MotoGP: Iannone Sesali Keputusannya Keluar dari Ducati

Konten dari Pengguna
24 April 2020 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Andrea Iannone bersama tim Aprilia pada musim 2019. (foto: JUAN MABROMATA/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Andrea Iannone bersama tim Aprilia pada musim 2019. (foto: JUAN MABROMATA/AFP)
ADVERTISEMENT
Andrea Iannone mengakui 'dosa' miliknya di sesi tanya jawab denga Max Biaggi. Ia menyesali sebuah fakta di mana ia keluar dari tim Ducati pada akhir musim 2016.
ADVERTISEMENT
Iannone memulai karier MotoGPnya dengan Ducati di skuad Pramac pada 2013. Lalu ia naik kelas ke tim pabrikan pada 2015 sebelum memenangi balapan satu-satunya di Austria pada 2016. Kemenangannya mengakhiri paceklik kemenangan Ducati selama enam musim beruntun.
Pebalap bernomor 29 tersebut lalu pindah ke Suzuki pada 2017,tapi tidak tampil optimal setelah salah pilih mesin di pramusim. Ia lalu kehilangan tempatnya di Suzuki setelah musim berakhir.
Autosport melaporkan, pada sesi tanya jawab dengan juara kelas 250 cc empat kali Max Biaggi bulan lalu, Iannone bilang bahwa ia seharusnya tak pergi dari Ducati.
Sebetulnya ia 'ditendang' dari Ducati karena menghajar Andrea Dovizioso, yang notabene rekan setimnya, di tikungan terakhir pada GP Argentina 2016. Tindakannya membuat tim asal Italia ini kehilangan dua tempat di podium pada balapan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Anda tentunya akan mau mengganti sesuatu di masa lalu. Kalau saya sendiri, saya tak mau pergi dari Ducati karena musim 2015 dan 2016 sangat baik untuk saya," tulis Iannone.
Andrea Iannone, pebalap MotoGP dari Aprilia. Foto: Twitter: Aprilia
"Motornya kuat di akselerasi dan pengereman. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan di Suzuki pada 2017 dan 2018," tambahnya.
Pebalap berjuluk Crazy Joe ini akhirnya pindah ke Aprilia musim lalu. Meskipun ia mencatat hasil terbaik untuk tim dengan finis keenam di Australia, nasibnya tak baik.
Iannone tidak lolos tes doping pada GP Malaysia musim 2019. Malangnya, akibat hal itu ia dilarang turun balapan selama 18 bulan oleh FIM pada bulan Maret.
Pihak FIM menemukan bahwa Iannone memang menelan steroid lewat makanan yang tercemar, meski buktinya tak cukup. Oleh karena itu ia akan mengajukan banding, dengan bantuan dari Aprilia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, sudah ada desas-desus mengenai kembalinya Iannone ke Ducati pada 2021. Bahkan, bos tim Pramac Francesco Guidotti tak menutup kemungkinan itu.
"Ada ikatan emosional yang kuat antara kami, karena dua tahun bersama. Siapa tahu ia bisa kembali, karena jelas pada masa ia berada di Ducati, motor kami tidak sekompetitif sekarang," ujar Guidotti pada Sky Italia.
Paolo Ciabatti, bos tim pabrikan Ducati juga terbuka dengan ide tersebut. Meskipun begitu, ia paham bahwa itu sangat bertentangan dengan etos kerja tim Pramac.
"Sudah jelas bahwa salah satu tugas Pramac adalah mendidik pebalap muda seperti Iannone, Danilo Petrucci, Jack Miller, dan Francesco Bagnaia. Tapi usia Iannone sudah mau kepala tiga, dan itu jelas tak ideal," kata Ciabatti ke Sky Italia.
ADVERTISEMENT
"Tapi mengapa tidak? Jangan pernah bilang tidak. Talentanya luar biasa, meski sempat 'hilang arah' namun tentu ia sadar mengenai kesalahan-kesalahan penting di dalam kariernya," tutup pria asal Italia tersebut.