Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Katente dan Sanggentu, Budaya Berpakaian Petani Dompu
6 Maret 2019 9:40 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Apapun profesi pria Dompu, pasti lekat dengan yang namanyanya bertani. Apakah profesinya sebagai guru, perawat, atau bekerja di kantor pemerintah tetap harus paham atau minimal harus tahu caranya bekerja di sawah atau ladang.
ADVERTISEMENT
Orang Dompu bekerja mengelola lahan pertaniannya secara turun temurun hingga menjadikan profesi ini mayoritas diantara pekerjaan lainnya. Ada yang memilih bertani sebagai pekerjaan utama, ada yang memilih sebagai pekerjaan tambahan.
Dalam hal berpakaian tentu harus menyesuaikan profesi. Pria Dompu yang menjadikan bertani sebagai jalan hidup tentu memiliki pakaian khusus ke sawah atau ladangnya.
Tembe nggoli atau sarung tradisional Dompu adalah atribut yang selalu melekat pada pria Dompu yang bekerja sebagai petani. Cara penggunaan sarung untuk pergi ke ladang dengan acara lainnya tentu berbeda.
Katente dan saremba tembe namanya, yaitu memakai dua helai sarung nggoli yang satu untuk dililit di pinggang dan yang satu lagi disilangkan atau diselempangkan pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Pada prakteknya petani hanya memakai sehelai sarung saja yang memiliki dua fungsi. Katente digunakan sebelum bekerja atau setelahnya, sedangkan saremba digunakan pada saat bekerja.
Katente dan saremba tembe memiliki banyak makna dan maksud. Makna paling populer bagi katente adalah menunjukan wibawa dan taat beribadah. Sedangkan saremba menandakan seseorang pekerja keras dan pantang menyerah.
Menggunkan sarung ini saat bekerja di sawah kalau dipikirkan sedikit ribet. Tetapi penggunaan pakaian ini ternyata disesuaikan dengan kebutuhan hidup orang Dompu jaman dahulu.
Jika suatu pekerjaan dalam bertani ingin diselesaikan dengan cepat, maka sarung harus diselempangkan atau di-saremba. Sedangkan setelah bekerja pemakaian sarung adalah dengan gaya katente seperti halnya sebelum bekerja.
Hal lainnya kenapa seseorang harus membawa sarung dan mengenakan seperti salempang, karena usai bekerja, ketika pulang, sarung tersebut bisa juga berfungsi sebagai tas untuk menaruh sayur-sayuran. Serta untuk menghindarkan sarung dari najis, maka harus diselempangkan. Biasanya sarung yang dikenakan petani juga berfungsi untuk shalat bagi pria di Dompu.
ADVERTISEMENT
Live Update