Konten Media Partner

5 Fakta Menarik Rumah Adat Desa Sasak Sade di Lombok, NTB

29 Februari 2020 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Papan nama Desa Wisata Sade. Foto: Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Papan nama Desa Wisata Sade. Foto: Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Ada banyak hal menarik yang bisa dikunjungi ketika menginjakkan kaki di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satunya kawasan Desa Sasak Sade yang memiliki bangunan perumahan yang unik. Hanya berjarak sekitar 20 menit dari Bandara Internasional Lombok, desa ini sudah dikelola dengan baik untuk para wisatawan.
ADVERTISEMENT
Desa Sasak Sade merepresentasikan kehidupan masyarakat Suku Sasak pada masa lalu. Rumah di kawasan desa wisata ini berjumlah sekitar 150 rumah yang bukan rumah museum atau rumah pameran tetapi rumah tempat tinggal warga. Ada sekitar 700 jiwa yang tinggal dalam kawasan Dusun Sade ini.
Apa saja hal menarik terkait bangunan rumah adat yang masih dijaga selama lebih dari 15 generasi di desa ini, mari kita simak.
Isi rumah tertua di Desa Sasak Sade. Foto: Info Dompu
Rumah adat tertua di Desa Sasak Sade ditandai dengan lantai dan tembok yang masih menggunakan tanah liat dicampur dedak padi lalu dibersihkan dengan kotoran kerbau, bukan disemen atau dikeramik. Saat ini ada banyak rumah yang sudah menggunakan lantai semen dan rumah sekitarnya juga ada rumah modern. Salah satu pemilik rumah adat tertua adalah milik keluarga Ina Nawi.
Rumah Inak Nawi sebagai salah satu rumah tertua di Desa Sasak Sadr. Foto: Info Dompu
Struktur dalam rumah Suku Sasak Sade. Foto: Info Dompu
Setiap bangunan hanya terdiri atas dua ruangan yaitu ruangan utama yang digunakan untuk menerima tamu, di sisi lainnya sebagai tempat tidur, dan ruangan dapur. Ruangan yang dirawat dengan kotoran kerbau tersebut juga dipercaya agar nyamuk menjauh dari bangunan rumah.
Ruang dapur rumah Suku Sasak Sade. Foto: Info Dompu
Atap rumah Desa Sasak Sade. Foto: Info Dompu
150 rumah tempat tinggal warga Sasak Sade beserta bangunan-bangunan pendukung lainnya menggunakan atap dari rumput alang-alang. Dari lumbung padi, mesjid, bahkan atap bangunan ATM yang ada di sekitar kawasan Sade menggunakan atap dari rumput alang-alang. Atap bangunan dapat bertahan hingga sekitar 8 tahun sebelum diganti kembali.
ADVERTISEMENT
Lumbung padi warga Sasak Sade. Foto: Info Dompu
Kendi air masyarakat Sasak Sade. Foto: Info Dompu
Bangunan rumah yang 'kecil' membuat masyarakat Sasak Sade menyimpan air kebutuhan rumah tangga di luar rumah. Air disimpan di kendi yang diletakan di samping rumah dan mendapat suplai air dari air bor. Dahulu masyarakat Sasak Sade memiliki sumur-sumur untuk menimba air.
Wadah kukit kerang untuk menyalakan api bagi warga Sade. Foto: Info Dompu
Saat melewati rumah-rumah di Dusun Sade, warga menggantung atau menyimpan lampu penerangan mereka di depan rumahnya. Selain lampu minyak mereka juga memanfaatkan kulit kerang sebagai wadah untuk menyalakan api.
Lampu penerangan warga Desa Sasak Sade. Foto: Info Dompu
Keren sekali, bukan? Kawasan Desa Sasak Sade ini termasuk lokasi wisata budaya yang sudah dikelola dengan baik oleh masyarakat sekitar. Kesadaran masyarakat yang cukup tinggi membuat mereka bekerja melayani pengunjung dengan baik.
ADVERTISEMENT
Jika kamu tertarik berkunjung ke desa ini jangan lupa siapkan budget untuk sumbangan warga dan untuk membayar guide lokal. Kamu juga sangat disarankan membeli oleh-oleh buatan masyarakat yang jauh lebih murah dibandingkan membeli di luar. Misalnya gelang yang bisa kamu beli 5 biji seharga Rp 10 ribu saja.
-
Intan Putriani