Formula 1: Pebalap F1 Bisa Berlutut di GP Austria, Menurut Tim McLaren

Konten dari Pengguna
1 Juli 2020 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Contoh livery dari tim McLaren F1 musim 2020. Foto: Twitter/McLarenF1
Para pebalap F1 dikabarkan dapat melakukan aksi berlutut di grid sebelum seri pembuka GP Austria pada Minggu (5/7/2020) ini. Hal ini mereka lakukan sebagai aksi solidaritas terhadap adanya rasialisme di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Di tengah adanya aksi terhadap rasialisme baru-baru ini, F1 telah meluncurkan kampanye #WeRaceAsOne sebagai langkah untuk meningkatkan inklusivitas dan keberagaman di olahraga ini. Mercedes, di sisi lain, sudah mengganti livery mereka sebagai pesan antirasialisme yang mau mereka sampaikan.
Langkah yang nantinya para pebalap lakukan merupakan langkah yang serupa dengan para pemain di Liga Inggris di awal bulan Juni kemarin. Oleh karena itu, salah satu tim di F1, McLaren, akhirnya angkat suara mengenai bagaimanakah mereka menghadapi situasi seperti ini.
Pendapat pertama datang dari Lando Norris.Pebalap asal Inggris tersebut juga memberi tahu aksi serupa nantinya juga akan dilakukan oleh para pebalap F1.
"Beberapa pebalap telah berdiskusi untuk melakukan tindakan berlutut. Jika kami mau melakukannya, maka akan ada diskusi setelah briefing para pebalap dengan Asosiasi Pebalap Grand Prix Jumat ini," ujar Norris pada PA Sport, dikutip dari Motorsport.
ADVERTISEMENT
" Kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk menunjukkan kalau kami menghormati dan menyayangi semua orang. Kami akan melakukan hal yang benar ketika waktunya telah tiba," tambah pebalap 20 tahun ini.
Norris sendiri sebelumnya sudah mendukung gerakan #WeRaceAsOne di media sosial pribadinya. Ia mengunggah video yang dibuat tim McLaren F1 sebagai dukungan dari kampanye terbaru F1 tersebut.
Kepala tim McLaren F1, Andreas Seidl juga punya pendapat serupa. Ia mengatakan kalau timnya akan mendukung duet pebalap mereka, Lando Norris dan Carlos Sainz Jr, apabila mereka mau berlutut sebelum balapan dimulai.
"Kami tentu mendukung semua jenis inisiatif yang terjadi saat ini. Kami berada dekat dengan Formula 1 soal hal ini. Untuk saat ini, kami serahkan pada para pebalap kami soal bagaimana mereka menghadapi situasi ini," ujar Seidl dalam konferensi pers pada Selasa (30/6/2020).
ADVERTISEMENT
Seidl sendiri bilang kalau McLaren juga aktif dalam rangkaian untuk mendukung adanya keberagaman pada pekerjanya. Baginya, rasialisme ataupun diskriminasi adalah sebuah hal yang tak dapat diterima di tim McLaren.
"Budaya yang kami punya adalah menghargai kontribusi semua anggota dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua anggota. Oleh karena itu, kami sedang menjalankan berbagai inisiatif yang berbeda untuk membuat semua golongan dapat diwakilkan di tim ini," ujar pria 44 tahun ini.
McLaren sendiri, menurut Seidl, sedang meninjau bagaimana mereka memperlakukan orang-orang berbeda di dalam organisasinya. Seidl menutup wawancaranya dengan mengatakan bahwa tim asal Inggris ini mendukung semua inisiatif yang sedang F1 lakukan sekarang ini.
Inisiatif dari Seidl dan Norris akhirnya menjadi jawaban McLaren terhadap isu serupa yang sudah dikritik oleh Carlos Sainz Jr sebelumnya . Pebalap asal Spanyol ini pada awal bulan Juni silam juga telah mengunggah dukungannya terhadap keadilan bagi semua orang di media sosial pribadinya.
ADVERTISEMENT
Anak dari legenda balap reli, Carlos Sainz, tersebut coba mengungkit isu kematian George Floyd yang pada saat itu belum terlalu disorot F1. Dalam unggahannya, ia mengatakan kalau ia mengutuk segala bentuk rasialisme dan ketidakadilan.
Meski begitu, pria yang akan pindah ke Ferrari musim 2021 mendatang tetap bungkam soal aksi berlutut para pebalap. Ia ,hingga saat ini, mencoba untuk tak buka suara soal bagaimanakah inisiatif dari rekan duetnya, Norris, dan rekan-rekannya sesama pebalap akan terwujud nantinya di sirkuit Red Bull Ring pada 5 Juli mendatang.