Nama Joe Smith mungkin terbilang asing di telinga penggemar basket, karena memang prestasi terbaiknya hanya sebagai salah satu NBA All Rokie First Team pada 1996. Namun, dirinya terkenal sebagai ‘kutu loncat’ karena pernah bermain untuk 12 tim berbeda.
ADVERTISEMENT
Tim yang pernah diperkuatnya antara lain, Golden State Warriors, Philadelphia 76ers, Minnesota Timberwolves, Detroit Pistons, Milwaukee Bucks, Denver Nuggets, Chicago Bulls, Cleveland Cavaliers, Oklahoma City Thunder, Atlanta Hawks, New Jersey Nets, dan terakhir LA Lakers.
Selama 16 tahun berkarier di NBA, Smith telah bergabung dengan 12 tim tersebut dan dia bisa mengantongi hampir USD 61 juta (sekitar Rp849 miliar). Namun, kebiasaan borosnya membuat Smith mengalami kebangkrutan.
Diwartakan CNBC, setiap kali dia dijual dan pindah ke tim lain, Smith selalu membeli tempat tinggal di kota barunya tersebut.
"Begitu saya dijual dan pindah ke tim lain, selalu sulit untuk tidak membeli rumah-rumah itu. Saya selalu kehilangan uang,” ucap Smith kepada Alex Rodriguez di acara CNBC Back in The Game.
Smith pernah bermain untuk 12 tim berbeda, termasuk LA Lakers. Foto: Gregory Shamus/Getty Images
Sebenarnya gaji Smith saat bermain di ajang NBA tidak pernah kurang dari USD 1,3 juta (sekitar Rp18 miliar), sayangnya dia tidak memiliki pengetahuan yang baik dalam mengelola keuangannya tersebut.
ADVERTISEMENT
“Banyak orang berpikir begitu Anda menandatangani kontrak, Anda akan otomatis menjadi seorang jutawan. Tapi kenyataannya tidak berhasil dan sesederhana itu,” ucap Smith.
“Tidak ada yang benar-benar menjelaskannya (cara mengelola keuangan) kepada saya. Dari USD 3 juta (sekitar Rp41 miliar), mungkin akan ada potongan setengahnya. Hanya itulah sesuatu yang pernah saya pelajari,” tambah Smith kepada Rodriguez.
Sebenarnya setelah dikurangi pajak, biaya agen, dan biaya manajemen, Smith hanya membawa pulang sekitar USD 18 juta (sekitar Rp250 miliar) selama kariernya. Namun, tetap saja nominal tersebut masih terbilang jumlah yang banyak jika dibandingkan dengan pendapatan kebanyakan orang Amerika lainnya.
Sayangnya, pengeluaran sembrono, investasi yang buruk, dan perceraian, membuat harta Smith menguap begitu saja. Menguapnya kekayaan yang dimiliki Smith juga dikarenakan hobinya yang doyan mengoleksi mobil mewah, seperti Corvette, Bentley, dan dua Range Rover.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi tersebut, seorang mantan bintang MLB yang juga pebisnis, Alex Rodriguez, berniat membantu keuangan Smith. Dalam acara 'Back in The Game' yang dipandunya, Rodriguez mencoba membedah kondisi keuangan Smith.
Joe Smith pernah tercatat sebagai No 1 draft pick NBA pada 1995. Foto: Rocky Widner/Getty Images
Smith dan tunangannya, Kisha Chavis, menjelaskan kepada Rodriguez bahwa penghasilan gabungan keduanya sebesar USD 26 ribu (sekitar Rp361 juta) per tahun. Namun, gaya hidup mereka, termasuk rumah yang luas di pinggiran kota Atlanta, menghabiskan biaya sebesar USD 133 ribu (sekitar Rp1,8 miliar).
Besar pasak daripada tiang, mungkin itu peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kondisi keuangan Smith. Maka dari itu, Rodriguez memberikan dua strategi sederhana kepadanya, yaitu meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran.
Sejak pensiun dari basket, Smith diketahui membuka jasa pelatihan basket privat di Atlanta. Rodriguez kemudian membantu Smith menerima lebih banyak klien dengan cara menawarkan jasanya dengan biaya lebih tinggi dan memperluas promosinya.
Semenjak pensiun, Smith menjadi seorang pelatih basket. Foto: Randy Belice/Getty Images
Proyek Rodriguez dan Smith tersebut terbukti dapat menghasilkan 10 kali lebih banyak daripada yang dihasilkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk komponen pengeluaran, Rodriguez menyarankan pasangan itu untuk mulai memangkas pengeluaran terbesar mereka, yaitu biaya sewa rumah. Dengan melakukan hal tersebut, mereka bisa menghemat sampai USD 14 ribu (sekitar Rp194 juta) per tahunnya.
"Saya tahu itu lubang besar, tapi saya tidak tahu kalau memang seperti itu. Hanya untuk melihat angka dan melihat rinciannya saja sudah membuat lengah,” ucap Smith.
Diwartakan CNBC, jika Smith tetap komitmen dalam melakukan hal tersebut, utangnya yang mencapai USD 157 ribu (sekitar Rp2,1 miliar) bisa lunas dalam waktu tiga tahun saja. Per tahunnya, mereka bisa melunasi utangnya tersebut sekitar 30 persen dan akan benar-benar lunas pada 2022.