Kisah Trevor Berbick, Lawan Terakhir Muhammad Ali yang Hidupnya Berakhir Tragis

Konten dari Pengguna
7 April 2021 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Trevor Berbick, lawan terakhir Muhammad Ali yang hidupnya berakhir tragis di tangan keponakan sendiri. Foto: Reg Innell/Toronto Star via Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Trevor Berbick, lawan terakhir Muhammad Ali yang hidupnya berakhir tragis di tangan keponakan sendiri. Foto: Reg Innell/Toronto Star via Getty Images
ADVERTISEMENT
Jika ada yang pernah melawan petinju top seperti Larry Holmes, Muhammad Ali, dan Mike Tyson dalam satu catatan karier tinju, dia adalah Trevor Berbick. Petinju kelahiran Jamaika yang bertarung selama seperempat abad dan berada di dua zaman tinju yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dia menjadi profesional pada September 1976 dan berhasil memenangkan 18 dari 20 pertarungan profesional pertamanya (1 kekalahan dan 1 seri). Catatan tersebut memberinya kesempatan untuk merebut mahkota kelas berat milik Larry Holmes pada April 1981.
Sayang, dia harus mengakui kekuatan Larry Holmes setelah dipukul kalah dengan keputusan mutlak (UD). Selang dua pertarungan, petinju kelahiran 1954 itu berkesempatan untuk melawan juara kelas berat tiga kali, Muhammad Ali.
Trevor Berbick (kiri) saat berhasil memenangakan pertarungan melawan Muhammad Ali pada gelaran yang bertajuk 'Drama in Bahamas' pada Desember 1981. Foto: AP Photo
Digelar di Nassau, Bahamas pada Desember 1981, Ali yang kala itu berusia 39 tahun bertemu dengan Trevor Berbick yang masih berusia 27 tahun.
Khusus untuk pertarungan dengan Muhammad Ali, Berbick tercatat sebagai lawan terakhir sebelum petinju berjuluk ‘The Greatest’ itu pensiun dari atas ring. Hebatnya lagi, dalam pertarungan yang bertajuk ‘Drama in Bahamas’, Berbick berhasil mengalahkan Ali.
ADVERTISEMENT
Ali yang tengah tidak dalam performa terbaiknya setelah menderita sakit tetap melakoni laga terakhirnya itu setelah mendapat izin dari dokter.
Pertarungan berjalan cukup seru di mana Ali melancarkan sejumlah kombinasi pukulan sebelum akhirnya kepayahan meladeni semangat membara dari seorang Berbick. Meski begitu, Ali tidak roboh dan tetap bertarung sampai ronde terakhir.
Trevor Berbick pun akhirnya dinyatakan keluar sebagai pemenang dengan keputusan mutlak (UD) dalam pertarungan tersebut.
Trevor Berbick vs Mike Tyson pada November 1986. Foto: The Ring Magazine via Getty Images
Setelah pertarungan melawan Ali, Berbick tampil beringas dan sukses memenangkan 10 dari 12 pertarungan berikutnya. Capaian itu memberinya angin segar dan kesempatan kedua untuk merebut gelar kelas berat WBC yang kali ini dipegang Pinklon Thomas.
Digelar di Nevada, AS pada Maret 1986, kali ini Trevor Berbick sukses membawa pulang gelar juara kelas berat WBC setelah menaklukkan Pinklon Thomas selama 12 ronde dengan keputusan mutlak (UD).
ADVERTISEMENT
Namun, tak butuh lama bagi Berbick untuk merasakan indahnya menjadi seorang juara, datang petinju muda yang menantangnya berduel di atas ring tinju pada November 1986. Dia adalah Mike Tyson muda yang saat itu masih berusia 20 tahun.
Mendapat dukungan penuh dari Ali untuk membalaskan dendamnya, Mike Tyson sukses menjalankan misi tersebut dengan memukul KO Berbick. Bahkan, petinju Jamaika itu sampai terkapar 3 kali di atas ring berkat hook kiri keras dari ‘Iron Mike’.
Trevor Berbick (kiri) kalah di babak kedua oleh Mike Tyson muda yang masih berusia 20 dan sukses menjadi juara kelas berat termuda dalam sejarah. Foto AP Douglas C. Pizac
Berkat kemenangan tersebut, Mike Tyson berhak atas gelar juara kelas berat WBC milik Berbick sekaligus menjadikannya petinju termuda yang mendapatkan gelar tersebut di usianya yang baru 20 tahun.
Tak sampai di situ, kemenangan Tyson itu juga menjadi salah satu yang paling ikonik dalam sejarah kariernya dan membuka jalan 'Iron Mike' menjadi seorang legenda tinju yang dielu-elukan oleh dunia.
ADVERTISEMENT
Berbick pun melanjutkan karier tinjunya. Sayang, dirinya tidak pernah mendapatkan kesempatan lagi di salah satu gelar kelas berat utama.
"Kami memiliki tantangan dalam hidup, tetapi Trevor [Berbick] tampaknya menangani tantangannya dengan sangat buruk. Begitu dia kalah dari Tyson, dia langsung menuruni lereng yang licin," kata C. Lloyd Allen, mantan presiden Dewan Tinju Jamaika dan seorang teman dekat Berbick.
