Konten dari Pengguna

Sugar Ray Robinson: Petinju Terhebat Sepanjang Masa yang Alami Kebangkrutan

9 Maret 2021 9:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sugar Ray Robinson. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Sugar Ray Robinson. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Bukan Muhammad Ali, Manny Pacquiao, atau bahkan Mike Tyson yang berhak mendapat julukan petinju terhebat sepanjang masa. Masih ada nama Sugar Ray Robinson yang lebih berhak menyandang status tersebut.
ADVERTISEMENT
Status petinju terhebat sepanjang masa disematkan kepada Sugar Ray Robinson oleh majalah The Ring pada 1997 lalu. Ada pula beberapa media internasional lain, seperti Yardbarker dan The Pugilist Magazine yang juga menempatkan Robinson di peringkat pertama petinju terhebat sepanjang masa.
Bahkan, sekelas Muhammad Ali pun mengamini penobatan gelar petinju terhebat sepanjang masa yang diberikan kepada Sugar Ray Robinson tersebut.
Bahkan, Muhammad Ali juga menaruh respek pada Sugar Ray Robinson. Foto: AFP
“Pria [Robinson] itu sangatlah indah. Bagaimana pengaturan waktunya, kecepatan, refleks, ritme, tubuhnya, semuanya terlihat begitu indah,” puji Ali kepada Sugar Ray Robinson, dilansir dari talkSPORT.
“Saya akan mengatakan saya adalah petinju kelas berat terhebat sepanjang masa, tetapi saya akan mengatakan bahwa Sugar Ray Robinson adalah yang terhebat sepanjang masa,” tegas Ali tentang kehebatan Robinson.
ADVERTISEMENT
Lantas, siapa sebenarnya Sugar Ray Robinson dan bagaimana perjalanan kariernya di dunia tinju?
Sugar Ray Robinson. Foto: Twitter/@WBCBoxing
Sugar Ray Robinson dilahirkan di Georgia, AS pada 3 Mei 1921. Robinson lahir dari pasangan Walker Smith Sr dan Leila Hurst. Sebagai fakta, anak bungsu dari tiga bersaudara ini sebenarnya bernama asli Walker Smith Jr.
Smith Jr tidak lahir dari keluarga berada dan kaya raya. Ayahnya, Walker Smith Sr, adalah seorang petani kapas, kacang tanah, dan jagung di kampung halamannya di Georgia, AS. Dirinya harus menyaksikan sang ayah banting tulang selama berjam-jam hanya untuk menghidupi keluarga.
Lebih parahnya lagi, orang tuanya berpisah saat usianya menginjak 11 tahun. Setelah itu, Smith Jr ikut dengan sang ibu, Leila, untuk tinggal di Harlem, New York. Sempat menempuh pendidikan di DeWitt Clinton High School, dia pernah bercita-cita menjadi seorang dokter.
Sugar Ray Robinson. Foto: Twitter/@KT_BOXING
Namun, Smith Jr memilih untuk putus sekolah dan fokus mengejar kariernya di dunia tinju. Ketika berusia 15 tahun, dia mencoba untuk memasuki turnamen tinju pertamanya di New York. Sayang, dia ditolak karena tidak memiliki kartu anggota Amateur Athletic Union (AAU).
ADVERTISEMENT
Saat itu, usianya yang masih di bawah 18 tahun juga menghambatnya untuk mendapatkan kartu tersebut. Namun, Smith Jr tak habis akal dan menyerah begitu saja. Dia kemudian meminjam akta kelahiran temannya yang bernama Ray Robinson.
Selanjutnya, dirinya disebut manis seperti gula oleh seorang wanita yang hadir dalam pertarungan di Watertown, New York. Dari situlah Smith Jr bertransformasi dan dikenal sebagai ‘Sugar’ Ray Robinson.
Robinson sukses memenangkan 85 pertandingan amatirnya tanpa kekalahan sebelum menjadi profesional pada 1940. Menghadapi Joe Echevarria di debut profesionalnya, Robinson sukses meraih kemenangan KO pada ronde kedua.
