Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Jumlah ODP dan PDP Meningkat Drastis, NTB Masih Zona Biru Penyebaran Corona
24 Maret 2020 10:25 WIB
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini termasuk wilayah di luar zona merah kasus COVID-19 atau masih berstatus biru. Namun, tak bisa dipungkiri jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meningkat drastis.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi dalam konfrensi pers, Senin (23/3) sore. Eka menyatakan saat ini jumlah total PDP dan ODP di NTB berjumlah 348 orang.
"PDP dan ODP yang sudah berkontak dengan kita, yang diperiksa 348 orang. 21 PDP, 11 selesai dalam masa pengawasan, 10 masih dalam pengawasan di Rumah Sakit. Kemudian ODP total 327, yang selesai dalam pemantauan 149, yang masih dalam pemantauan 178," ujar Eka.
Menurut Eka dalam beberapa hari terakhir jumlah ODP di NTB meningkat drastis. Hal tersebut, kata Eka, salah satunya disebabkan oleh beberapa wilayah seperti Lombok Timur dan Kabupaten Bima akibat pekerja migran banyak yang pulang kampung.
"Dalam empat hari terakhir ODP meningkat tajam. Pertama, karena dengan ditutupnya kantor, sekolah, kemudian yang di Luar Negeri pun pekerja-pekerja (migran) banyak yang tidak bekerja sehingga mereka pulang kampung. Dari pemantauan kita di beberapa daerah ada peningkatan yang cukup tinggi seperti Lombok Timur dan Kabupaten Bima," terang Eka.
ADVERTISEMENT
Menanggapi jumlah yang meningkat tersebut, Eka menjelaskan dirinya tengah menyiapkan strategi penanganan Virus Corona di NTB. Ia pun mengingatkan bahwa kondisi NTB saat ini ada di fase kewaspadaan menuju ke fase kedua.
"Saya menyampaikan skenario terhadap kemungkinan kesiapan kita memasuki fase kedua. Fase kita sekarang adalah fase kewaspadaan maka fase kedua adalah fase dimana transmisi penyakit itu tengah masuk ke sini, itu fase kedua," ungkapnya.
Eka juga menyampaikan upaya pemerintah NTB dalam kewaspadaan terus ditingkatkan yaitu untuk menunda fase transmisi atau fase kedua itu terjadi.
"Kita melihat ODP meningkat dengan tajam. Probabilitasnya ODP meningkat tajam pasti PDP juga meningkat tajam. Sehingga kita harus lebih siap melakukan pencegahan, meluaskan penangkalan terhadap Corona, sehingga jumlah PDP dan OTP ini bisa kita tekan," jelas Eka lagi.
Eka pun menjelaskan jika orang sudah ODP atau PDP tidak ditekan maka mereka jauh lebih beresiko terhadap penyakit COVID-19 dibanding orang yang belum terdeksi. Eka menerangkan saat ini NTB juga memiliki banyak Orang Dengan Resiko (ODR).
ADVERTISEMENT
"Kita juga banyak ODR yaitu orang-orang yang pulang dari perjalanan yang masih sehat. Betul dia sehat tetapi dia punya resiko menjadi ODP bahkan menjadi PDP," ungkap Eka.
Lebih lanjut Eka menerangkan ODR lainnya adalah orang yang kontak dengan PDP. Sehingga saat PDP meningkat maka ODR juga akan meningkat. Hal terbaik yang perlu dilakukan masyarakat NTB saat ini, menurut Eka, adalah meminimalkan kontak.
"Jadi bukan hanya social distancing tetapi juga body distancing, dimana kontak badan juga kita minimalkan. Semakin sering kita berkontak, resiko penularan dari COVID-19 atau SARS-COV-2 semakin besar," tegasnya.
Menjawab pertanyaan dari awak media terkait 22 wilayah atau provinsi di Indonesia yang ditetapkan sebagai zona merah penyebaran corona, Eka bersyukur NTB belum masuk fase tersebut.
ADVERTISEMENT
"NTB masih biru, alhamdulillah," ujar Eka.
-
Intan Putriani