Nagita Slavina Tuai Kritik Usai Jadi Duta PON & Kenakan Baju Adat Papua

Konten dari Pengguna
3 Juni 2021 11:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nagita Slavina dalam sesi pemotretan sebagai duta PON XX  Papua. Foto: YouTube/Rans Entertainment
zoom-in-whitePerbesar
Nagita Slavina dalam sesi pemotretan sebagai duta PON XX Papua. Foto: YouTube/Rans Entertainment
ADVERTISEMENT
Nagita Slavina dan Raffi Ahmad baru-baru ini ditunjuk sebagai duta Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Namun, penunjukkan ini menuai banyak kritik.
ADVERTISEMENT
Keduanya mengumumkan kabar tersebut melalui kanal YouTube Rans Entertainment. Dalam tayangan tersebut, terlihat Nagita dan Raffi melakukan pemotretan dengan baju adat Papua.
Hal ini lantas memantik beragam reaksi di media sosial. Tak sedikit pula yang menyampaikan kritiknya terhadap penunjukkan Nagita dan Raffi sebagai duta PON.
Nagita Slavina dalam sesi pemotretan sebagai duta PON XX Papua. Foto: YouTube/Rans Entertainment
Arie Kriting, seorang publik figur asal Indonesia Timur, juga ikut bersuara perihal ini. Ia mengaku sudah ada yang tak beres sejak awal pemilihan Nagita dan Raffi.
"Sebenarnya sudah sejak awal saya merasa ada yang janggal dengan hal ini, tetapi saya menunggu tanggapan dari saudara-saudari asli Papua terkait dengan hal ini," tulis Arie di Instagram.
Arie menambahkan penunjukkan ini mendorong terjadinya Cultural Appropriation, yang bisa diartikan sebagai peminjaman atau pencurian kebudayaan minoritas untuk digunakan sebagai keuntungan pribadi.
ADVERTISEMENT
"Penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua ini memang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya Cultural Appropriation. Seharusnya sosok perempuan Papua, direpresentasikan langsung oleh perempuan Papua," tulis Arie.
"Menurut saya dengan kehadiran sosok perempuan Papua sebagai duta PON XX Papua, akan menghindarkan terjadinya Cultural Appropriation dan menjadi sinyal baik bagi pengakuan kita atas keberagaman Indonesia," sambungnya.
Arie hanya salah satu publik figur yang bersuara soal pemilihan Nagita dan Raffi sebagai dua PON XX Papua. Veronica Koman, seorang aktivis yang lantang menyuarakan hak asasi manusia di Papua juga ikut mengirimkan komentarnya terkait hal ini.
"Dear Duta PON Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, tolong jangan apropriasi budaya Papua ketika mempromosikan PON. Sedang ada operasi militer besar-besaran di Papua—terbesar sejak era Suharto. Lebih dari 50.000 orang Papua sedang mengungsi di atas tanahnya sendiri," tulis Veronica di Twitter.
Nagita Slavina dalam sesi pemotretan sebagai duta PON XX Papua. Foto: YouTube/Rans Entertainment
Satu lagi aktivis perubahan iklim dan hak asasi manusia di Papua, dengan nama akun @gyozagonza, juga ikut berkomentar tentang pencurian budaya.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan keberatan dengan tidak dipilihnya perempuan Papua asli sebagai duta PON dan mempermasalahkan Nagita sebagai standar kecantikan yang ada.
"Tidak ada lagi perempuan Papua Barat untuk mewakili budaya mereka sendiri? Apropriasi (kesadaran terhadap budaya) tuh bukan cantik ya. Heran kenapa standar kecantikan masih kulit putih atau rambut lurus. Masa non-OAP mewakili orang pribumi di tanah pribumi?" cuitnya di Twitter.