Konten dari Pengguna

Keterampilan Gerak dalam Permainan Kucing-Kucingan dan Tikus-tikusan

10 September 2021 19:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bermain (Sumber: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bermain (Sumber: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Keterampilan gerak dalam permainan kucing-kucingan dan tikus-tikusan membutuhkan beberapa teknik tertentu. Permainan ini awalnya berkembang di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Permainan kucing-kucingan ini menirukan gerakan kucing yang sedang saling berebut suatu benda. Artinya, permainan dengan peragaan yang di dalamnya berisi gerakan saling berebutan untuk dapat memiliki sesuatu tempat.
Lalu, permainan kucing-kucingan dan tikus-tikusan membutuhkan keterampilan gerak jalan dan lari.

Keterampilan Gerak dalam Permainan Kucing-kucingan dan Tikus-tikusan

Ilustrasi keterampilan gerak dalam permainan kucing-kucingan dan tikus-tikusan. (Pexels/Lukas)

1. Pahami Alur Permainan

Salah satu peserta menjadi “kucing”, kemudian bertugas untuk menyentuh peserta lain. Ketika kamu disentuh oleh peserta yang menjadi “kucing”, maka akan berperan sebagai “kucing”. Tugas kamu sekarang adalah menyentuh peserta lain.

2. Tentukan Peserta yang Menjadi Kucing

Pemain inilah yang pertama kali akan mengejar dan mencoba menyentuh peserta lain.

3. Pilih Area Bermain

Tentukan batas area bermain agar peserta yang bukan “kucing” dan tidak bisa berlari terlalu jauh. Jika areanya semakin kecil, maka akan semakin sulit untuk menghindari peserta yang menjadi “kucing”.
ADVERTISEMENT
Pilih tempat yang cocok digunakan untuk berlari dan aman apabila peserta terjatuh. Misalnya, lapangan berumput atau berpasir.

4. Tentukan “Zona Aman”

Ilustrasi Anak Bermain (Sumber: Unsplash)
Pohon, bangku, atau area yang ditandai dengan kerucut, bisa digunakan sebagai “zona aman”. Jika pemain berada di area ini, maka dia akan aman dari sentuhan peserta yang menjadi kucing. Namun, pemain tersebut juga tidak boleh terlalu lama berada di zona aman ini.

5. Berhitung untuk Memberi Waktu Bagi Peserta Lain Berlari

Peserta yang menjadi “kucing” akan berhitung sampai 10 untuk memberi waktu bagi peserta lain untuk menjauh. Setelah selesai berhitung, “kucing” akan berteriak “Mulai!” atau “Siap atau tidak, aku datang!” dan mulai mengejar peserta yang lain.
Peserta yang lain akan lari dan menghindari “kucing” tersebut. Jika kamu didekati oleh peserta yang menjadi “kucing,” cobalah berlari ke “zona aman.”
ADVERTISEMENT

6. Pastikan untuk Tidak Menyentuh Pemain Lain dengan Terlalu Agresif

Jika ada salah satu pemain yang mendorong atau menyakiti pemain lain, keluarkan dia dari permainan karena perbuatannya itu salah dan bisa membahayakan.

7. Hentikan Permainan Setelah Semua Peserta Selesai Bermain

Setelah permainan usai, peserta yang terakhir menjadi kucing dinyatakan kalah. Tidak ada aturan yang menyatakan kapan permainan berakhir.
Sukirman Dharmamulyo dalam bukunya Permainan Tradisional Jawa (2008) menjelaskan, bahwa permainan kucing-kucingan berawal dari suatu perkumpulan.
Misalnya, lima orang anak berkumpul membentuk sebuah kelompok A, B, D dan E. Kelima orang anak tadi nantinya akan mengundi untuk menentukan siapa yang jadi kucing dengan cara hompimpah atau suit.
Itulah keterampilan gerak dalam permainan kucing-kucingan dan tikus-tikusan.
ADVERTISEMENT
(ANH)