Konten dari Pengguna

Pelari Ini Dihukum Larangan Tampil 4 Tahun karena Positif Doping Usai Makan Babi

16 Juni 2021 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lari maraton.  Foto: AFP/ Jewel SAMAD
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lari maraton. Foto: AFP/ Jewel SAMAD
ADVERTISEMENT
Ditemukan zat terlarang pada tes doping milik pelari asal Amerika Serikat, Shelby Houlihan. Hal tersebut membuat pemegang rekor lari jarak 1500m dan 500m tersebut dilarang berkompetisi pada Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Paris 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari RT, skandal doping ini berawal dari ditemukannya steroid anabolik dan nandrolone pada sampel doping yang dijalani oleh Shelby Houlihan pada bulan Januari lalu. Menurut Houlihan, penyebab ditemukannya nandrolone dari hasil tes dopingnya karena burrito babi yang ia konsumsi.
“Saya sudah lama tahu bahwa jika makan daging babi dapat menyebabkan adanya zat nandrolone dalam tubuh, karena jenis babi tertentu memproduksi zat tersebut secara alami dalam jumlah yang tinggi,” ujarnya.
Dalam akun media sosialnya ia menjelaskan kasus tersebut kepada publik. Perempuan 28 tahun itu bersikeras bahwa dirinya tidak pernah menggunakan doping dan bahkan belum pernah mendengar tentang nandrolone sebelumnya.
Untuk mendalami lebih lanjut, Houlihan mengumpulkan catatan makanan yang telah dia konsumsi dalam satu minggu sebelum menjalani tes pada tanggal 15 Desember 2020. Dari penelusuran tersebut, ia menyimpulkan bahwa kemungkinan paling masuk akal adalah karena burrito yang ia beli dari salah satu truk makanan di dekat rumahnya. Houlihan mengonsumsi makanan itu 10 jam sebelum tes doping dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Daging babi dan jeroan memiliki kadar nandrolone yang tinggi. Meskipun, kadar saya konsisten dan diuji 10 jam setelah mengonsumsi makanan tersebut. Pedoman teknis WADA (Badan Anti-Doping Dunia) mengharuskan lab untuk mempertimbangkannya saat menganalisis nandrolone, akan tetapi pihak lab tidak pernah memperhitungkan kemungkinan ini,” jelasnya.
Finalis Olimpiade Musim Panas 2016 itu melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membuktikan dirinya tidak bersalah. Salah satunya dengan mendatangi ahli toksikologi.
Hasil tes yang dijalani pun menunjukkan bahwa tidak ada penumpukan zat nandrolone di tubuh nya. WADA (Badan Anti-Doping Dunia) menyetujui hasil tersebut. Apabila atlet meminum doping secara teratur, maka akan terjadi penumpukan zat dan hasilnya akan terlihat jelas.
“Sampel rambut saya diambil oleh salah satu ahli toksikologi terkemuka di dunia. Bahkan, saya juga menjalani tes poligraf. Mereka tetap tidak mengubah keputusan. Mereka menganggap saya penipu dan menuduh saya menggunakan steroid secara oral meskipun tidak mengonsumsinya secara teratur,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Akibat kasus doping ini, CAS (Court of Arbitration for Sport) pun menjatuhi hukuman kepada Houlihan pada Jumat (11/6) silam. Houlihan dilarang mengikuti kompetisi selama empat tahun.
Houlihan mencurahkan perasaannya lewat akun instagram pribadi miliknya. Houlihan mengaku bahwa dirinya benar-benar hancur dan terpuruk. Mendapatkan medali emas olimpiade adalah mimpinya sejak masih berusia lima tahun. Dedikasi dan waktu yang telah ia lalui selama ini seakan memupus harapannya untuk bisa berkompetisi di Olimpiade.
“Sejak saya mulai berlari ketika berusia lima tahun, saya bermimpi untuk berlari secara profesional, membuat rekor, memenangi medali emas Olimpiade, dan menjadi salah satu atlet terbaik di dunia.”
“Saya benar-benar hancur, hilang, marah, bingung, dan dikhianati oleh olahraga yang sangat saya cintai dan saya dedikasikan hidup saya.”
ADVERTISEMENT
“Saya tidak pernah menggunakan doping. Saya percaya pada olahraga. Saya tidak tertarik untuk berbuat curang. Saya tidak melakukan ini untuk penghargaan, uang, atau ketenaran. Saya melakukan ini karena saya menyukainya. Saya sangat senang melakukannya dan itu selalu menjadi bagian terbaik dari hari saya," tutupnya.