Kesal Ditipu hingga Bangkrut, Eks NFL Ini Hampir Bunuh Penasihat Keuangannya

Konten dari Pengguna
7 Januari 2021 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Clinton Portis. Foto: Larry French/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Clinton Portis. Foto: Larry French/Getty Images
ADVERTISEMENT
Clinton Earl Portis adalah seorang mantan atlet american football yang berkiprah di ajang NFL selama sembilan musim. Berhasil kantongi hampir Rp 600 miliar selama kariernya, Portis nyatakan bangkrut pada 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
Sial bagi Portis, kebangkrutannya tersebut disebabkan oleh orang kepercayaannya sendiri. Semenjak pensiun pada 2012, Portis mempercayakan pengelolaan uangnya kepada dua penasihat keuangan yang terdaftar di Asosiasi Pemain NFL (NFLPA), Jeff Rubin dan Jinesh Brahmbhatt.
Alih-alih membantu Portis menyiapkan dana untuk masa tuanya, kedua penasihat keuangannya tersebut malah menjebak dan menipu Portis.
Clinton Portis hampir membunuh penasihat keuangannya. Foto: AP Photo
"Mereka datang dengan mengesankan. Semua menjadi rumit karena saya tidak memahaminya. Saya tidak tahu secara pasti apa yang mereka katakan, tetapi saya terlibat dan mengiyakan begitu saja," ucap Portis, dilansir dari Sport Illustrated.
Rubin meminta Portis untuk menginvestasikan uang sebesar USD 1 juta (sekitar Rp14 miliar) di kasino Alabama. Namun, kasino itu ditutup pada 2012 setelah melanggar aturan otoritas lokal. Portis mengatakan, ada USD 3,1 juta (sekitar Rp40 miliar) dari rekeningnya yang diambil oleh Rubin.
ADVERTISEMENT
Sementara, Jinesh Brahmbhatt dilarang beroperasi oleh NFLPA karena ketahuan menjalankan skema Ponzi, sebuah modus investasi palsu. Brahmbhatt mengarahkan Portis dan pemain NFL lainnya untuk berinvestasi dengan Success Trade Securities (STS). Hampir USD 14 juta (sekitar Rp195 miliar) dari investasi tersebut lenyap.
Portis tercatat menjadi bagian Pro Bowl dua kali, pada 2003 dan 2008. Foto: Scott Cunningham/Getty Images
Menurut dokumen pengadilan, Portis berutang USD 412 ribu (sekitar Rp5,7 miliar) dalam bentuk tunjangan rumah tangga kepada empat wanita berbeda, USD 390 ribu (sekitar Rp5,4 miliar) kepada IRS, USD 287 ribu (sekitar Rp3,9 miliar) kepada kasino MGM Grand, dan USD 170 ribu (sekitar Rp2,3 miliar) kepada Borgata.
Tak hanya itu utang yang dimiliki oleh Portis. Bahkan, dirinya sampai berhutang USD 500 ribu (sekitar Rp6,9 miliar) kepada ibunya sendiri.
“Penyesalan terbesar adalah mempercayai orang lain untuk mengelola uang saya. Seharusnya saya tidak melakukan itu. Harusnya saya pergi ke bank,” sesal Portis.
ADVERTISEMENT
Kesal karena ditipu, Clinton Portis berencana membunuh penasihat keuangannya tersebut. Keinginan tersebut diperkuat setelah kedua penasihat keuangannya itu tidak mendapatkan hukuman yang setimpal menurut Portis.
“Tidak ada waktu di penjara, tidak ada apa pun. Mereka tetap hidup bahagia selamanya,” ujar Portis kesal.
Portis saat membela Denver Broncos. Foto: Craig F. Walker/The Denver Post via Getty Images
Portis yang telah naik pitam benar-benar pergi ke gedung kantor tempat penasihat keuangannya itu pada 2013. Dia datang dengan sebuah pistol yang telah diisi peluru.
Namun, pada akhirnya Portis tidak jadi menarik pelatuknya tersebut. Keputusan itu diambil berkat nasihat dari seorang teman yang mencegahnya melakukan kejahatan tersebut.
“Itu tidak mudah, itu membunuh," ucap Portis yang batal membunuh penasihat keuangannya.
Teman Portis tersebut berjasa untuk meyakinkannya bahwa hidup tidak kaya lebih baik daripada membiarkan anak-anaknya tumbuh dengan melihat sang ayah berada di balik jeruji besi.
ADVERTISEMENT
“Kamu sudah kalah, tetapi kerugian yang akan kamu derita [dengan membunuh seseorang] akan lebih besar,” ujar temannya.
Selama berkarier di NFL, Portis pernah membela Denver Broncos dan Washington Redkins. Pria kelahiran 1981 ini juga pernah tercatat sebagai bagian dari Pro Bowl sebanyak dua kali, pada 2003 dan 2008.
Terkini, Portis menjadi tamu tetap di acara radio yang dipandu mantan rekan setimnya, Chris Cooley. Keduanya juga menjadi pembawa acara mingguan dalam acara televisi yang berhubungan dengan mantan timnya, Washington Redskins.