Konten dari Pengguna

Lompat Tinggi Gaya Straddle Biasa Disebut Gaya Apa? Ini Penjelasannya

23 Agustus 2022 17:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lompat tinggi gaya straddle. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lompat tinggi gaya straddle. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari olahraga atletik. Di dalamnya, terdapat beberapa macam gaya lompat tinggi yang sering digunakan oleh atlet professional.
ADVERTISEMENT
Tujuan lompat tinggi adalah agar pelompat dapat mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Adapun gaya yang paling sering digunakan adalah gaya straddle dan flop.
Dua gaya tersebut dianggap paling efektif untuk melakukan lompat tinggi. Sebenarnya ada juga gaya lainnya, seperti gaya scott, western roll, dan gaya gunting. Namun, gaya tersebut kini dianggap kurang efektif dalam penggunaan gerakan dan aktivitas tubuh.

Lompat Tinggi Gaya Straddle

Ilustrasi lompat tinggi gaya straddle. Foto: Pixabay
Lompat tinggi gaya straddle biasa disebut gaya guling. Gaya guling sampai saat ini terbilang masih eksis di kalangan para atlet cabang olahraga atletik.
Perbedaan gaya straddle dengan gaya-gaya lainnya dari pelaksanaan saat melewati mistar yang mengharuskan dibuka lebar hingga sebelum pelaksanaan pendaratan.
Kedua kaki tetap dibuka lebar atau kangkang. Dari perbedaan sikap tubuh selama di udara, gaya straddle dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu horizontal straddle dan arch/dive straddle.
ADVERTISEMENT

Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle

Ilustrasi lompat tinggi gaya straddle. Foto: Pixabay
Adapun urutan gerak lompat tinggi terdiri dari awalan, tumpuan, melewati mistar, dan pendaratan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian urutan lompat tinggi gaya straddle yang telah disusun oleh tim Info Sport.

1. Awalan

Awalan lompat tinggi gaya straddle dilakukan dalam garis lurus yang menyerong dari permukaan depan matras pendaratan.
Sudut yang disarankan adalah sekitar 20-30 derajat dari garis lurus matras, tetapi dapat juga awalan tersebut terbentuk lengkungan dengan sudut 45-55 derajat terhadap letak mistar.
Kecepatan dalam melakukan awalan diperlukan untuk memberikan momentum terhadap badan untuk melewati mistar.
Sebagai patokan, semakin tinggi mistar yang harus dilewati, kecepatan awalan tentu harus semakin tinggi.
Panjang awalan sebanyak delapan langkah yang terdiri dari empat langkah terakhir lebih lebar daripada empat langkah yang pertama.
ADVERTISEMENT

2. Tolakan Kaki

Tolakan kaki tumpu harus kuat agar menghasilkan gerakan naik yang maksimum. Untuk mencapai ini, langkah terakhir agak lebih lebar dengan sikap badan agak menengadah disertai gerakan ayunan ke atas untuk membantu mengangkat titik berat badan lebih tinggi.
Setelah kaki kanan diayunkan ke atas dan badan terangkat dengan kaki tumpu lepas dari tanah, kaki ayun tersebut tidak lurus lagi.
Ayunan kaki lebih tinggi dari kepala dan melewati mistar lebih dulu dari bagian badan yang lain dan diusahakan agar lengan kiri tidak sampai menyentuh mistar.

3. Gerakan Saat di Atas Mistar

Setelah mencapai titik tinggi maksimum, badan diputar ke kiri penuh dengan kepala mendahului melewati mistar. Perut dan dada menghadap ke bawah. Kaki tumpuan yang semula bergantung, ditarik dalam sikap kangkang. Pada saat ini, kaki kanan sudah turun dan tangan sudah bersiap-siap membantu saat pendaratan.
ADVERTISEMENT

4. Teknik Mendarat

Setelah melewati mistar, pelompat dapat langsung jatuh bertumpu pada punggung yang tidak membahayakannya.
Akan tetapi, kalau tempat pendaratan merupakan bak pasir karena bak lompat yang empuk dan aman. Jika badan terpaksa dijatuhkan, yang jatuh terlebih dahulu adalah pundak bagian kanan kemudian terus berguling.
(ANS)