Kisah Pilu Chris Washburn, Eks NBA yang Melarat hingga Cari Makan di Tong Sampah

Konten dari Pengguna
21 Januari 2021 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Chris Washburn saat bergabung bersama Golden State Warriors. Foto: Twitter/@SportNewsViral
zoom-in-whitePerbesar
Chris Washburn saat bergabung bersama Golden State Warriors. Foto: Twitter/@SportNewsViral
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai pemain center jangkung di Universitas Negeri North California (NC State), Chris Washburn, menjadi incaran para pencari bakat untuk diproyeksikan ke ajang NBA. Terbukti, Washburn dipilih dalam urutan ketiga draft NBA 1986 oleh Golden State Warriors.
ADVERTISEMENT
Dianggap sebagai salah satu pemain top dalam draft pick 1986, nyatanya Washburn tak tampil sesuai ekspektasi. Bahkan, ketika Warriors mendatangkan pemain center lain, Joe Barry Carroll untuk mendongkrak performanya, Washburn tetap tak bisa tampil efektif.
Mencicipi karier di ajang NBA malah membuat hidup pria kelahiran Hickory, North California ini makin berantakan. Pasalnya, dia memiliki kecanduan narkoba dan membuatnya sering bolak-balik ke klinik kesehatan untuk melakukan rehabilitasi.
Diwartakan Sportscasting, Washburn diketahui menggunakan kokain. Dia tercatat telah keluar masuk tempat rehabilitasi pada 14 kesempatan berbeda karena pengaruh narkoba.
Pada 1993, Washburn sampai pernah meminta uang kepada ibunya hanya untuk membeli narkoba. Akan tetapi, sang ibu, Savannah Washburn dengan tegas menolak permintaan anaknya tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dia (Savannah) malah menyuruh saya untuk menuliskan nama, alamat, dan nomor telepon di selembar kertas dan memasukkannya ke dalam dompet saya. Dengan begitu, ketika mereka menemukan tubuh saya, mereka akan tahu ke mana harus mengirimkannya,” kata Washburn.
Foto sang ayah (Chris Washburn) yang diunggah oleh anaknya, Chris Jr di Twitter. Foto: Twitter/ChrisWashburnJr
Nahas bagi Washburn, karier NBA-nya tak bertahan lama. Dia hanya memainkan 72 pertandingan, mencetak 222 poin, dan harus menerima larangan bermain seumur hidup di NBA karena gagal dalam tiga tes narkoba pada 1989.
Tersingkir dari NBA membuat kondisi keuangannya pun hancur. Washburn yang sempat merantau ke Houston harus menjalani hidup sebagai tunawisma. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia bahkan harus mengemis dan mengais sisa-sisa makanan dari tempat sampah.
“Saya makan dari tong sampah. Saya terengah-engah. Saya pergi dari satu tempat ke tempat lain. Saya hidup seperti itu selama sekitar dua tahun," ucap Washburn.
ADVERTISEMENT
Kecanduan yang dialaminya tetap membuat Washburn masih sempat menggunakan uang yang dia dapat untuk membeli narkoba.
"Saya punya uang tetapi satu-satunya orang yang saya bayar adalah penjual narkoba dan saya membuatnya kaya," kata Washburn menyesal.
Meski pernah menjadi tunawisma dan pengemis, itu bukanlah titik terendah dalam hidup Washburn. Baginya, titik terendah itu terjadi ketika dirinya dipenjara karena kasus narkoba.
“Titik terendah saya muncul ketika saya berada di penjara,” terang Washburn.
Sangat menyedihkan baginya karena di penjara dia diminta untuk bergabung dalam tim bola basket penjara, bersama para narapidana lainnya. Terbiasa bermain di lantai kayu keras mengkilat, dia harus merasakan bermain basket beralaskan beton.
“Mereka meminta saya untuk bermain di tim bola basket penjara. Di NBA saya dapat melihat ke atas tribun dan ada ribuan orang terlihat tampan. Sekarang, saya di bangku penjara. Pria di sampingku memakai sepatu bot tentara, pria lain memakai sandal jepit,” tutur Washburn saat menceritakan kehidupannya di penjara.
ADVERTISEMENT
“Saya juga memiliki enam pemandu sorak, itu pun laki-laki. Saya bahkan tidak menjadi starter di penjara sialan itu. Saya hanya bermain dari bangku cadangan," tambahnya kesal.
Beruntung bagi Washburn karena dia akhirnya bisa lepas dari jeratan narkoba. Dia kemudian mencoba bangkit dari keterpurukan dengan membuka usaha ayam goreng di kampung halamannya, Hickory.
Usahanya tersebut dibangun bersama sang kekasih, Monique Richardson, pada 2011 dan diberi nama Washburn’s Wings and More. Sayangnya, usahanya tersebut tutup pada 2013 lalu.
Sempat kembali membuka toko yang lebih besar di Conover, North California, tapi harus tutup kembali pada Februari 2014 lalu.
Salah satu anak Chris Washburn, Julian Washburn (jersi UTEP) yang menjadi pemain basket. Foto: Ethan Miller/Getty Images
Diwartakan Hickory Daily Record, pada tahun yang sama, Washburn sempat berurusan dengan kepolisan Hickory karena dugaan kasus penipuan.
ADVERTISEMENT
Saat itu dirinya sedang mengemudi mobil SUV dan membawa seorang penumpang bernama Izard. Saat selesai dari pom bensin, Washburn dan penumpangnya tersebut dituduh tidak membayar bensin.
“Sejujurnya saya tidak tahu apa yang dibicarakan petugas itu sampai saya mendapatkan dokumen saya dan melihat nama (Izard) di sana. Saya tidak tahu saya melakukan sesuatu yang salah,” ucap Washburn.
Terkini, Washburn memiliki dua putra bernama Julian Washburn dan Chris Washburn Jr. Keduanya mengikuti jejak karier sang ayah menjadi pemain basket. Meski begitu, Washburn berharap kedua anaknya tidak salah jalan seperti apa yang dilakukannya dulu.