Mike Tyson saat melawan Trevor Berbick pada 22 November 1986. Foto: Carlos Schiebeck/AFP
Lupakan sejenak tentang Tyson dan Ali, ternyata Berbick malah menyimpan sisa-sisa amarah dari pertarungannya dengan seorang Larry Holmes. Perseteruan mereka pun memuncak dalam konfrontasi publik dan perkelahian pada tahun 1991 yang terdokumentasi hingga kini.
Setelah pertengkaran verbal di dalam ruangan, Berbick kemudian mengeluh karena ditendang dan ditinju oleh Larry Holmes. Sontak, Holmes naik ke atas mobil yang diparkir dan terbang ke arah Berbick layaknya seorang pegulat WWE.
ADVERTISEMENT
Usut punya usut, Holmes sangat marah kepada Berbick yang menjelek-jelekkan keluarganya. Cuplikan video perkelahian keduanya pun berakhir saat dengan dipisahkannya mereka oleh petugas kepolisian dan pihak lainnya yang berada di lokasi.
Ternyata, setahun setelah street fighter antara dirinya dengan Holmes, Trevor Berbick banyak tersandung beberapa kasus hukum. Di antaranya adalah saat dia tersandung kasus pemerkosaan pada Februari 1992.
Uniknya, entah kenapa Berbick selalu terkait dengan 3 nama petinju di atas dan terkini dengan seorang Mike Tyson. Pada Februari 1992, Tyson pernah dihukum atas tuduhan pemerkosaan dan menghabiskan tiga tahun di penjara. Hanya selang dua minggu dari penangkapan Tyson, Berbick pun ikut menyusul.
Trevor Berbick juga dihukum karena pemerkosaan. Para hakim berunding selama dua jam sebelum memutuskan eks juara tinju tersebut bersalah karena memperkosa seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja sebagai pengasuh anak untuk keluarganya sendiri.
ADVERTISEMENT
Pelapor mengklaim bahwa Berbick pergi ke apartemennya di Miami pada tahun 1991 untuk membayar jasanya, tetapi kemudian Berbick menyerangnya secara fisik, merobek pakaiannya, dan memperkosanya.
Di sisi lain, Berbick mengklaim bahwa insiden itu terjadi atas dasar suka sama suka. Pada akhirnya dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara, tetapi dia bisa bebas setelah menjalani masa hukuman selama 15 bulan saja.
Setelah mendekam 15 bulan di penjara, Berbick pun dideportasi dari AS karena masalah hukumnya tersebut. Dia pergi ke Kanada, di mana dia sempat tinggal beberapa waktu setelah Olimpiade 1976.
Diwartakan Sportscasting, sebenarnya itu bukan satu-satunya kejahatan Berbick. Pada September 1991 misalnya, Berbick pernah ditempatkan dalam masa percobaan karena menyerang mantan manajer bisnisnya. Selanjutnya pada Desember di tahun yang sama, dia ditangkap karena diduga berencana melakukan penipuan hipotek.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari beberapa kejahatan yang pernah dilakukannya, Berbick bisa dibilang salah satu petinju yang memiliki asa kuat di atas ring. Berbick berjuang dari 1976-2000 dan menyelesaikan karier profesionalnya dengan rekor 50-11-1, termasuk 33 menang KO.
Sempat dideportasi, Berbick kemudian pindah lagi ke AS, tetapi dideportasi kembali untuk kedua kalinya pada 2002 dan terpaksa kembali ke kampung halamannya di Jamaika.
Seakan tak kapok, Trevor Berbick kembali bermasalah dengan hukum sekembalinya ke negara asalnya. Pada Januari 2003, dia dilaporkan dalam pencarian polisi di kampung halamannya di Port Antonio.
Berbick kabur setelah dituduh mencuri TV dan peralatan stereo lainnya. Namun, dia mengaku barang curian itu telah disembunyikan di kediamannya tanpa sepengetahuannya.
Trevor Berbick, petinju yang bertarung selama seperempat abad dan berada di dua zaman tinju yang berbeda. Foto: Twitter/@BoxingNewsED
Nahas baginya, tiga tahun berselang dari kasus hukum terakhir yang menimpanya, nyawa Travor Berbick harus melayang dengan tragis di usianya yang ke-52 tahun. Jasadnya ditemukan tepat di halaman gereja di Jamaika pada Oktober 2006 lalu.
ADVERTISEMENT
Usut punya usut, Berbick terlibat sengketa tanah dengan keponakannya sendiri. Satu dari dua pelaku pembunuhan eks petinju itu tak lain adalah sang keponakan yang masih berusia 20 tahun, Harold Berbick.
Saat itu, Harold Berbick dibantu oleh rekannya, Kenton Gordon, yang berusia 18 tahun untuk melakukan aksi keji tersebut. Pengamat dari Jamaika melaporkan bahwa Berbick telah dipukul sampai mati dengan pipa logam sepanjang empat kaki dan sebuah linggis.
Trevor Berbick. Foto: Twitter/@LDNBOXHISTORY
Harold Berbick akhirnya dihukum atas pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Sementara Gordon dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.
"Dia agak aneh, tapi betapapun anehnya seseorang, kau tidak ingin ada yang mati seperti dia," ucap Lawrence Clay-Bey, eks petinju kelas berat super di tim Olimpiade AS 1996 saat mengenang mendiang Berbick.
ADVERTISEMENT
"Dia memiliki gaya yang canggung.di atas ring, tapi itu sangat efektif. Dia seperti John Ruiz. Dia memiliki gaya yang canggung, tapi dia berhasil," pungkasnya.