Berjuang Melawan Mafia Tinju dan Perlakuan Rasis di AS
Sugar Ray Robinson. Foto: Bettmann/Getty Images
Perjalanan karier Sugar Ray Robinson tidaklah mudah. Pasalnya, dia terganjal oleh para mafia tinju di AS dan perlakuan rasis yang dialamatkan padanya.
ADVERTISEMENT
Wil Haygood, penulis buku "Sweet Thunder: The Life and Times of Sugar Ray Robinson” pernah menceritakan bagaimana sosok Sugar Ray Robinson di matanya. Tak hanya itu, Haygood juga menjelaskan bagaimana kokohnya Robinson melawan para mafia dan perlakuan rasis yang menimpanya.
"Kariernya epik. Dia berjuang melawan berbagai kelas berat, dia adalah petarung kulit hitam yang amat berharga," kata Haygood tentang Robinson, dilansir dari OTB Sports.
Sugar Ray Robinson. Foto: Getty Images
"Dia [Robinson] harus melawan bakat, dia juga harus melawan para petinju hebat lainnya. Ditambah, dia harus melawan perlakuan rasis yang menimpanya. Dia mengatasi semua itu," tambahnya.
Menurut Haygood, hal yang dilakukan Robinson adalah sesuatu yang sulit karena orang-orang yang menjalankan tinju di New York sudah memiliki Joe Louis, petinju berkulit putih yang bisa mendatangkan banyak uang dari tiket pertandingan yang dibeli oleh penonton.
ADVERTISEMENT
"Dia berhasil mengubah perlakukan rasis tersebut, tapi dia harus menunggu 6 tahun sebelum dia mendapatkan kesempatan dalam perebutan gelar juara," terang Haygood.
Sejak saat itulah, Robinson memegang gelar kelas welter hingga 1951. Dia juga tercatat sebagai petinju pertama yang memenangi gelar juara dunia kelas menengah sebanyak lima kali.
Hidup Boros Membuat Robinson Jatuh Miskin di Akhir Kariernya
Potret Sugar Ray Robinson. Foto: Twitter/@rootsoffight
Selama 25 tahun karier ikoniknya, Sugar Ray Robinson memiliki catatan 173 kemenangan mengesankan dari 200 pertarungan profesionalnya. Dia juga sukses mendapatkan tempat di Hall of Fame untuk kategori tinju internasional.
Keberhasilannya tersebut juga sukses membuatnya bangkit dari kemiskinan yang pernah dideritanya. Petinju legendaris itu tercatat pernah menghasilkan sekitar USD 4 juta selama kariernya atau setara dengan USD 30 juta (sekitar Rp430 miliar) dalam kurs saat ini.
ADVERTISEMENT
Sayang, gaya hidup boros dan seleranya yang mahal juga berkontribusi pada kebangkrutan yang diderita Robinson di akhir karier tinjunya.
Diwartakan Sportscasting, Robinson pernah membeli kelab malam di Harlem, New York yang akhirnya ditutup karena salah urus. Dia juga selalu mengendarai Cadillac merah muda dan dikelilingi oleh rombongan wanita cantik.
Robinson saat adu panco dengan aktris Anna Magnani di sebuah kelab malam di Harlem, New York, AS. Foto: Twitter/@@Dear_Lonely1
Selain itu, Robinson juga dikenal dengan selera mahalnya dalam memilih berbagai perhiasan dan mantel bulu yang mencolok.
Bahkan, dalam autobiografi miliknya, Robinson telah mengakui bahwa dirinya mengalami kebangkrutan pada 1965 lalu. Dia telah menghabiskan seluruh uang yang diperolehnya baik di dalam maupun di luar ring.
Namun, terlepas dari bagaimana naik-turun kehidupan dan karier tinjunya, Sugar Ray Robinson tetaplah legenda tinju dunia yang dihormati oleh para petinju hebat lainnya. Wafat pada April 1989 lalu, kehebatannya akan terus dikenang dalam sejarah tinju dunia.
ADVERTISEMENT