Fisikawan: Pemadaman Listrik Tak Sebabkan Rusaknya Barang Elektronik

Konten Media Partner
8 September 2019 9:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perbaikan jaringan listrik. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbaikan jaringan listrik. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Info Dompu – Pemadaman listrik dalam beberapa pekan menjadi salah satu topik yang cukup banyak dibicarakan. Pemadaman listrik di Jakarta dan wilayah sekitarnya pada awal Agustus 2019 mengundang banyak reaksi masyarakat di Indonesia, tak terkecuali masyarakat Dompu di Nusa Tenggara Barat (NTB).
ADVERTISEMENT
Sebagai kawasan yang cukup sering mengalami pemadaman listrik, warga Dompu saat kejadian pemadaman listrik ibukota justru mengeluhkan kerusakan barang-barang elektronik yang mereka miliki. Kerusakan ini di antaranya charger ponsel, mesin cuci, pompa air, laptop dan lainnya.
Ilustrasi Kerusakan barang elektronik. Foto: ixabay
Menanggapi hal itu, Pelangi (42) fisikawan Jerman yang pernah melakukan perjalanan bersama istrinya ke Dompu menyampaikan melalui pesan WhatsApp (19/8) “Contoh barang yang rusak karena pemadaman listrik seperti HP, pompa air, kulkas sebetulnya tidak bisa rusak kalau listrik sering mati hidup. Seperti HP dan laptop mempunyai transformator dan baterai yang tidak merasakan mati dan hidupnya listrik,”.
Ia pun menyatakan jika ada barang elektronik yang rusak mungkin komputer biasa, sehingga ia menyarankan untuk memakai suplai daya bebas gangguan atau UPS (Uninterrruptible Power Supply).
ADVERTISEMENT
“Di Indonesia kita pakai suplai daya bebas gangguan atau UPS karena sering mati lampu,” pesannya.
Menurutnya, yang sering bisa merusak alat-alat listrik biasanya bukan mati listrinya, tetapi naik turunnya tegangan listrik atau tegangan konstan rendah. “Satu alat yang membutuhkan sekian daya atau watt (sesuai ketentuan) akan selalu membutuhkan sekian watt,” ungkapnya.
Fisikawan Jerman dan istrinya saat perjalanan ke Dompu. Foto: Dokumen Pelangi
Berdasarkan rumus tegangan (Volt) dikali Arus (Ampere), katanya, jadi kalau tegangan atau voltase turun maka arus harus naik untuk tetap menyediakan daya yang dibutuhkan. Ia pun menjelaskan bahwa barang elektronik bahkan kabel listrik biasanya untuk arus tertentu, sehingga kalau arusnya naik maka kabelnya akan rusak. Ia mencontohkan, kalau orang merancang alat untuk 220 Volt mereka akan menentukan ketebalan kabel sesuai daya 220 Volt. Kalau tegangannya turun alat tersebut kemungkinan bisa rusak.
ADVERTISEMENT
-
Intan Putriani