Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Kareem Abdul-Jabbar, Memeluk Islam Sehari Usai Jadi Juara NBA
27 Januari 2021 14:50 WIB
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Berbicara tentang NBA, ada nama Kareem Abdul-Jabbar yang tak boleh dilewatkan. Pasalnya, pemain yang pernah meraih 6 kali juara NBA ini mempunyai catatan poin (38,387) yang belum bisa dilewati oleh pemain manapun. Namun, ada hal menarik lainnya, yaitu transformasi spiritual.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, Kareem Abdul-Jabbar memiliki nama asli Lew Alcindor. Tumbuh di New York, dia mendominasi tim basket sekolah tingkat atas sebelum akhirnya masuk ke Universitas California (UCLA). Di California, dia mulai mengenal Islam.
“Saya diperkenalkan ke Islam saat saya masih mahasiswa baru di UCLA. Meskipun saya telah mencapai tingkat ketenaran nasional sebagai pemain bola basket, saya berusaha keras untuk menjaga kehidupan pribadi saya,” ungkapnya kepada Al-Jazeera.
Bersama tim basket NBA pertamanya, Milwaukee Bucks, Kareem berhasil mempersembahkan juara pada 1971. Tepat sehari setelah berhasil membawa timnya juara NBA, Kareem memutuskan memeluk Islam. Sejak saat itulah namanya berubah dari Lew Alcindor menjadi Kareem Abdul-Jabbar.
“Saya lahir sebagai Ferdinand Lewis Alcindor, Jr. Lew Alcindor. Sekarang saya Kareem Abdul-Jabbar, sebuah manifestasi dari sejarah, budaya, dan kepercayaan saya di Afrika,” tegas Kareem Abdul-Jabbar.
ADVERTISEMENT
Transformasi spiritualnya tersebut juga banyak dipengaruhi oleh buku "The Autobiography of Malcolm X". Buku tersebut sering dibacanya saat masih menjadi mahasiswa baru di UCLA. Selain itu, dia juga merasa keputusannya itu sebagai bentuk perlawanan terhadap diskriminasi ras.
“Penerapan nama baru ini merupakan perpanjangan dari penolakan saya terhadap semua hal dalam hidup saya yang terkait dengan perbudakan keluarga dan orang-orang saya (Alcindor),” terangnya.
Bagi Kareem, Islam membantunya menemukan jati diri dan memberinya kekuatan, tidak hanya untuk menghadapi permusuhan ras, tetapi juga untuk memperjuangkan keadilan sosial.
Namun, itu bukanlah perjuangan mudah bagi Kareem. Saat itu, banyak dari penggemarnya hingga orang tuanya terkejut dengan keputusan Kareem. Bahkan, pada 1970-an, Islam dipandang sebagai agama yang asing.
ADVERTISEMENT
“Orang tua saya tidak senang dengan pilihan saya. Meskipun mereka bukan penganut Katolik yang taat, mereka telah membesarkan saya untuk percaya pada agama Kristen dan Injil,” ungkap Kareem.
Namun, Kareem tetap berpegang teguh pada pendiriannya dan mulai melakukan perjalanan ke Libya serta Arab Saudi untuk belajar bahasa Arab dan mendalami Alquran pada 1973 lalu.
Sejak saat itu, Kareem mengaku tidak pernah goyah ataupun menyesali keputusannya memeluk Islam.
“Ketika saya melihat ke belakang, saya berharap saya bisa melakukannya dengan cara yang lebih pribadi, tanpa publisitas dan kegaduhan yang menyertainya,” ucap Kareem.
Kareem juga percaya bahwa keputusannya tersebut adalah bagian dari tanggung jawab untuk mengajar orang lain tentang Islam, tapi bukan untuk mengubah mereka.
ADVERTISEMENT
“Ini untuk hidup berdampingan bersama mereka dengan cara saling menghormati, mendukung satu sama lain, dan hidup damai. Satu dunia tidak harus berarti satu agama, hanya saja satu keyakinan untuk hidup damai,” pungkasnya.
Selama kariernya di NBA, Kareem Abdul-Jabbar juga pernah memenangi gelar juara NBA bersama LA Lakers sebanyak lima kali. Berposisi sebagai center, Kareem juga tercatat sebagai Most Valuable Player (MVP) sebanyak enam kali.
Pada 2015, ESPN pernah menobatkannya sebagai pemain center terbaik dalam sejarah NBA dan menempatkannya di urutan ke-2 pemain terbaik NBA, tepat di belakang Michael Jordan.
Kareem Abdul-Jabbar juga terkenal dengan ciri khasnya 'skyhook', yaitu ketika ia membengkokkan seluruh tubuhnya seperti sedotan dalam satu gerakan tembakan melepas bola.
ADVERTISEMENT
Pascapensiun, Kareem juga sempat merasakan karier sebagai asisten pelatih LA Lakers. Dia dikontrak Lakers selama enam musim (2005-2011) untuk menjadi asistennya Phil Jackson. Kareem tercatat sukses mengantongi dua kali gelar juara NBA (2009 dan 2010) saat menjadi asisten pelatih.