Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kisah Simen Agdestein, Eks Pesepak Bola yang Kini Latih Pecatur Magnus Carlsen
24 Maret 2021 11:12 WIB
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tampaknya jarang sekali melihat atlet yang mampu berprestasi dalam dua cabang olahraga sekaligus. Akan tetapi, Simen Agdestein membuktikan dirinya dapat bersinar di kancah sepak bola sekaligus peraih gelar Grandmaster catur pertama di Norwegia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menjadi atlet, Agdestein membuktikan keahliannya dalam bermain catur dengan menjadi pelatih dari juara dunia catur yang juga berasal dari Norwegia, Magnus Carlsen.
Belakangan, nama Magnus ramai diperbincangkan netizen Indonesia karena 'ditawari' GothamChess melawan Dewa Kipas. Hal itu dikatakan GothamChess setelah Dewa Kipas kalah dari Irene Kharisma.
Lantas, bagaimana kisah Simen Agdestain di dunia si kulit bundar dan papan catur?
Simen Agdestein memulai perjalanan olahraganya sejak ia umur delapan tahun dengan bermain sepak bola. Tiga tahun setelahnya, ia baru mempelajari catur dengan serius. Kedua olahraga tersebut sama-sama ditekuni secara serius oleh Agdestein.
“Ketika saya pulang dari sekolah, saya tidur sebentar, setelah itu untuk latihan sepak bola, dan ketika saya sampai di rumah, saya duduk dan membaca catur sampai larut malam,” ujar Agdestein mengenai rutinitasnya dikutip dari Sportskeeda.
ADVERTISEMENT
Pada 1984, saat umurnya 17 tahun, ia memulai debut sepak bola profesionalnya bersama klub Lyn Oslo. Dengan postur 188 cm, ia bermain di posisi penyerang tengah karena fisiknya yang kuat.
Agdestein hanya membutuhkan empat tahun untuk memulai caps internasional pertamanya untuk Timnas Norwegia. Bahkan, ia menyumbangkan satu gol saat kekalahan Norwegia dari Cekoslowakia 2-3.
Sayangnya, karier sepak bolanya harus berhenti karena cedera lutut parah (ligamen cruciatum) pada 1992. Selama kurang lebih 8 tahun menjadi pemain sepak bola, Agdestein telah mencetak 37 gol dari 100 penampilan untuk klubnya.
Setelah menyatakan gantung sepatu dari dunia sepak bola, Agdestein dengan cepat beralih menggeluti olahraga masa kecilnya yaitu catur.
Ia telah mulai menorehkan prestasi caturnya saat menjadi juara Norwegia pada umur 15 tahun sekaligus menjadi rekor juara catur termuda di Norwegia hingga hari ini. Tidak hanya itu, torehan sejarahnya tercipta saat ia menjadi Grandmaster catur pertama Norwegia pada umur 18 tahun.
ADVERTISEMENT
Torehan sejarahnya tersebut terjadi di tahun yang sama saat ia melakukan debut sepak bola profesionalnya.
Prestasi internasionalnya juga tidak kalah menarik, ia berhasil menjadi juara kedua dari pecatur dunia masa depan Viswanathan Anand di Kejuaraan Junior Dunia 1986.
Waktu pensiunnya dari sepak bola benar-benar ia habiskan di dunia catur. Terbukti, ia berhasil memenangi dalam turnamen Cappelle-la-Grande Open yang terkenal karena diikuti sampai 615 pemain pada tahun 1999. Agdestein berhasil menyelesaikan turnamen dengan torehan 7,5 poin.
Agdestein telah mewakili Norwegia tujuh kali di Olimpiade Catur dua kali setahun, di mana dia memenangkan medali emas individu pada tahun 1982. Agdestein telah berhasil menjuarai catur nasional sebanyak tujuh kali yang terakhir pada 2005 silam.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, pencapaiannya harus dihentikan oleh muridnya sendiri, seorang Grandmaster berusia 16 tahun bernama Magnus Carlsen. Nama Carlsen saat ini bersinar di dunia catur internasional dengan torehan juara dunianya. Bahkan, Magnus Carlsen dijuluki 'Mozart of Chess' atas kepintarannya bermain catur.
Diketahui Agdestein memperkenalkan catur di Sekolah Tinggi Olahraga Elit Norwegia pada tahun 2000. Ia telah mengajarkan catur Magnus Carlsen saat usianya masih sembilan tahun dan di tahun itu peringkatnya melonjak dari 904 menjadi 1907.
“Mungkin tidak akan ada Magnus Carlsen tanpa Simen Agdestein. Catur Norwegia berhutang banyak padanya untuk visinya,” ujar GM Norwegia Lief Johannessen.
Pada usia 49 tahun, ia masih aktif sebagai pemain di kompetisi internasional, memegang peringkat mengesankan sebesar 2610 poin ELO dan menempati peringkat ketiga terbaik Norwegia di belakang Carlsen dan Jon Ludvig Hammer.
ADVERTISEMENT